Can't Go

27.2K 2.7K 756
                                    


Jangan pura pura lupa, VOTE agar sama sama nyaman, anda vote author lanjut 😳

Vote dan komen hukumnya WAJIB. Setidaknya berikan apresiasi terhadap tulisan yang author buat..

Sungguh... Merangkai kata agar bisa dinikmati sangatlah tidak mudah 😞

Untuk menghargai para author sebaiknya dibiasakan sejak dini. VOTE sebelum membaca.

Terimakasih ☺️

||||||||||||||||||||||








|||||||||||||||







|||||||


By : avrG

°
°
°


***







-

Diwaktu yang sama, ditempat berbeda -





"Nona Lalisa baru membeli sebuah gedung didaerah Mapo-gu Tuan.."

Seorang pria paruh baya menggunakan kaca mata menyerahkan sebuah berkas yang terbungkus map di atas meja kerja seorang pria yang lebih muda darinya. Pria paruh baya ini begitu sopan meletakan berkas hingga si pria muda itu lekat memperhatikan bagaimana map itu tergeletak dimejanya.

"Apa gedung itu besar?" suara baritone pria muda ini terdengar maskulin.

Kepalanya kini terangkat melemparkan tatapan hangat pada pria paruh baya dihadapannya yang sedikit menundukkan kepala setelah meletakkan berkas itu.

"Cukup besar untuk sebuah gedung bagi perusahaan pertama Tuan.." ujar pria paruh baya ini menunduk sopan dengan kedua tangan bersedekap diperut bagian bawah.

Pria muda yang duduk dibangku kerja itu lantas menganggukan kepala ringan berkali-kali dengan bibir mengerucut tersenyum tipis. "Biarkan saja dulu, tetapi terus laporkan perkembangannya padaku.."

"Baik tuan.." pria paruh baya ini lantas membungkukkan tubuh dan berjalan mundur meninggalkan si pria muda yang berkutat dengan pikirannya.

"Lalisa-- Manoban.."

Pria ini bergumam menyandarkan punggung dengan kepala menekuri tiap sisi langit-langit ruang kerjanya yang dingin.




















***

- 10.23 pm KST -


Jennie terbungkuk memegang lutut dengan napas terengah-engah didepan pintu kamar asrama. Wanita bermata kucing ini berlari kencang dari lapangan sepak bola sampai didepan pintu kamar untuk menghindari kejaran dari Na Rae si ketua asrama yang kejam.

"Haahh.. Haahhh.. untung Na Rae eonni gempal. Lagi pula kenapa bisa pas sekali saat dia berjaga di lapangan. Haahh.. hahhh..." gumam Jennie yang terselip gerutu kekesalan masih dengan posisi merunduk menghirup napas dalam-dalam dengan mata menatap lorong kosong.

Na Rae si ketua asrama wanita yang terkenal kekejamannya itu adalah seorang atlet Ssireum; olahraga gulat tradisional dari Korea. Wanita ini memiliki postur tidak terlalu tinggi dan badan yang gempal padat. Ketika berjaga, ia selalu membawa pemukul Baseball ditangan untuk menghukum mangsa. Sehingga siapapun yang berhadapan dengan wanita ini pasti nyalinya akan langsung menjadi ciut dan mengecil. Example; Lalisa Manoban.

Turn On, LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang