01

3.4K 151 6
                                    

"Hai bestie, beri ramen, yuk!" teriak temanmu sembari menggandeng bahumu dengan cukup kuat sehingga tubuhmu saja oleng.

Kamu baru saja menyelesaikan kelas pagimu yang terasa begitu panjang karena cara dosenmu mengajar membuatmu mengantuk ditambah semalam kamu begadang menonton drama hingga larut malam dan baru tidur pukul 2 pagi. Memang kebiasaanmu ini tidak pernah bisa hilang sejak kamu di Indonesia.

"Gak, gue capek, ngantuk, suntuk, lelah, lesu." Gerutumu panjang lebar, alay emang.

"Semua aja lo absen, udahlah gue yang traktir deh." Tawar temanmu sembari menarik tanganmu sedikit kencang.

"Tumben, kesambet apa lo hari ini? Biasanya juga gue yang traktir." Ujarmu sembari menatap temanmu ini dengan tatapan penuh selidik.

"Ih gue lagi baik diprotes, yaudah kalau gak mau." Cemberutnya sembari berjalan mendahuluimu namun kamu menarik tangannya sembari tersenyum.

"hehe kok ngambek sih? Maaf deh yaudah ayo berangkat sekarang keburu sore nanti." Ujarmu sembari menarik tangannya menuju halte bus sementara temanmu ini hanya mendengus kesal.



~ YOU AND I ~



Kamu dan temanmu ini baru saja sampai ke kedai ramen yang biasa kalian kunjungi namun anehnya hari ini kedai itu lebih ramai dari biasanya padahal jika kalian kemari kedai tersebut lumayan sepi dan itu yang kamu suka, kamu gak terlalu suka keramaian seperti ini.

"Penuh banget, lo yakin masih ada kursi kosong?" tanyamu sembari mengedarkan pandanganmu mencari cari kursi kosong.

"Pasti ada kok, lo cari sana biar gue yang order, kayak biasa, kan?" Suruh temanmu sembari mendorongmu agar masuk lebih dalam setelah kamu mengangguki pertanyaannya.

Kamu hanya mendengus saja dan berjalan menyusuri kedai yang penuhnya bukan main bahkan kamu saja harus berdesakan dengan pengunjung lain. Tidak lama kamu menemukan satu meja dengan dua kursi kosong di dekat jendela dengan segera kamu menghampiri meja tersebut dan duduk agar tidak ada yang mengisinya.

Kamu mengetikan pesan pada temanmu untuk mengabarkan tempat duduk kalian. Sedang asik bermain ponsel tiba tiba saja ada seseorang yang tergesa gesa dan duduk di hadapanmu begitu saja tanpa seizinmu terlebih dahulu.

"Maaf ahjussi tapi kursi tersebut sudah terisi." Ujarmu sesopan mungkin.

Pria itu menoleh padamu, kamu tidak dapat melihat wajahnya karena pria itu memakai masker dan kacamata hitam dan tidak lupa topi dengan warna senada. Kamu tidak berpikir aneh terhadapnya, mungkin memang dia orang yang tertutup.

"Ah begitukah? Maaf saya lancang, permisi." Ujarnya sembari bergeser posisi di sebelah mejamu yang kebetulan baru saja kosong. Kamu hanya menatapnya sebentar lalu kembali fokus pada ponselmu yang tengah menayangkan sebuah music video dari EXO, boy group kesukaanmu.

Setelah menunggu hampir 15 menit akhirnya temanmu datang menghampirimu dengan membawa nampan berisi pesanan kalian berdua.

"Maaf lama, penuh banget gila, mana gue dapet telepon dari dosen di suruh bimbingan sore ini jadi gue gak bisa pulang sama lo." seru temanmu sembari mendudukan diri dengan cukup kasar seraya mengipasi wajahnya dengan tangan.

"Sabar Bu, mau cepet lulus apa nggak?" Ujarmu sambil memasukkan mie tersebut ke dalam mulutmu hingga penuh.

"Yn."

"hmm?" kamu hanya bergumam karena mulutmu masih penuh dengan suapan mie yang terus kamu masukan ke dalam mulut.

"Itu liat, deh!" Ujarnya sembari menunjuk pria tadi dengan dagunya.

Pria itu kini duduk dengan tiga pria yang lain dengan penampilan yang sama, serba tertutup.

