Bagian 27

93 23 3
                                    

Bihan pov

Kulihat susana sekolah kini sudah sepi. Dan hanya ada beberapa anggota osis yang sedang kumpul. Memang hari ini aku tidak mengantarkan file papa, jadi aku putuskan untuk pulang bersama Vina.

Sudah satu jak lebih aku bersandar pada montor yang aku parkiran. Tetapi belum kulihat Vina yang menghampiriku. Aku pikir dia sedang ada tugas atau eskul yang sedang diikuti. Jadi aku harus menunggunya. Aku juga takut jikalau terjadi apa-apa dengan Vina.

Namun waktu berjalan dengan lama, jam kini telah menunjukkan pukul lima lewat dua puluh lima menit. Itu tandanya aku telah menambah jadwal tungguku menjadi dua jam. Anggota osisi lainnya yang tadi sedang kumpul pun satu persatu telah pulang. Kini tinggal aku sendiri bersama montor yang aku kenakan.

Keadaan sekolah pun sudah mulai gelap. Lampu lorong-lorong kelas pun sudah menyala. Ditambah dengan angin yang kencang menelisik ke pori-pori kulitku. Meskipun aku mengenakan jaket, tetapi aku masih merasa kedinginan.

Dikejauhan sudah terdapat pak Sapri selaku penjaga sekolah yang telah siap dengan tasnya serta montor Bebek yang ia kenakan.
Pak sapri yang melihat keberadaanku yang masih disini pun lantas menghampiriku. Aku hanya tersenyum ke arahnya sembari cengegesan tak jelas.

" Eh... Cah ganteng, kok belum pulang? Mau malam ini. Nunggu siapa sih? Pacarnya ya?"
Tanya pak Bayu kepadaku.

" Iya Pak, bapak tau Vina nggak. Sedari tadi saya nungguin dia. " Ucapku.

" Aduh den, sekolah mah udah sepi, mana ada siswi yang masih disekolah. Semuanya udah pada pulang. Dan bapak juga mau pulang ini. Mau dikunci pagar nya. "Ucap Pak sapri ke arahku.

" Oh..Udah pulang semua ya pak... "Kataku.

'' lah ya iya den... Mendingan kamu pulang. Siapa tau pacarmu itu sudah pulang sama temennya. " Ucap pak sapri ke arahku.

Tetapi Vina seharusnya mengajariku jika dia telah pulang bersama temannya. Bagaimanapun juga jika terjadi sesuatu kepada Vina, aku tak akan tinggal diam.

Aku pun mengenakan helm ku kalau mengendarai montor ninja yang aku kenangan menuju keluar pagar. Kulihat pak sapri melambaikan tangannya ke arahku begitupun aku. Setelah itu, tatapanmu hanya tertuju pada jalanan yang mulai sepi oleh kendaraan. Mungkin hanya ada beberapa orang yang sedang melintas disana.

Pandanganku teralihkan ketika aku melihat seorang gadis yang terduduk di halte yang nampak sepi. Kulihat gadis itu tengah menangis tersendu-sendu dengan air mata yang membanjiri seluruh pipinya. Segerah ku pinggirkan montor ku ke tepi jalan. Aku pun turun dari montor ku dan kulepaskan helm ku kalau menghampiri gadis itu.

Kuraih pincuk kepalanya kalau seraya berucap apa yang tengah terjadi pada dirinya.

" Hei... Kamu kenapa? " Tanyaku.

Namun tak ada sahutan dari sana, yang ada hanya tangis sesegukan yang teramat pilu. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, menandakan bahwa dia sedang ketakutan saat ini.

" Kamu kenapa?" Tanyaku sekali lagi.

Gadis itu hanya menggeleng dan berlari meninggalkanku di halte itu sendiri. Langkahnya lebih cepat dari langkahku, membuatku tak bisa mengejarnya. Aku hanya terpaku melihat keanehan gadis itu saat ini. Aku hanya mendengus pelan tatkala melihat kepergian gadis manis itu.

Saat ingin membalikkan badan, kulihat, di tempat yang, sama saat gadis itu duduki terdapat buku note kecil bersampul pink tergeletak di antara lurus halte itu. Segerah kurai buku note itu dan kubuka buku note itu. Mungkin nama gadis itu tercantum disana. Jadi bisa aku kembalikan saat nanti bertemu atau aku bisa memeberikannya kalau aku tau alamat rumah gadis itu. Tepat saat aku meme buka buku note itu. Pada halaman pertama tertera nama pemilik buku itu.

Love Secret [ COMPLETED✔ ]Where stories live. Discover now