2. kota hujan

72 18 50
                                    

     Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan memiliki 17. 504 pulau dan indonesia memiliki 34 provinsi, sudah pasti ada banyak sekali kota di indonesia.

    Sebenanarnya ada banyak kota yang menarik hatiku, tapi yang ku riset kali ini salah satu dari sekian banyak kota yang ku suka. Yaitu bogor

    Bogor merupakan salah satu kota dijawa barat, terletak 59 km dari selatan kota jakarta. Kota berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa, dengan luas lebih dari 118 km² yang hampir disetiap sudut alamnya dipenuhi kehangatan sejarah.

   Kehangatan sejarah terasa sangat kental karena berbagi tempat serta bangunan bersejarah dibogor

1. Binnenhof Hotel (Hotel Salak)
        Nama Binnenhof Hotel, merupakan nama awal yang diberikan saat hotel ini didirikan pada tahun 1856 silam. Pada masa era kolonial, hotel ini merupakan tempat singgah bagi orang-orang Eropa yang datang ke Bogor, baik untuk pelesiran maupun untuk urusan pekerjaan.

2. Lapangan Sempur
        Lapangan Sempur merupakan sebuah area fasilitas publik yang berlokasi di seberang Kebun Raya, tepatnya di sebelah Jln. Jalak Harupat. Setiap hari minggu, jalan raya di sekitar Lapangan Sempur ditutup untuk aktifitas Car Free Day. Konon, dahulu Presiden RI Pertama, Soekarno pernah berencana menenggelamkan lapangan ini, untuk akhirnya dijadikan bendungan yang sumber airnya berasal dari sungai Ciliwung.

Orang bogor kota biasanya kalo weekend olahraga di sempur. Track joging di sekekeliling istana dan kebun raya juga bisa jadi spot foto

3. Gedung Balaikota Bogor

          Gedung yang sudah berdiri sejak tahun 1868 lalu ini, awalnya bernama Societeit, dan merupakan tempat orang-orang Belanda yang ingin mencari hiburan setelah bekerja seharian. Pada masa itu, di dalam gedung ini terdapat berbagai fasilitas hiburan, diantaranya bar, ruang bilyar, panggung, dan lantai dansa. Dan hanya orang Belanda – Eropa saja yang boleh masuk, dan bersenang-senang menikmati kehidupan malam di dalam gedung ini. Setelah masa penjajahan berakhir, mulai tahun 1950 gedung ini digunakan sebagai Gedung Balaikota Bogor.

4. Istana Bogor
      
       Istana Bogor adalah salah satu tempat bersejarah sekaligus icon kota Bogor. Istana Bogor yang merupakan tempat dinas bagi Presiden Indonesia ini, memiliki luas areal 28 Ha. Awal pembangunannya, didirikan pada tahun 1745 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Baron Gustaf Willem Van Imhof. Banyak kegiatan penting kenegaraan yang terjadi di istana ini. Mulai dari kegiatan berskala nasional, hingga internasional, dan salah satu kegiatan internasional yang diadakan di Istana Bogor adalah APEC Summit Meeting yang diadakan pada tahun 1995 silam.


     Dan saksi bisu sejarah indonesia ada dibogor. Konon katanya banyak tamu negara yang pernah menginap di sini. Presiden RI pertama, Soekarno, lebih suka bekerja di Istana Bogor dibanding Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Jejaknya diikuti Presiden Joko Widodo yang lebih suka bekerja dan menginap di sini. 

Menurut dia, Istana Bogor lebih kondusif untuk bekerja karena udaranya lebih sejuk, suasananya lebih asri dan hijau, serta lebih tenang.

5. Kebun Raya Bogor
       
        Awalnya, kebun Raya Bogor adalah area halaman dari Istana Bogor. Kebun dengan luas mencapai 87 hektare ini, didalam area nya memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Sejak tahun 1817, fungsinya dipisahkan menjadi halaman istana Bogor.

   Kebun Raya bogor menjadi yang tertua di Asia. Dibangun pada 1817, Kebun Raya Bogor menjadi yang tertua di Asia. Asyik dibuat piknik bareng teman-teman dan keluarga. Kamu sudah pernah ke sini, belum?Dibangun pada 1817, Kebun Raya Bogor menjadi yang tertua di Asia. Asyik dibuat piknik bareng teman-teman dan keluarga. Kamu sudah pernah ke sini, belum?

6. Tugu kujang


     Tepat di bawah tugu kujang yang tinggi menjulang, derap sepatu kuda sesekali terdengar, beradu dengan hiruk-pikuk kendaraan. Terpampang nyata dengan jelas sebuah semboyan “Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga” di kokohnya lawang salapan. Yaitu sebuah landmark baru di Kota Bogor yang berupa bangunan pilar mirip dengan pilar zaman Romawi Kuno. Yang dihiasi dua bangunan menyerupai monumen Lady Raffles di Kebun Raya Bogor.


