O̷B̷S̷E̷S̷S̷I̷O̷N̷ 21

1.8K 180 61
                                    





Rowoon dan kedua adiknya menantikan kedatangan Irene. Sudah dua hari mereka menginap di rumah Suho dan Jisoo.

"Rowoon, ikut daddy ke balakang." ujar Suho yang memasuki kamar Jaehyun karena mereka sedang bermain disitu.



"Ada apa dad??." tanya Rowoon, melepaskan sandalnya dan memasukkan kakinya ke dalam jacuzzi.

"Rowoon-ah, apa Rowoon senang tanpa appa Rowoon?." tanya Suho.

Rowoon menggeleng cepat kepalanya.

"Rowoon mendukung eomma untuk berpisah dengan appa?."

"Sebenarnya tidak. Kasihan eomma, tapi sekarang Rowoon harus bisa menjaga eomma, Jaemin, dan Jennie."

"Apa alasan Rowoon??."

"Kasihan eomma. Appa harusnya selalu ada disisi eomma sampai tua nanti."

Suho mengelus surai lembut Rowoon. Anak Kim Seulgi yang paling dewasa dan bisa diandalkan untuk diberi amanah dan bisa bertanggung jawab.

Seulgi harusnya bangga memiliki anak seperti Rowoon, yang pintar dan dewasa. Tidak semua anak yang dimarahi dan diperlakukan sama seperti apa yang Seulgi lakukan ke Rowoon menjadi anak good boy. Mereka akan semakin nakal atau susah untuk diajak berkompromi.

"Jika nanti appa tidak ada disamping eomma. Rowoon harus berjanji pada daddy untuk terus menjaga eomma."

"Nde arrasseo. Memang appa dan eomma sudah berpisah?."

Suho yang mendapatkan pertanyaan hanya bisa mendongakkan kepalanya ke atas melihat langit malam yang diterangi oleh beberapa bintang dan bulan sabit lah yang paling terang diantara semua itu.

Ia menahan sesak yang ada didalamnya dirinya. Pertanyaan itu membuat Suho kembali hancur karena kata perpisahan adalah kata yang paling ia benci sejak Seulgi kecil.

Suho merasakan bagaimana jika pasangan dia sendiri berselingkuh dengan temannya sendiri. Dunia nya hancur, setidaknya laki-laki bisa melupakan semua dan masih bisa membuka hati. Namun bagaimana dengan Irene? Tidak hanya perasaan sakit diselingkuhi, tetapi perjuangan dia selama ini mengurus keluarga kecilnya, dan anak pertama yang tidak disukai suaminya sendiri.

Bukannya Suho belum bisa melupakan mantan istrinya, tetapi pahitnya ditinggalkan itu masih berbekas jadi cukup sulit untuk dilupakan.

"Eomma dan appa mu belum berpisah. Bisa jadi eomma mu memaafkan appa mu." sahut Jisoo dari pintu.

Dia mendengar semuanya, tentang anak tiri dan temannya.

"Semoga eomma memaafkan appa." balas Rowoon dan ia mulai bermain didalam kolam hangat itu.

"Bagaimana?." tanya Jisoo.

"Susah untuk dilakukan Jisoo-yah. Tidak semudah itu memaafkan orang yang memilih berselingkuh. Fisik mungkin bisa sembuh, namun tidak dengan perasaan ketika sakit hati." balas Suho.

"Aku sudah ada disisimu dan menjadi penggantinya, apa kamu belum sembuh dari luka lama mu??." ujar Jisoo, karena dilihat dari raut wajah Suho saja Jisoo bisa menebaknya.

"Aniya, perpisahan itu sangat sulit diterima. Jika memang takdir atau sudah dipanggil Tuhan, kan beda cerita. Bahkan aku saja tidak punya kenangan manis bersamanya karena perjodohan itu."

"Kalian sedang membahas siapa??." tanya Rowoon yang mencermati obrolan mereka namun tidak paham siapa yang dibicarakan.

"Tidak ada."

O̷B̷S̷E̷S̷S̷I̷O̷N̷ [SEULRENE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant