Ep. XIII : Cry [M]

11K 544 26
                                    

[WARNING 21+ ]

Yang gak vote pacar mimi peri!




Jimin meringis setiap kali merasa deyutan dari bekas memar hajaran Taehyung. Rasa anyir dari darah yang di dekat bibir pun terasa dengan sedikit rasa asin. Jimin bahkan harus melepas kemeja kantornya hingga tersisa baju dalam, jujur Taehyung juga menendang lengan dan perutnya hingga memar. Barangkali itu memang belum seberapa mengingat jika Jungkook tau masalah ini, pria Jeon itu juga tidak akan tinggal diam.


"Sweety sudahlah jangan menangis, " hentikan Jimin sebab insakan Lea semakin menjadi.


"Aku bersumpah akan memukul Taehyung, berani-beraninya dia memukul suami ku ini hiks, " Lea mengusap air matanya kasar.


"Sudahlah hm Oppa tidak apa-apa, "


Raut wajah Lea seketika berubah menjadi penuh dendam kemudian bangkit dari tempat duduknya, "Hei kau mau kemana? "

"Aku mau menghajar Taehyung! " mendengar itu Jimin dengan siaga mencegat Lea. Taehyung mungkin memang tidak akan membalas jika Lea menghajar nya tapi Jimin jelas tidak suka melihat interaksi antara Lea dan Taehyung, apapun bentuknya.

"Sudah hm tidak apa, " cegah Jimin menarik tangan Lea.

Lea mengikut sebelum matanya menyipit menatap Jimin tajam, "Dasar Park Jimin sialan, murahan sekali dan suka tebar pesona !"

Jimin melotot apa katanya, lalu Lea menglepaskan genggaman tangan Jimin kemudian masuk ke toko nya. "Sayang kau kenapa? "

Jimin menghembuskan nafas dalam. Dia baru paham saat melihat beberapa wanita yang melihat kearahnya dengan tatapan kagum dan memangsa. Bagaimana tidak, tubuh kekar Jimin dengan abs nya di balik baju kaos sangat berbentuk.

Dia langsung mengambil kemeja kantornya nya yang tadi diletakan pada sandaran kursi lalu mengejar Lea. "Sayang kau marah? "

"Pikir saja sendiri! " Lea membuang muka.

Astaga menggemaskan sekali, "Luka Oppa belum di obati lho, sangat sakit, " Jimin pura-pura meringis kesakitan, sedikit mengintip juga ke arah Lea dengan harapan aktingnya berhasil.

"Obati saja sendiri, di toko ku cuma ada mentega dan cream mau aku oles pakai itu! " kekesalan Lea masih belum reda.

Jimin menarik nafas lelah lalu pergi ke dapur untuk mengambil beberapa es batu untuk mengompres lukanya. Sepertinya Lea memang sangat sensitif kali ini.

Jimin sedikit meringis saat merasakan cairan dingin itu bersentuhan langsung dengan lukanya. Sepertinya cara seperti ini tidak akan berhasil. Namun tiba-tiba sebuah tangan kecil memeluk perutnya.


"Sini biar aku obati, "


Jimin tersenyum, "Aku tau kau tidak akan mungkin tega, " setelah itu Jimin mengikut Lea untuk masuk kembali keruang kerjanya yang kadang digunakan sebagai tempat beristirahat buat Lea.

Lea membuka sebuah lemari lalu mengeluarkan kotak P3K dari sana, Jimin menaikan alisnya melihat itu, "Kau berbohong hm? "

Lea mendelik, "salah sendiri kenapa Oppa murahan!"

"Aku tidak murahan! "


"Bohong, Oppa pasti sengaja mempamerkan tubuh Oppa pada gadis-gadis itu kan?!!" ketusnya dengan kesal dengan menggebu-gebu.


"Tidak, aish kau ini! "


Lea masih cemberut namun tidak terlalu memperdulikan Perkataannya Jimin, "Cepat buka baju Oppa! "


Jimin tersenyum mendengarnya, "Kau menggoda ku? "

"Ternyata tidak hanya murahan tapi otaknya juga mesum, "

"Sayang! "

Lea memutar bola matanya, "Cepat buka mau aku obati atau tidak? "

Jimin terkekeh mendengar itu, lalu segera membuka baju terakhir yang menutupi tubuhnya. Lea sedikit menelan ludah lalu memalingkan muka melihat tubuh kekar Jimin.

"Kau suka hm? Ini milik mu, " Lea ingin sekali memaki saat Jimin mengarahkan tangannya pada perut kekar tuan Park ini.

Pipi Lea merona karena ucapan sekaligus perlakuan Jimin yang sangat brengsek, dengan sangat cekatan Lea berusaha secepat mungkin membersihkan sekaligus mengobati luka Jimin. Dengan mengoleskan obat merah pada titik-titik luka.

"Aghhhh, "


"Kenapa Oppa memdesah?!! " Lea mendelik menatap Jimin, sementara pria itu hanya terkekeh.

"Aku tidak mendesah aku kesakitan hm, akhhh ini sakit sekali, " jawab Jimin semakin menggoda.

Nafas Jimin mendadak berhenti saat merasakan tangan Lea mengusap perutnya semakin ke bawah penuh afeksi.  Wanita itu tersenyum menang.

"Shit! " Jimin mengumpat saat tangan Lea mengenggol sesuatu di bawah sana. Mengusapnya, dan berhasil membuat sesuatu dibawah sana yang seharusnya tidak bangun saat itu.

"Oppa pikir cuma Oppa saja yang bisa? " bisik Lea sesenduktif mungkin di telinga Jimin.

Wajah Jimin mengadah saat merasakan miliknya diremas dari luar, "Aku tidak tau ahh kau bisa se-agresif ini uh, "

Lea menurunkan resleting celana Jimin, lalu mengeluarkan sesuatu yang sesak dari dalam sana. Tubuh Jimin semakin menegang saat tangan Lea meremas dan mengocok kejantanannya secara langsung.

"You wanna cum right, Jim? " bisik Lea sensual.

"You so sexy babe, i'll eat you now, " Jimin mendesis.







[UNTUK MEMBACA PART INI SECARA LENGKAP, BISA DI BACA DI KARYARAKSA, TERIMAKASIH].










"Oppa mengeluarkan nya diluar? " tanya Lea tidak percaya.

Jimin tidak menjawab, mengambil beberapa tissue untuk membersihkan cairan spermanya. Jimin tidak ingin mengambil resiko dengan membuat Lea hamil, dia tidak ingin membuat Lea semakin menderita akan hal itu.

Taehyung benar, jika ada bagian tubuh Jimin yang lainnya di dalam tubuh Lea. Itu malah akan semakin membuat Lea menderita. Bahkan Jimin bersumpah, Lea pasti tidak akan sudi melahirkan anaknya jika itu benar-benar terjadi. Karna bagaimana pun dua hari setelah ini mereka tetap akan bercerai.

~

1255 word woe gila.

Follow gua wajib, kalau enggak gua ngambek!!

Selamat malam munggu.

𝐉𝐢𝐦𝐢𝐧'𝐬 𝐖𝐢𝐟𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang