1. P A R E N T I N G

104 29 25
                                    

Berbicara mengenai parenting, selalu mengingatkan saya ke masa lalu. Masa dimana saya masih menjadi anak-anak. Masa dimana saya selalu mendapat kasih sayang yang melimpah dari kedua orang tua. Kondisi ini membawa saya untuk kembali merenungkan tentang pola asuh yang sudah saya terima. Dahulu sewaktu saya masih menjadi anak-anak, sering kali saya berpikir bahwa apa yang orang tua saya lakukan pasti bertentangan dengan apa yang saya mau. Namun seiring dengan berjalannya waktu, saya sedikit demi sedikit mampu memahami arah pikiran mereka.

Tidak ada orang tua yang ingin anaknya celaka. Mereka semua pasti mendambakan masa depan anak-anaknya jauh lebih cerah ketimbang kehidupan mereka saat ini. Tak jarang, sikap otoriter sering diterapkan dalam upaya membentuk sifat dan kepribadian anak yang berhasil di masa mendatang. Dibalik semua sikap otoriter yang mereka berikan, pasti banyak pemberontakan yang mereka terima. Anak-anak dengan logika mereka yang belum sempurna pasti akan bertanya-tanya kenapa ayah ibu menerapkan perilaku-perilaku yang tak masuk akal ini dalam kehidupannya. Alih-alih mendapatkan jawaban atas sikap otoriter mereka, justru dampak positiflah yang saya tuai. Sedari kecil saya dibiasakan untuk mandiri, terlebih dalam memecahkan suatu masalah sehingga terbentuklah pola pikir saya yang selalu jauh kedepan. Terbiasa berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu dan meminta pendapat orang lain sebelum mengambil sebuah keputusan.

Akan tetapi tidak selalu dampak positif saja yang ditimbulkan dari pola asuh otoriter. Tak sedikit dari mereka yang saat dewasa menjelma menjadi pribadi yang pemarah, keras kepala atau bahkan arogan. Sebagai manusia modern, kita berkewajiban untuk dapat merenungkan kembali dampak yang timbul akibat pola asuh otoriter yang diterima. Memilahnya dan memilih hanya yang baik saja untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain sikap otoriter, ada pula pola asuh demokratis. Dalam pengamatan yang saya lakukan -dengan mengambil sampel beberapa orang yang diasuh dengan pola ini- ketika dewasa mereka memiliki kepribadian yang lebih kalem. Tak sedikit dari mereka yang memiliki kelembutan hati, serta keluhuran budi pekerti yang setingkat lebih diatas dibandingkan dengan mereka yang diasuh dengan pola otoriter. Bahkan banyak dari mereka yang ketika dewasa rela untuk tetap tinggal bersama orang tua meskipun sudah berkeluarga. Mungkin mereka merasa nyaman dengan suasana yang ada, sehingga enggan untuk hidup mandiri bersama pasangan.

Dalam beberapa artikel yang saya baca di blog internet, parenting dalam dunia modern ini dapat diterapkan melalui beberapa macam cara. Berikut saya coba jabarkan satu persatu metode-metode yang banyak dianut oleh masyarakat kita.

1. Jangan batasi anak untuk bermain di luar ruangan.

 Jangan batasi anak untuk bermain di luar ruangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Biarkan mereka bereksplorasi dengan lingkungan. Jangan dibatasi, tetapi perlu didukung untuk kebaikan. Mengajaknya bermain di area terbuka, dapat memperkaya wawasan dan juga mengajarkan kehidupan bersosial. Dengan bermain di luar, anak akan banyak bertemu dengan orang baru. Secara tidak langsung, kita sudah mengajarkan kepada mereka arti manusia sebagai makhluk sosial. Makhluk yang selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dan anak akan dengan mudah memahami konsep ini karena mereka belajar secara langsung.

RAWS Project : PARAHYANGANWhere stories live. Discover now