"Kenapa? Lo kenal sama mereka?" tanyamu acuh yang tentunya masih fokus dengan mangkuk ramenmu.

"Kayaknya mereka gak asing deh, lo ngerasa gak sih?" balasnya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah mereka.

"Biasa aja, eh tapi dari suaranya kayak familiar gitu, deh." Ceritamu sebelum meneguk air mineral dengan pelan.

"Apa mereka idol ya? Siapa tahu itu anggota EXO, ada Park Chanyeol di antara mereka." Celetuknya yang membuatmu hampir tersedak air yang kamu minum.

"Ngaco aja, yakali member EXO makan di tempat rame kayak gini? Gue mau ke toilet dulu." Ujarmu sambil berdiri seraya mengambil ponsel milikmu.

Saat kamu melewati meja mereka, pria tadi yang duduk di tempat temanmu itu berdiri secara tiba tiba dan menyenggol ponsel yang kamu pegang. Diluar dugaanmu, ponselmu itu jatuh dan masuk ke dalam kuah ramen yang masih mengeluarkan asap membuat ponselmu mati seketika.

Kamu menatap ponselmu yang dapat kamu yakini sudah rusak tanpa bereaksi apa pun.

"Ah maaf maaf." Ujarnya sembari membungkuk meminta maaf padamu yang sebelumnya mengambil ponselmu dari dalam mangkuk ramen miliknya.

Kamu menatapnya dengan tatapan tidak suka, "bisakah anda berhati hati? Bagaimana nasib ponsel saya sekarang? Tolong perhatikan sekitar anda!" Serumu.

Temanmu menghampirimu dan menarikmu menjauh namun kamu menepis begitu saja tangannya, "lo balik duluan aja, gue masih ada urusan sama orang ini." sarkasmu dengan tatapan masih tertuju pada pria tadi.

"Udah, Yn. Biarin aja." Bisiknya yang langsung mendapat perhatian penuh darimu.

"Biarin? Lo tau gak kalau dokumen minggu kemarin ada di situ? Lo mau nilai kita jelek?" Ujarmu sarkas.

"Lo ada bimbingan, kan? Duluan aja, gue gak apa-apa." Ujarmu melembut, membuat temanmu mengangguk dan segera pergi dari sana.

"Maafkans saya, saya tidak sengaja, saya tidak tahu anda berjalan di belakang saya." Jelasnya yang tentu saja tidak berpengaruh padamu yang masih dalam keadaan emosi.

"Anda pikir dengan hanya meminta maaf ponselku bisa kembali seperti semula?" sengitmu.

Kalian benar benar menjadi pusat perhatian semua pengunjung di kedai tersebut bahkan orang orang disana sampai berbisik bisik dengan tatapan menuju ke arahmu.

"Ikut saya, kita bicarakan hal ini di tempat lain!" Ujarnya yang langsung menarik tanganmu keluar dari kedai tersebut.

"Lancang sekali anda! Bisakah anda tidak menyentuh saya seperti ini?!" serumu yang memberontak berusaha melepaskan tanganmu yang digenggam sangat kuat olehnya.

Dia membawamu menuju parkiran mobil yang cukup sepi dan melepas genggamannya pada tanganmu. Terlihat sekali pergelangan tanganmu yang berubah merah saking kuatnya dia menggenggam tanganmu.

"Kenapa anda membawaku kesini? Ahjussi, jika anda tidak bertanggung jawab, saya tidak akan segan melaporkan anda." Ancammu dengan tatapan sangat tajam.

"Jangan memanggil saya ahjussi!" Ujarnya yang langsung membuka penutup wajahnya yang membuatmu diam seketika, seluruh tubuhmu serasa mati rasa setelah tahu siapa orang ini. Pria berwajah tampan dengan kulit yang sangat putih, pria yang selama ini kamu kagumi berdiri persis di hadapanmu.

 Pria berwajah tampan dengan kulit yang sangat putih, pria yang selama ini kamu kagumi berdiri persis di hadapanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"OH SEHUN?!"







To be continue


Gak seru ya? tenang aja masih awal kok, tunggu aja cerita selanjutnya, ok?

Dan jangan lupa buat vote guys, hargai authornya dan buat semangat authornya juga buat lanjut ceritanya.

See you😉

You and I (SEDANG PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang