Messorem

1.4K 184 18
                                    

Messorem

Jaehyun x Taeyong

Idea ©InfiniteLjong on twitter

©claertesquieu 2020

Punggung yang lelah kini tengah terlentang di atas kasur yang berderit kecil. Helaan napas lantas mengikuti, helaan yang terdengar lebih keras hingga membuat deritan kasur tersamar sembunyi. Harusnya dia sudah terbiasa dengan punggung remuk yang seakan telah tercambuk, harusnya dia juga sudah biasa dan menulikan diri dari cercaan orang. Namun sayang tidak, dia tidak akan pernah terbiasa.

Entah hatinya yang terlalu lembut, entah isi kepalanya yang sering berpikir ribut. Taeyong tidak tahu, dan tidak akan pernah tahu.

Lelah badan diiringi kantuk yang perlahan datang merangkul. Rengkuhannya dekap, menghalau mata Taeyong untuk terbuka lebih lama sekalipun si pemilik mencoba melawan. Akhirnya Taeyong menyerah, dia membiarkan dirinya terlarut dalam lantunan nada selamat tidur yang tak terlihat.

///

Rumput tanggung tumbuh subur di sekeliling tempat Taeyong tertidur. Kedipan matanya berulang beberapa kali, lantas alis berkerut tanda ketidaktahuan yang tengah terpikir. Dilihatnya sekeliling, tempat yang sangat tidak familier terhampar seluas mata memandang. Segera ia berdiri, lalu terkejut hingga kedua kaki berjingkat karena dia tidak tahu sejak kapan dia sudah memakai baju yang berbeda.

Baju serba putih, lebih tepatnya. Untuk sejenak Taeyong berpikir jika dia sudah mati karena terlalu lelah. Terlebih, saat dia mencoba mencubit tangannya, dia sudah tidak merasakan sakit. Prosentase jika ia benar telah meninggal semakin menguat di dalam pikiran.

'Apa ini surga?'

"Jelas bukan," Satu suara menyahut dan Taeyong langsung menoleh. Ia mendapati sosok asing yang perlahan berjalan mendekati.

"Kau bisa mendengar pikiranku?" Taeyong bertanya ketika si orang asing berdiri di depannya dan si orang asing menjawab dengan sebuah anggukan kecil. "Kau siapa?" Taeyong kembali bertanya.

"Aku? Aku adalah bagian dari dirimu yang belum pernah kau tahu."

Kening berkerut, Taeyong mengamati si sosok asing dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Jangan beri aku jawaban samar. Otakku sudah hampir meledak karena pekerjaan dan aku tidak ingin menambah beban itu. Heck, aku saja tidak tahu apakah aku masih hidup atau tidak, jadi tolong, jangan buat aku berpikir lebih banyak."

Tersenyum, si sosok asing menekankan telunjuknya ke kerutan kening Taeyong hingga menjadi samar. "Saatnya kau bangun."

Taeyong baru membuka mulutnya, hendak bertanya lebih banyak sebelum semuanya menjadi gelap.

///

Terhentak karena bunyi alarm sudah lama tidak dirasakan Taeyong, namun hari ini, dia mengalaminya lagi. Dengan segera dia meraih ponsel untuk melihat waktu yang tertera dan sumpah serapah membuntuti setelahnya. Dia hampir saja telat. Selama mempersiapkan diri, dia masih mengutuk mimpinya yang dia sendiri memiliki ingatan samar akan itu. Tapi satu, dia masih ingat jelas wajah yang muncul di sana.

Satu hari di tempat kerja dilalui Taeyong seperti biasa. Batas waktu yang mengejar, makian atasan yang hanya ingin tahu hasil akhir tanpa tahu proses dibaliknya, sudah menjadi pelengkap keseharian yang harus Taeyong lewati. Tubuh lelahnya ia seret malas menuju kamarnya yang terletak di lantai tujuh, punggungnya ia rebahkan dengan satu tangan memijat kening yang uratnya mulai nampak.

Rhapsody || JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang