Ep. XI : Fainted

6.2K 382 10
                                    

Rasa kantuk yang menyeruak membuat Jimin susah sekali memfokuskan diri pada jalanan. Anehnya padahal tadi malam Jimin tidur awal sekali, estensinya sedikit menatap pada Lea yang tidur pulas disebelah nya. Jimin ingat dulu, jika bukan karena Jungkook mungkin saja Jimin tidak akan pernah bertemu dengan Lea dan menikah seperti sekarang.

Jimin menarik nafas perlahan dia tidak mau kehilangan Lea, sedikitpun tidak. Tapi Jimin pun tidak siap jika suatu saat nanti Lea membencinya, bahkan tidak mau untuk menatap wajah Jimin lagi.

Perjalanan menuju ke rumah orangtua Jimin lumayan jauh jaraknya dari rumah mertuanya. Tadi pagi, Pagi-pagi sekali Ibunya menelpon agar Jimin dan Lea tidak lupa datang ke rumah karna hari ini sang Ibu berulang tahun.

"Oppa apa kita sudah sampai? " Lea tiba-tiba bangun dan langsung menatap Jimin dengan tatapan sayu khas orang bangun tidur.

"Belum, tidur saja nanti pasti Oppa bangun kan, " Jimin menjulurkan tangannya untuk mengusap kepala Lea.

Lea menggeleng saat dia mengeliat keseliling, jalanan ini sangat familiar dan mereka sudah sangat dekat, "aku sudah tidak mengantuk, "

Bunyi ring tone panggilan masuk membuat Lea membongkar tasnya untuk mencari suara yang bersumber dari handphone.

Kim Taehyung is calling....

Lea sempat terdiam memperhatikan nama si pemanggil, bingun antara mau di angkat atau tidak. Karna berhubungan dengan Taehyung di depan Jimin bukanlah hal yang baik.

"Jangan di angkat, " Lea menoleh ke arah Jimin yang pandangannya lurus ke jalanan.

Mendengar itu Lea langsung menyimpan handphonenya , Lea tidak tau apa yang salah dari Taehyung hingga Jimin membencinya. Begitu pula dengan Taehyung, seolah-olah mereka adalah musuh bebuyutan.

Tak terasa mobil Jimin sudah memasuki perkarangan rumahnya Ibu mertuanya. Lea sedikit merasa tak enak jika disini terlebih karna sikap Ibu mertuanya yang menunjukan ketidak sukaan nya secera terang-terangan pada Lea. Selebihnya semuanya baik-baik saja, Ayah mertua dan kakak iparnya bahkan baik sekali.

"Ibu sangat merindukan mu, " saat mereka sudah sampai di depan pintu, Ibu Jimin langsung menyambut mereka hangat. Ralat, bukan mereka tapi hanya Jimin saja, mertua nya bahkan tidak pernah menganggap Lea sama sekali.

Sementara Ibu mertuanya hanya memandang Lea dengan pandangan remeh. Selalu begitu, Lea tidak akan pernah merasakan perlakuan manis dari mertuanya.

"Jimin aku rindu sekali, " suara itu datang, lalu sosok itu memeluk Jimin erat.

"Ra hentikan! " Jimin mengintrupsi sementara Lea hanya menunduk untuk tidak terlalu memperdulikan itu. Walau sesusah apapun Lea berusaha hatinya tetap sakit melihat itu.

"Jim jangan begitu Yoora pasti sangat kangen sekali, " mendengar itu Lea hanya bisa tersenyum kecut, sebenarnya siapa disini istrinya Jimin dia atau Yoora?

Jiyeon yang melihat itu bahkan memutar bola matanya jengah, sedikit rada jijik sekali dengan sikap Yoora. Jiyeon itu easy going sekali, mudah untuk akrab dengan orang. Dan jika dia tidak suka dengan orang itu, dia tidak akan segan-segan untuk menunjukan nya.

"Jim ajak lah Yoora untuk jalan-jalan sebentar, dan Lea bantu eomma untuk memasak, " suruh Ibu Jimin.

"Eomma aku-," Jimin ingin protes tapi Ibunya sudah berbalik badan tak perduli.

Lea tidak masalah untuk memasak sekalipun karna dia emang suka akan hal itu. Tapi yang menjadi masalahnya kenapa Jimin harus pergi dengan Yoora.

Lea sedikit tidak fokus dalam memotong-motong sayur pikirannya terus memikirkan Jimin dan Yoora, Lea cemburu dan itu wajar.


"Kau memikirkan Jimin? " Lea sedikit kaget saat Jiyeon menyenggol tangannya.

"Astaga eonni kau mengagetkan ku! "

"Maaf, kau belum menjawab pertanyaan ku! " protes Jiyeon tak terima.

"Jelas aku cemburu, " jawab Lea apa adanya.

"Lain kali kau harus meninju Jimin, dia sekali-sekali harus diberikan pelajaran. Kalau kau tidak mau aku tidak akan keberatan meninju anak manja itu, " ucap Jiyeon dengan raut wajah yang membara, sepertinya dia sudah lama menyimpan dendam dengan Jimin.

Lea hanya terkekeh mendengar itu, "Jangan begitu, bagaimana pun Jimin Oppa suami ku, "


"Hehe kau tidak istirahat, dari tadi kau memasak. Eomma sudah tidak ada, istirahat lah lagipula masih ada beberapa pembantu untuk mengurusnya, " mendengar itu Lea mengangguk, entahlah saat ini Lea sering sekali merasa lelah.

Namun saat Lea ingin berdiri dari duduknya palanya langsung terasa pusing yang sangat berat hingga dia ambruk tak sadarkan diri.

Brak!!!

"LEA! " satu hal yang masih Lea ingat sebelum dia pingsan, yaitu teriakan Jiyeon.

✨💫✨

"Eomma sudah ku bilang jangan terlalu keras padanya! " saat Lea terbangun dia langsung mendengar suara marah Jimin.

"Eomma tidak tau kalau istri mu anak pingsan," balas Ibunya tak terima disalahkan begitu saja.

"Tetap saja, "

"Jimin eomma sama sekali tidak menyuruh istrimu kerja rodi, "

Lea sedikit mengerjap, "Sayang kau tidak apa-apa? " tanya Jimin khawatir.

"Oppa aku baik-baik saja, aku hanya sedikit kecapean, " jawab Lea tidak ingin memperburuk suasana.

"Eomma akan menemui dokternya terlebih dahulu, " putus Ibu Jimin langsung menemui dokter pribadi mereka yang tadi memeriksa Lea.

Sementara Jiyeon tidak ingin terlalu ambil pusing dengan menatap Jimin dengan tatapan membunuh. Melihat itu Jimin hanya mengabaikan tatapan sang kakak. Yoora sendiri memilih duduk di kursi yang berada di pojokan.

Tak lama dokter Ji eun datang dengan keadaan sudah mengemas perlaratan yang digunakan nya untuk memeriksa Lea tadi. "Bagaimana dok apa yang terjadi dengan istri ku? "tanya Jimin antusias dengan dalam hati penuh harap. Berharap ada berita bagus barangkali Lea sudah mengandung anaknya.

Ji eun tersenyum, "Dia hanya kecapekan, aku sudah memberikan beberapa resep obat yang bisa kau tebus di apotek, "

Memdengar itu senyuman Jimin sedikit luntur.




𝐉𝐢𝐦𝐢𝐧'𝐬 𝐖𝐢𝐟𝐞Where stories live. Discover now