Obsession 11

2.5K 284 29
                                    





Rowoon membereskan barangnya untuk ia bawa ke rumah kakeknya. Irene belum tahu berita ini, dan merasa baik-baik saja seperti tanpa ada masalah.


Irene tidak tahu berita ini karena Rowoon diam-diam membawa barangnya ke dalam mobil yang biasa ia pakai. Tentu saja dengan sopir.

"Eomma." sapa Rowoon dengan senyuman mautnya.


"Mau sarapan apa? Roti atau dengan makanan berat?"


"Ini sesuai dengan permintaanku?" tanya Rowoon.


"Eomma lupa bangun pagi dan hanya membuatkan sayurnya saja."


"Tidak apa, terima kasih eomma."

Seulgi menggandeng kedua anaknya ke meja makan, sarapan bersama. Meskipun Jennie dan Jaemin masih TK dan masuk sekolahnya jam 10 tetap saja harus dibangunkan jam 7 untuk ikut sarapan, dan belajar disiplin juga.


Rowoon melihat Seulgi dengan senyuman yang tidak biasanya ia perlihatkan, bukan senyuman dengan perasaan sedih tetapi senang karena ayahnya tidak akan diganggu lagi dengan kehadirannya didalam rumah ini.

••

Jisoo mengabari Irene tentang Rowoon yang akan tinggal cukup lama dirumahnya, dan Irene pun menyetujuinya.

"Kenapa menginap disini hyung?" tanya Jeno.

"Tidak apa, aku hanya ingin saja."

"Apa hyung diusir?"

"Kenapa aku diusir? Apa aku memiliki kesalahan dengan eomma ku?"

"Ahh berarti bukan."

••

"Rowoon, sedang apa?" tanya Suho memasuki kamar yang sudah lama tidak ia masuki.

"Sedang mengerjakan tugas dad."

"Ada yang bisa daddy bantu?"

"guruku menyuruh menempelkan stick ini dengan lem kayu, tapi aku tidak tahu belinya dimana?."

Suho tersenyum lalu pergi menyuruh pembantunya untuk mengambil lem yang dimaksud Rowoon.

"Biar daddy pasangkan."

"Dad?"

"Nee?"

"Apa eomma sudah tahu jika appa memiliki seseorang?" tanya Rowoon.

Suho mengangguk dan tersenyum sambil memasangkan hasil kerajinan Rowoon.

"Apa eomma marah?"

"Sepertinya tidak. Eomma mu sangat mementingkan kondisimu waktu itu dibandingkan masalah dengan appa mu."

"Dad, aku ingin sekolah diluar negeri. Apakah bisa?"

"Tentu bisa."

"Tapi bagaimana dengan eomma?"

"Kenapa memangnya eomma mu?"

"Kata daddy kan eomma mementingkan kesehatanku, dan sekarang aku sudah sehat. Apa eomma akan membahas tentang hal itu dan bertengkar dengan appa?"

"Eomma mu pasti sudah melupakan kejadian itu. Kamu sudah mengingat semuanya?"

"Hanya beberapa saja."

"Apa sikap appa mu masih sama?"

"Sama tapi itu karena lupa dan kebiasaan."

"Kamu pindah kesini karena apa? Tidak nyaman?"

O̷B̷S̷E̷S̷S̷I̷O̷N̷ [SEULRENE]Where stories live. Discover now