36. MOBIL SIALAN

1.7K 162 12
                                    

"Kamu kenapa sih?" Tanya ku lagi

Iren tetap tidak menjawab pertanyaan ku, bukannya menjawab pertanyaan ku dia justru kembali memperingati ku.

"Udah kita di pinggir aja" perintah iren kekeh.

Aku benar-benar tidak mengerti kenapa iren menyuruh ku jalan di pinggir, padahal jalan sedang sepi sama sekali tidak ada kendaraan yang lewat.

Aku masih kebingungan tapi saat aku tengah jalan di pinggir tiba-tiba ada mobil melaju dengan kencang.

Byur__rr

Baju kami langsung basah terciprat  genangn air karena memang habis hujan jadi di jalan banyak gendang air.

Aku langsung turun dari sepeda dan langsung marah-marah "Dasar bereng**k gue doain ban mobil Lo pecah" teriak ku berapi-api, tapi tentu saja yang ku lakukan hanya sia-sia karena mobil itu sudah menjauh.

"Kamu re gak usah marah-marah" kata iren

"Gimana gak marah! Lagian itu mobil siapa sih sombong banget, baru punya mobil ke gitu aja belagu" 

"Udah sabar aja" kata iren masih kalem padahal baju nya bahkan lebih parah dari ku

"Gue sumpahin tu mobil nyusruk ke jurang sekalian! Awas aja kalo ketemu lagi pasti langsung gue bom itu mobil" kata masih menggebu-gebu

Aku dan iren melanjutkan perjalan kami dengan baju kami yang basah karna reciprat air tadi.

"Iren langsung ke rumah aku aja yah" kata ku masih dengan hati yang dongkol bukan main

"Tapi kan aku kan belum izin"

"Tenang aja kan nanti ada ayah kamu di rumah aku"

"Em__ iya aja deh"

Kami pun langsung menuju ke rumah ku, akhirnya kami pun sampai di rumah ku.

"Assalamualaikum" aku dan iren dengan kompak mengucapkan salam

"Waalaikumsalam" jawab pak husen yang memang ada di depan gerbang

"Neng re ko bisa bareng iren?" tanya pak husen

"Iyah pak aku mau ajak iren main di rumah boleh kan?"

"Iyah gk papa! Tapi ko kalian basah kuyup kaya gini memang kalian kehujanan?" Tanya pak Husen keheranan

"Panjang deh ceritanya! Nanti aja kalu aku sempat baru aku ceritakan, Kami masuk dulu ya pak takut masuk angin" izin ku sembari melangkah masuk ke dalam halaman rumah.

"Iya neng"

Kami berdua mulai memasuki rumah, ku lihat ibu tengah berada di dapur sedang mencuci piring.

"Assalamualaikum ibu" aku mengucapkan salam

"Waalaikumsalam" jawab ibu
"ini siapa ka?" Tanya ibu saat melihat iren

"Oh, ini itu anak nya pak husen bu sekaligus teman yang aku ceritakan itu" jawab ku antusias

"Oh jadi ini dia anak nya, namanya siapa?" Tanya ibu

"Syiren bu" jawab ku cepat

"Ibu tanya siapa! Ko malah kamu yang jawab si"

Aku terkekeh, benar juga kata ibu habis saking antusias nya, aku malah menjawab semua pernyataan ibu tanpa membiarkan iren bicara.

Iren yang melihat interaksi antara aku dan ibu hanya tersenyum kecil, mungkin karena masih canggung.

"Loh ko baju kalian basah terus kotor lagi" tanya ibu saat melihat baju kami

"Iyah bu tadi aku kena cipratan air di jalan" jawabku tidak sepenuhnya jujur, syukurlah ibu tidak kopoin orang nya.

"Ya sudah ganti baju sana nanti kalian sakit lagi"

"Baik bu"

"Permisi tante" pamit iren

Kami berdua langsung menuju kamar ku, masalah baju tenang tubuhku dengan iren tidak jauh berbeda ko.

-Di Lain Sisi

"Parah Lo Lex"

"Biar tau rasa tu cewek siapa suruh tadi ribut sama gue" kata Alex bangga

"Perasaan tadi tu cewek masalahnya sama gue deh ko jadi sama Lo?" Tanya nya kebingungan

"Sama aja udah, lagian lo pasti gak bakal bertindak"

"Nanti kalau tu cewek balas dendam gue gak tanggung jawab yah!"

Alex yang mendengar itu pun hanya mengangkat bahu acuh "Lagian cewek, emang mahluk kaya mereka bisa apa sih paling juga bisa nya nangis, mana bisa ngelawan"

"Emang kalau Lo di lawan Lo mau lawan balik?"

"Kalau bisa kenapa enggak"

"Gue taruhan kalau Lo berantem sama tu cewek udah pasti tu cewek menang dan lo kalah"

"Bah, mana bisa ada juga tuh cewek menangis"

"Cewek itu mahluk lemah dia itu bisanya di lindungi bukannya melindungi" sambungnya dengan percaya diri














?_ 😇😴

Misteri Sekolah Baru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang