|22,0|

4.6K 595 75
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca


////



💜💜💜


Sudah lebih dari satu jam mereka menaiki semua wahana disini.

Puas.

Ya, Alen puas sekali karna akhirnya dia bisa mencoba semua permainan disini. Minggu lalu dirinya sempat kesini, namun ternyata banyak sekali yang datang. Menjadikan dirinya tak punya banyak waktu untuk mencoba semua permainan.

Keduanya sudah tampak kelelahan akibat tertawa, terakhir mereka mencoba wahana bombom kar. Alen dengan sengaja menabrak mobil Revan membuat Revan terpental beberapa kali.

"Udah puas?". Tanya Revan melirik Alen dari ujung matanya yang sedang meminum air mineralnya.

"Puas sekali hehe". Balas Alen setelah selesai minum.

Revan melirik jam tangannya, tak terasa jarum jam sudah menunjukkan di angka delapan lewat. Itu berarti sudah hampir tiga jam mereka disini.

Tandanya sudah waktunya mereka untuk pulang. Besok dirinya harus bekerja, begitu pun Alen yang harus sekolah.

"Pulang?". Tanyanya.

Namun Alen masih melihat disekeliling, mencoba memeriksa lagi apakah ada wahana yang belum mereka coba.

Maka semenit kemudian Alen menghadapkan badannya didepan Revan. Mendongak menatap hazel milik pelatihnya ini. Revan mau tak mau juga ikut menatap kedua mata bulat itu.

Revan menunggu apa yang akan dikatakan Alen selanjutnya.

Keduanya terdiam cukup lama, masih betah menyelami netra satu sama lain.

Tak lama Revan merasakan ujung kemejanya ditarik pelan, melirik kebawah sejenak sebelum kembali menatap Alen dengan tatapan bertanya.

"Rumah hantu?". Ucap Alen dengan binar polosnya.

Maka Revan pun mengernyitkan dahinya.

"Terakhir? Ya? Boleh?". Tanya Alen, sumpah mati Revan sedari tadi susah payah menahan dirinya didepan Alen, bagaimana tidak? Kedua onyx bulat itu menatapnya begitu polos, memohon dengan sangat. Apalagi suara sosok ini juga sangat pelan dan lembut.

Argh!

Lantas selanjutnya Revan hanya bisa mengangguk pasrah, membiarkan dirinya ditarik kembali menuju wahana terakhir yang akan mereka masuki.



Pertama kali yang mereka lihat didalam wahana ini adalah, gelap. Ya, gelap.

Suara musik yang menyeramkan sengaja menambah kesan angker dirumah hantu ini.

Alen berjalan didepan, sementara Revan yang berjaga dibelakang.

Hantu-hantu itu belum menampakkan diri sesudah pintu masuk.

Revan menyeringai menatap Alen yang berjalan didepannya.

Tangannya berniat menyentuh leher anak ini bermaksud mengagetinya. Namun sebelum jarinya menyentuh leher itu, dirinya dibuat kaget lantaran Alen sudah lebih dulu berteriak dan berlari kebelakang badannya untuk bersembunyi.

Revan menoleh kedepan.

Ah, ada mbak kunti ternyata. Alen berteriak karna mungkin terkejut tiba-tiba didepannya ada sesosok setan ini.

Revan tertawa pelan merasakan Alen yang bergetar dibelakangnya.

"Kok takut? Yang ginian takut? Cemen ah". Ledek Revan, Alen yang merasa dirinya diledek, menegakkan kembali tubuhnya dan kembali berjalan normal.

Coach  •ᴠᴋᴏᴏᴋ [COMPLETE]Where stories live. Discover now