     Semboyan yang bermakna penting, menjadi panutan semua masyarakatnya yang berarti “kemajuan suatu daerah di lihat dari perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan, yang paling utama tidak merusak tatanan kehidupan masyarakat”. Sebuah kalimat sederhana yang bermakna besar dan diagungkan ini berasal dari Prasasti Lingga dan Prasasti Batutulis Kerajaan Pajajaran.

      Indahnya Lawang Salapan atau gerbang sembilan ini berdiri tegak mendampingi gagahnya Tugu Kujang yang tinggi menjulang. Dengan tinggi 25 meter dan dibangun sejak 4 Mei 1982. Saat Kota Bogor berada dibawah kendali seorang pimpinan walikota Ahmad Sobana. Menghabiskan biaya 80 juta rupiah pada masa itu diatas lahan seluas 26 meter x 23 meter akhirnya dibangunlah si kokoh tinggi menjulang Tugu Kujang ini. Diambil dari sebuah nama senjata pusaka tradisional etnis sunda yang konon diyakini memiliki keistimewaan dan kekuatan gaib. Sehingga jangan heran dengan pucuknya yang terdapat ornamen kujang yang beratnya 800kg.

       Namun impresi kesyahduan Kota Bogor saat ini tentu telah berubah dibandingkan saat Buitenzorg, sebutan lain untuk Kota Bogor. Yang dahulu masih sangat alami, saat kendaraan masih satu dua, dan ketika semua bangunan tidak boleh melebihi tinggi pohon kenari. Semua denyut keindahan yang dapat kita rasakan ini dicatat dengan apik oleh Robert Nieuwenhuys (1908-1999). Seorang penulis berkebangsaan Belanda kelahiran Semarang, Jawa Tengah, ini menuliskan kesannya tentang Kota Bogor dalam salah satu memoar fiksinya, Faded Portraits (1982).

       Kini Kota Bogor telah mengalami metamorfosa kehidupan, menjadi lebih modern dan kekinian. Atas keinginan dan cita-cita Bapak Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto yang ingin menjadikan Kota Bogor sebagai The City of Runner. 

Yang spesial dari kota bogor selain sejarahnya adalah suasana sore di sekeliling kebun raya karena Sejuk di sekeliling istana bogor sama kebun raya bogor banyak pohon2 besar cuma jangan jalan pas musim hujan ya, suka banyak yang tumbang


Selain disebut sebagai kota hujan, bogor juga diberi julukan sebagi kota sejuta angkot. Kalau di Jakarta banyak angkot mungkin masih wajar karena luas wilayah dan populasinya menjadi yang terbesar. Jangan salah, Bogor juga punya angkot yang sangat banyak. Bahkan, muncul julukan satir berupa "Kota Sejuta Angkot". Kira-kira lebih banyak kendaraan pribadi atau angkot ya?

    Tak hanya dijuluki sebagai Kota Hujan, Bogor juga mendapat julukan Kota Petir. Bahkan, Bogor pernah memecahkan rekor sebagai kota dengan petir terbanyak. Misalnya pada 2009, sekitar 322 petir dalam sehari. Padahal, normalnya hanya 80 kali. Hhmm..merinding juga ya.


Selain sejarah, dan suasana indah bogor. Bogor juga dikenal menjadi surganya wisata kuliner. Selain makanan-makanan khasnya, Bogor dikenal sebagai surganya kuliner kekinian. Banyak makanan kekinian yang lahir dari Bogor. Ada pula yang melegenda. 

Adapun makanan-makanan yang bisa dijadikan sebagai ikon Bogor antara lain roti unyil, kue lapis Bogor, asinan, makanan khas Sunda, kupat tahu, soto, dan talas Bogor.

Oke, setelah penjelasana diatas, biar ku jelaskan sedikit kenapa bogor bisa menarik hatiku (asik asik😆)

Jadi aku itu termasuk orang yang suka sama sesuatu yang berbau sejarah, sejarah itu merupakan hal menarik untukku. Aku paling suka kota yang banyak memiliki sejarah, maka dari itu aku ambil bogor, tapi selain karna sejarah bogor juga menarik hatiku karena aku suka suasana yang sejuk dan dingin. Apalagi setelah hasil wawancara katanya suasana sore disana itu sejuk, dan asal kalian tau aku salah satu penikmat hujan hihihi....

Okey, cukup sekian dan terimakasih. Sampai bertemu dipart selanjutnya☺☺

See you

Salam, hangat.
Anggie zainal

-------
Narasumber
• Ayu

Daftar pustaka
• https://www.edisusilo.com
• https://auliandryntk.blogspot.com
• https://www.idntimes.com
• https://images.app.goo.gl

From The Result Of ExplorationWhere stories live. Discover now