Ep. 44

10K 424 127
                                    

Beberapa minggu yang lalu.



Sungguh Daeho tidak ada niat lagi pergi ke sekolah, harapannya telah punah. Sang matahari telah tenggelam meninggalkannya tanpa ada niat untuk terbit kembali. Bagi Daeho Paijo adalah satu-satunya teman terbaiknya dan tanpa Paijo hidup Daeho terasa tidak berwarna lagi.

Berat rasanya melangkah masuk kedalam kelas, apalagi bangku disebelahnya akan kosong karna Paijo sudah pindah. Dulu pertama masuk Paijo langsung mengajak Daeho duduk berdekatan, "kita duduk dibelakang kau tau itu menyenangkan. "

"kita? Aku 'kan tidak kenal kau, " kata Daeho dulu dengan angkuhnya.

"namaku Paijo, siapa namamu? "

"Park Daeho, " kata Daeho membalas uluran tangan Paijo.

"hmmm baik sekarang kita harus berteman. Eh, aku punya sesuatu yang menarik kau mau liat?" kata Paijo membuat Daeho penasaran.



"apa itu? "

.

.

.

.

.

Daeho meletakan tas nya tanpa semangat ke atas mejanya, bahkan tatapannya sangat datar sekali seperti orang yang tidak punya semangat hidup.

"Daeho," panggil seorang anak perempuan malu-malu, namanya Kim Sihyeon.

"apa? " balas Daeho masih datar membuat anak perempuan itu seketika ketakutan.

"aku membawakan coklat untukmu kau mau?" ucapnya lalu mengulurkan coklat itu pada Daeho berharap bocah laki-laki itu mau menerimanya.

Mata Daeho seketika berbinar saat melihat itu, "aku mau. Tapi mommy ku pasti marah jika tau aku memakan coklat. Tapi kata Paijo tidak baik menolak pemberian orang lain jadi aku terima, " setelah mengatakan itu Daeho menerima coklat yang diberi oleh Kim Sihyeon sekaligus berterimakasih.

Setelah memberikan coklatnya Sihyeon kembali kemejanya dengan perasaan berbunga-bunga.

"Lho kok kau disini? " tanya Daeho terkejut.

Bagaimana tidak tiba-tiba Paijo masuk kekelas dengan perasaan girang. "ada apa?"

"kau bilang kau akan pindah sekolah, "

"ish kau ini bodoh sekali, kau percaya pada ucapanku kemarin. Itu tidak benar aku hanya mengarang cerita biar seperti sinetron azab, " terang Paijo membuat Daeho setidaknya tidak perlu khawatir untuk kehilangan temannya.

"jadi appa mu tidak benaran berselingkuh? " tanya Daeho memastikan.

"tentu saja tidak bodoh, "

"Yaaaaaa! Berhenti mengataiku bodoh, "

Paijo hanya ketawa melihat Daeho berteriak, "kapan-kapan aku akan mengajakmu menonton sinetron azab. Kau sudah bisa bahasa Indonesia 'kan? "

Daeho mengangguk, "sedikit, "

"Oh iya kau harus ikut aku, " ajak Paijo menarik tangan Daeho cepat.

"kemana? " tanya Daeho penasaran.

"aku mau mengenalkan mu dengan appa ku , " ajaknya lalu Paijo segera membawa Daeho menuju pakiran.

"PAPA! " teriak Paijo nyaring membuat beberapa murid memperhatikan mereka. Sebetulnya Paijo mau memanggil Appa tapi percuma saja Ayahnya tidak akan menoleh karna dia kira itu bukan memanggilnya.

Ayah Paijo menoleh sambil menaikan kacamata hitamnya, bersamaan dengan itu mulut Daeho menganga tidak percaya. "kenalkan ini Ayahku namanya Paimin, "

 "kenalkan ini Ayahku namanya Paimin, "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(gak tau namanya siapa tpi Jimin versi lokal)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(gak tau namanya siapa tpi Jimin versi lokal)

Sambil dalam hati Daeho bergumam, 'untung masih gantengan Daddy ku, "

✨💫✨

Padahal rencananya hari ini Daeho mau bermain ke rumah Paijo tapi niatnya tidak bisa dia lakukan karna secara mendadak mereka harus berangkat ke Jepang. Dan ini pertama kalinya Daeho naik pesawat sungguh Daeho senang sekali.

Namun ketika sampai di Jepang mereka langsung menuju ke rumah sakit. Suasana rumah sakit sangat tenang membuat Daeho reflek memegang tangan Minji karna awalnya dia berjalan di rombongan yang paling belakang, tapi langsung ditepis Minji dengan kesal membuat Daeho mencemberutkan bibirnya.

Hingga mereka sampai di kamar tempat Jimin dirawat, tangis Lea semakin pecah.

Seharusnya jika melihat jadwal operasi Jimin sudah selesai, oleh karena itu mereka langsung memasuki kamar rawat Jimin. Pria itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"aku benar-benar membencimu Jim, " tangis Lea pecah langsung menghampiri Jimin.

"Lea? " gumam Jimin lemah.

"Daddy! " teriak Minji senang karena setelah sekian lama bertemu dengan Jimin lagi.

"kenapa kau membohongi ku kau jahat sekali, " sebal Lea mengusap air matanya lalu memukul bahu Jimin,
. sebebarnya Lea mau memukul perut Jimin tapi karna mengingat pria itu selepas operasi jadi berganti memukul bahu saja.

"maafkan aku," kata Jimin sambil terkekeh. Tapi jujur perasaannya terasa senang karena melihat ada Lea dan anak-anak disini. Bahkan Gyura tetap tenang didalam pelukan Lea.

"aku benar-benar akan menceraikanmu jika kau membohongi dan menutupi sesuatu dariku lagi, " ancam Lea membuat Jimin mengangguk lalu menghapus air mata Lea.
















END

✨💫✨

Sorry yo endingnya aneh, entar aku revisi kalau ada waktu.

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐉𝐢𝐦𝐢𝐧'𝐬 𝐖𝐢𝐟𝐞 🎉
𝐉𝐢𝐦𝐢𝐧'𝐬 𝐖𝐢𝐟𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang