Don't Cry

29.7K 2.6K 651
                                    

Jangan pura pura lupa, VOTE agar sama sama nyaman, anda vote author lanjut 😳

Vote dan komen hukumnya WAJIB. Setidaknya berikan apresiasi terhadap tulisan yang author buat..

Sungguh... Merangkai kata agar bisa dinikmati sangatlah tidak mudah 😞

Untuk menghargai para author sebaiknya dibiasakan sejak dini. VOTE sebelum membaca.

Terimakasih ☺️

||||||||||||||||||||||








|||||||||||||||







|||||||


By : avrG

°
°
°





***


Malam hari jalanan Hongdae selalu saja lebih ramai, walau sebenarnya hari ini Hongdae malam lebih senggang dari biasanya. Tetapi tetap saja, jika malam tiba jalanan itu akan kembali dipenuhi oleh manusia, itulah kenapa jalanan Hongdae disebut jalanan yang tidak pernah tidur.


Jalanan itu tetaplah ramai bagi seorang Lalisa yang menyukai ketenangan.


Lalisa dan Jennie tengah duduk bersebelahan disebuah café yang terletak dijalanan Hongdae, Mapo-gu. Sesi latihan malam keduanya selesaikan lebih cepat karena Lisa akan bertemu dengan seseorang.


Karena ini bukan akhir pekan Lalisa tidak bisa menemui seseorang itu disiang hari, ia tak mungkin mengorbankan waktu berlatih memanahnya.


Berbeda dengan Lalisa yang sejak tiba duduk menikmati alunan musik dan ketenangannya. Jennie, si nona Kim ini melipat kedua tangan didepan dada menampilkan wajah cemberut masam. Kesenangannya berubah kala tahu Lisa akan bertemu dengan seorang wanita di sebuah café.


"Apa pertemuan pertama kalian harus dilakukan disebuah café?" tanya Jennie pada akhirnya memecahkan keheningan diantara keduanya.


Bukan Lalisa tak peka, ia sebelumnya sudah memberitahu Jennie jika akan bertemu dengan seorang wanita dicafe, tetapi karena wanita bermata kucing itu terlalu senang diajak, ia pun tak terlalu mendengarkan kalimat-kalimat yang Lalisa ucapkan.


Wajahnya langsung berubah cemberut masam sesaat turun dari bus ketika Lalisa menunjuk sebuah café tempat pertemuannya dengan seorang wanita. Jennie pikir pertemuan pertama mereka akan diadakan digedung baru calon perusahaan milik sang kekasih.


Sosok yang akan Lalisa temui yaitu seorang wanita yang akan menjadi sekretarisnya. Wanita muda, cantik dan cerdas yang sebelumnya sudah Lalisa pilih dari berbagai berkas yang dikirim dari banyaknya pendaftar.


Semua persiapan nyaris terpenuhi, dari mulai fashion editor, photographer, makeup artist, stylist, hair stylist, set dan lainnya. Karena Lalisa seorang pemanah tentu ia tidak akan bisa selalu mengawasi pekerjanya. Sehingga, Lalisa tinggal membutuhkan seorang sekretaris yang nantinya dapat membantu dirinya mengatur semua keperluan dan kepentingan.


"Lalu apa kami harus bertemu di hotel?" goda Lisa memutar kepala dari jendela kaca.


Setengah tertawa melihat kedua mata Jenne melotot lebar dengan tatapan horror membunuh yang sejujurnya tak sedikitpun Lalisa takut dengan mata kucing itu.


Turn On, LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang