"Bagaimana kondisi istri serta anak saya dok?". Tanya arnold panik, kini ia berada dirumah sakit dengan indri yang berada didalam ruangan belum sadarkan diri,
"Maaf pak, dengan berat hati saya menyampaikan bahwa anak bapak tidak bisa tertolong. sedangkan kondisi istri bapak belum sadarkan diri". Jawab dokter itu kepada arnold,Seketika, arnold merasa dunianya runtuh.
Anak yang dinanti-nantikannya telah pergi untuk selamanya,
Hatinya sakit, dadanya sesak.
Lalu ia melihat dari luar jendela indri yang masih terbaring lemah disana."Ini semua gara gara kamu! Ga becus jaga anak aku!".
Setelah mengatakan itu dengan penuh kekesalan juga kecewa dihatinya, arnold pergi dari sana keluar ntah kemana meninggalkan indri sendirian.
Sedangkan paman bibinya sedang mengurus jenazah kakaknya,
.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian,
Indri mulai sadar. Matanya perlahan mulai membuka lalu ia mengerjap menatap keseliling,
"Auu..". Indri memegang kepalanya yang terasa pusing,"Indri, kamu sudah sadar nak?".
terdengar suara bibinya yang duduk disofa langsung berdiri menghampiri indri diranjang rumah sakit,
"Bibi? Aku dimana? Aku kenapa?".Tanya indri kepada bibinya,
"Kamu dirumah sakit sayang. Jangan banyak bicara dulu kamu baru sadar setelah tiga hari tak kunjung bangun". Jelas bibinya kepada indri,
"Tiga hari bi? Auuu... kenapa sakit?".
"AAAAAAAAAAAA...BIBI....BAYIKU KEMANAAA???ANAKKU KEMANA BIBI!???KENAPA TIDAK ADA DIPERUTKU????KENAPA AKU TIDAK BISA MERASAKANNYA???? ANAKKU KEMANA BIBI???????". Tanya indri terkejut langsung panik ketika memegang perutnya terasa tidak ada apapun disana,
"Indri..indri tenang. Tenang dulu nak".
Bibi mencoba menenangkan indri yang mulai histeris,
"Apa anakku sudah lahir bi? Tapi kan belum saatnya, lalu dimana anakku sekarang bi? Aku ingin menemuinya". Kata indri kepada bibi,
"ARNOLDDDD...ARNOLDDD....". Indri berteriak dari tempat tidur memanggil arnold,
"Bibi? Arnold pasti lagi gendong anak kami kan? Kemana arnold bibi?". Tanya indri kembali lagi,
Bibinya yang bingung harus mengatakan apa juga tidak bisa apa apa kecuali jujur dan pasrah memang sudah takdirnya,
"Bibi jawab aku! Dimana arnold juga anakku bi???". Indri sekali lagi mendesak bibinya yang tak kunjung membuka suara,"Indri, bibi tahu ini sangat berat. Namun bibi harus mengatakannya, anakmu sudah tidak ada indri, ia sudah bersama kakek neneknya disurga". Kata bibinya dengan suara pelan mata berkaca-kaca, sungguh ia tidak tega sebenarnya memberitahukan ini lebih dahulu kepada indri apa lagi setelah semua yang menimpa dirinya tetapi bibinya pun tidak bisa berbuat apa apa,
"APAAA??? BIBI BOHONG KAN!! BIBI BOHONGG!! JELAS KEMARIN AKU MASIH BAWA ANAK AKU DALAM PERUT TERUS KENAPA DIA SEKARANG UDAH GAK ADA BI?? BIBI BOHONG!! AKU GAK PERCAYA!! PASTI ANAK AKU LAGI DIGENDONG SAM AYAH NYA KAN BI???".
"ARNOLLDDDD ARNOLDDDD ARNOLDDDDDD".
Indri kembali histeris dengan berteriak teriak dikamar itu, ia menangis sekencang-kencangnya sambil memanggil arnold,Tak lama kemudian,
Pamannya masuk bersama dokter yang mendengar keributan didalam sini.
Langsung saja dokter menyuntikan obat bius agar indri tenang dan akhirnya tertidur."Apa yang terjadi buk?". Tanya pamannya kepada bibi,
"Indri, indri tadi sudah sadar pak. Dia langsung histeris karna merasa perutnya tidak lagi sama, dia bertanya terus kemana anaknya dimana suaminya. Ibuk bingung mau jawab apa pak, kalau bohongpun tidak ada guna. Jadi ibuk beritahu lalu ia semakin histeris. Kasian indri pak". Jelas bibi kepada suaminya sambil menangis tersedu-sedu melihat indri yang nasibnya seperti ini,
"Sudah buk, ini sudah takdirnya". Paman mencoba menenangkan istrinya.
"Pak? Kemana suaminya? Kok tidak ada muncul setelah hari itu?". Tanya bibi kembali,
"Ntahlah buk, bapak juga tidak tahu. Dia tidak lagi terlihat bahkan mobilnya sudah tidak ada, bapak coba telfon namun tidak pernah diangkat". Jawab pamannya, karena arnold setelah mendengar kabar dari dokter bahwa anaknya sudah tidak ada ia langsung pergi meninggalkan rumah sakit dan juga indri,
"Kasihan sekali indri pak, bahkan pemakaman kakaknya serta anaknya dia juga tidak ada disana. Sekarang suaminya ntah dimana".
.
.
.
.
Sore ini,
Dibawah rintikan hujan.
Indri yang telah keluar dari rumah sakit pagi tadi langsung meminta bibi dan juga pamannya mengantarkan ke makam kakak juga anaknya yang beberapa hari lalu dilaksanakan,"Kak, kenapa kakak pergi ninggalin indri? Indri sekarang sendiri disini kak, kenapa kalian semua tega ninggalin indri sendirian disini?". Ucap indri dengan linangan air mata dibawah derasnya hujan memegang nisa bertuliskan nama kakaknya yang dikubur berdampingan dengan makam adiknya,
Indri juga menoleh ke arah makam samping kakaknya, disitu adalah makam anaknya dikarenakan belum terlalu diketahui jenis
Kelaminnya maka diberi nama
ALIORE DIFANY FERNAND
Sekiranya bisa untuk laki-laki atau perempuan"Nak, kenapa kamu pergi ninggalin mama? Bahkan sebelum mama bisa ngeliat kamu".
Ucap indri sambil mengelus nisan anaknya disana sendirian,
Sedangkan paman serta bibi yang berteduh menggunakan payung yang tak jauh dari makam, mereka sengaja agar indri ada privasi untuk meluapkan perasaannya disana."Kalian semua ninggalin indri sendirian disini begitu cepat, kenapa kalian semua pergi dengan cara begitu? Indri gak tahu lagi harus gimana kedepannya mak.. pakk.. kak.. ".
Indri berkata sambil menangis tersedu-sedu,"Indri, ayo pulang. Hujan semakin deras nanti kamu sakit lagi mari kita pulang besok kalau hari cerah kamu bisa kesini lagi". Bujuk pamannya yang menghampiri indri,
Indri yang sudah lemas karna menangis dan memikirkan hidupnya hanya bisa pasrah saat bibi memegang tangannya sedikit menarik agar pergi dari tempat itu,
Akhirnya merekapun segera pulang meninggalkan makam,
.
.
.
.
.
"Hihihihi....MA...TI....".
.
.
.
(Mohon ngeliat gambarnya pas malam-malam biar ngerinya semakin nyata😆)
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT)(18+) KEMBANG DESA
HorrorWarning 18+ ⚠️‼️ Bergenre Horor Namun Ada Konten Dewasa Dan Unsur Vulgar. Smart Dalam Membaca, Cerita ini Hanya bersifat Menghibur Semata, Ambil Sisi Positifnya Jauhi Negatifnya. Tidak Suka Jangan Membaca❌‼️ Suka❓Jangan Lupa Vote dan Follownya🙏🏻 _...