Special Chapter: Jeno II

1.6K 211 32
                                    

6000+ words. Maaf atas keterlambatan up nya🙏🏻

-

Sudah lewat 3 hari sejak peristiwa paling tak mengenakan dalam hidup Jeno itu terjadi. Dalam jangka waktu tersebut, Ayah dari Laki – laki itu selalu mengurung dirinya di dalam kamar. Tak pernah mau untuk keluar, walau hanya sekedar turun ke lantai bawah.

Entah sudah berapa ratus kali Jeno mengetuk pintu kamar orang tuanya itu, guna mengajak sang Ayah agar mau keluar dari kamar. Tak terhitung pula, banyak piring makanan dan gelas minuman yang Jeno letak 'kan didepan pintu kamar orangtuanya, berharap sang Ayah mau memakan makanan tersebut walau hanya sekali suap saja. Namun, tak ada satupun makanan yang disentuh oleh sang Ayah.

Jangan tanyakan bagaimana kondisi Jeno saat ini. Kondisi anak Laki-laki itu juga tidak jauh berbeda dengan sang Ayah. Disekolah, Jeno nampak lebih pendiam dan berubah menjadi dingin. Jika diajak berbicara, Jeno akan sangat jarang sekali menanggapi. Terkadang, ia juga kerap kali melampiaskan rasa sakit hatinya kepada teman – teman, atau kekasihnya yang tidak mengerti apa – apa. Sejujurnya, ia merasakan persaan bersalah kepada teman dan kekasihnya itu. Namun mau bagaimana lagi, ia memang membutuhkan tempat untuk melampiaskan rasa sakit hatinya yang melihat sang Ibu yang pergi dengan Pria lain tepat dihadapannya.

Dirinya sama sekali tak mengerti, apa kekurangan sang Ayah hingga membuat Ibunya itu tega meninggalkan keluarganya? Ayahnya adalah orang yang baik, penyayang, dan sabar, Beliau juga memiliki penghasilan yang cukup mapan, yang membuat keluarga mereka tak merasakan kekurangan. Jeno juga tahu, bahwa sang Ayah juga sangat mencintai Ibunya melebihi apapun. Selama ini keluarga mereka juga selalu baik - baik saja dan nampak harmonis. Maka dari itu, Jeno benar - benar tak mengerti dengan jalan pikiran sang Ibu. Apa yang kurang dari keluarganya sampai sang Ibu dengan tega memilih untuk pergi? Jeno merasa sudah tidak ingin peduli lagi. Yang hanya ia tahu, bahwa kini ia membenci Ibunya itu.

ππππ

Jeno mengunci pintu pagar rumahnya. Saat ini sudah pukul 10 Malam. Laki – laki itu baru saja tiba di rumahnya, setelah tadi sepulang sekolah ia memilih untuk pergi bermain basket. Semenjak Ibunya pergi meninggalkan rumah, Jeno memang jadi suka pulang larut malam. Alasannya sederhana, karena ia tidak suka suasana rumah yang terlihat sangat mencekam dan sepi. Ditambah lagi, Sang Ayah yang juga belum mau keluar dari dalam kamarnya, membuat Jeno hanya akan merasa sedih dan kesepian jika ia berada didalam rumah. Maka dari itu, ia memilih untuk menyibukkan diri. Melakukan aktivitas di luar, agar membuat pikirannya teralihkan sejenak dari masalah yang sedang ia hadapi saat ini. Dan bermain basket merupakan salah satu aktivitas tersebut.

Jeno membuka pintu rumahnya dengan malas. Laki – laki itu sedikit kebingungan saat melihat lampu - lampu dirumahnya yang biasanya mati kini menyala terang. Siapa yang menyalakan lampu – lampu itu? Sudah jelas bukan dirinya, Karena ia baru saja tiba dirumahnya ini. Apakah Ibunya sudah kembali kerumah? Jeno menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikiran yang ia anggap mustahil itu. Ibunya tak mungkin kembali kesini. Atau mungkin, sang Ayah yang menyalakan lampu? Apakah Ayahnya sudah mau keluar dari kamarnya?

Tak ingin hanya menebak – nebak, Jeno memilih untuk melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Dirinya berjalan menuju dapur saat mendengar suara ribut benda - benda berdenting dari arah sana. Ia semakin terkejut saat melihat sosok sang Ayah yang tengah berkutat serius didepan kompor. Jeno mengerjapkan matanya beberapa kali, dirinya merasa seperti ada di dalam mimpi melihat Pria itu nampak tengah sibuk memasak sesuatu. Ia berjalan mendekat kearah Pria itu.

"Papa?" panggilnya ragu. Ingin memastikan bahwa dihadapannya kini memang benar adalah sosok sang Ayah.

Merasa terpanggil, Pria tersebut menoleh. Ia memberikan senyumnya kepada anak semata wayangnya itu yang baru saja tiba dirumah.

North Stars | Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang