Chapter.1 -- Hari Senin

128 6 6
                                    

Pada suatu pagi di kota Tangerang sekitar jam masuk anak sekolah pada umumnya, pagi yang dingin dengan sehabis nya hujan, anak - anak SMP 7.1 kelas itu pun mulai berisik semakin banyaknya murid yang masuk.

"Eh Ocha! Baru dateng tumben pagi" seorang anak bernama Nisa berkata, ocha pun duduk di tempatnya dan mulai berbicara dengan teman - temannya, "aduh.. PR buat hari ini aku belom selesai lagi, ada yang udah belum?" Anisah berkata memegang buku bahasa Inggris di tangannya, "aku udah kok nih" Jahra berkata, Anisah pun mengambilnya dan mulai mencatat jawabannya.

"Anisah kebiasaan" ocha berkata sambil tertawa diikuti juga oleh Nisa dan yang lain, sampai sampai ada teriakan dari luar yang mengerikan mereka semua pun kaget dan melihat keluar apa yang terjadi, itulah kesalahan mereka ada anak perempuan sedang di gigit di bagian bahunya.

Beberapa dari mereka merasakan ada yang menarik baju mereka untuk melihat temannya yang sudah tergigit, "has! Ada apa ini! Anak anak tenang dan larilah cari perlindungan ke bagian anak SMA sekarang!" Seorang guru berteriak dan mencoba untuk melepas kan anak yang sedang di gigit habis habisan.

Merakapun lari ke arah gedung anak SMA seakan-akan tenang sebelum banyak orang yang terluka masuk dari gerbang sekolah, mata putih dan tak ada kehidupan serta kulit biru dan terlumuri darah bau busuk dari tubuh mereka yang menyengat membuat sebagain dari mereka ingin muntah.

Semuanya lari dengan sekuat tenaga beberapa orang berteriak dan guru guru coba menyelamatkan beberapa orang tetapi terbawa oleh orang yang sudah terinfeksi "Kesini!" Sahut Nisa temanya, mereka pun pergi dan masuk ke kantor guru SMA tidak ada orang sama sekali di dalam, aroma ketakutan di udara serta banyaknya napas yang di ambil mereka.

"Itu tadi kenapa banyak orang yang kayak gitu! Bisa aja mereka pada terluka mengapa kita enggak selamatkan saja!" Naura seru tetapi sebelum itu Nisa memegang kedua bahunya Naura. "Apa kau sudah gila! Kita bisa terseret mati jika melakukan itu! Dan lihat guru guru yang coba membantu pun pada terseret apalagi kita!" Sahut nya sambil menggoyangkan kedua bahu nya Naura.

"Ternyata dugaan ku juga benar" Jahra berkata sedang duduk di atas meja dan melepaskan kain yang ada di kapalanya dan mengikat tangannya, "itu yang di luar tadi zombie.. aku melihat beritanya yang ada di daerah anyer dikira ku hanya tipuan tetapi virus itu bisa sampai sini juga" ia berkata menatap tangannya yang sedikit berdarah.

"Apakah kau tidak apa-apa tangan mu terluka" Ocha berkata duduk di sampingnya. "Enggak apa-apa ini tadi tergores pohon sebelum naik ke sini" Jahra merespon kepada nya. "Ya dikirain kena gitu kegigit" Azizah tegur sambil memegang tangannya Anisah keduanya terlihat ketakutan.

"Ya sudah konci pintunya sebelum ada zombie ke arah sini" Nisa bersaran sampai Naura me-ngonci pintu yang ada di situ. "Ada yang bawa air tidak tenggorokan ku mulai seret?" Ocha bertanya semuanya mengangguk kepala mereka seakan-akan tidak ada yang membawanya karena panik.

"Haduh dikirain mah seperti begini aku juga enggak bakal ke sekolah tapi ke negeri yang aman" Sahut Anisah menggeret tempat duduk yang dia duduki mendekati mereka semua, "gimana ini kita tidak ada simpanan makanan dan semua alat komunikasi kita ada di kantor guru SMP" Ocha berkata mulai terlihat keringat dari dahinya.

|I{•------» -- «------•}I|

Aku pun mulai tenang dan teman temanku juga sama, "Jadi situasi kita seperti ini sekarang, tidak ada gunanya jika kita keluar untuk menyelamatkan diri kalau para zombie itu ada di luar" Naura berkata terlihat bosan tetapi suaranya penuh ketakutan.

"Ini sudah Jam istirahat.. dangar itu! Bell masih berbunyi secara otomatis" Anisah sahut masih terlihat bosan tetapi AC di ruangan ini masih menyala. "Mengapa tadir ku bisa kaya begini yak? Udah di kirain sekolah tapi aku tuh bosen.. Udah handphone ku ada di ruang guru SMP lagi" Jahra berkata menggeret suaranya seperti biasa tetapi suaranya tidak lantang.

"Liat deh di atas sini ternyata gak ada zombie loh" Nisa Sahut berdiri di atas meja dan melihat dari jendela. "Emang iya ya? Dan gurunya handphonenya pada ada di mana sih" Jahra dan Naura berseru sebelum naik ke atas meja dan melihat keluar dari jendela ruangan.

"Iya tau enggak ada sama sekali zombie di sini, kayaknya zombie nya pada denger bell di SMP jadi lansung ke situ kali" Anisah berkata berdiri di sebelah ku sambil memegang keuda pinggangnya tangannya sedikit kotor karena terjatuh saat menaiki tangga.

"Mungkin saja tapi kata kalian ada yang selamat lagi gak?" Nisa berkata melihat ke arah kami semua dengan tampang yang bingung, "mungkin saja tapi ini sudah jam 9 apakah kita bisa tinggal di sini selamanya? Aku bakal mati kelaparan!" Sahut Anisah memegang perutnya seperti kelaparan.

"Wajar kamu kan tukang makan" aku berkata menepuk bahu anisah, "tapi gimana ini cara kita kembali pulang dengan selamat?" Azizah berkata dan duduk di atas meja dimana dia berdiri tadi.

"Yaudah siapa yang berani ke kantin? Pasti makanannya banyak karena semua orang pada jadi zombie, iya gak?" Nisa berseru hampir tertawa akan kata kata nya sendiri, "Hidih ngapain amat nyari mati?" Naura berkata balik sedangkan dia pun ynag suka makan.

"Ya bener juga sih kalau enggak ada yang namanya makanan kita bisa mati di sini sia sia tanpa perjuangan" aku pun berkata merasakan rasa lapar yang ada di tubuhku, "Yasudah tapi kalian jangan banyak ulah ya, Ocha ayuk kau juga ikut" Jahra berkata kepada ku sambil turun dari atas meja.

"Kenapa aku?" Kebingungan dengan kata kata ku sendiri lebih akan lagi pada kata kata nya, "Kamu satu satunya orang yang bisa di andalkan dalam situasi begini" Jahra berseru kembali lebih lagi mengganti bajunya dari rok menjadi celana dan atasnya menjadi kaos oblong biasa.

"Dan ganti bajumu! Nanti kita lari nya akan terhambat jika memakai rok" dia berseru lagi, "Oh aku pada kalian.. bawa makanannya yang banyak ya!" Anisah berkata bertepuk tangan bahagia, "ke enakan kamu, ini kan buat aku juga" menepuk tangannya Anisah sambil berkata itu.

"Hati hati dan jaga diri ya, kembali dengan selamat!" Sahut Nisa dan menutup pintunya, kita pun melihat dari lantai atas memegang balkon yang ada, "hmn.. zombie nya masih ada di sebelah sana dan mungkin juga ada yang keluar, bisa aja kita diam diam dari tangga sebelah sana terus kita lari ke arah kantin, gimana?" Jahra berkata sambil menunjuk ke arah kantin dan tangga.

"Mengapa kau menanya ku?, Aku pun enggak tau," Dia menepuk jidatnya sendiri dan menghembus nafas nya, "Ya kamu ngerti sendirilah, sering nonton film zombie kan." Dia berkata dan aku pun mengangguk kepala ku.

Ini akan jadi misi berat jika zombie itu tau.

-----------------------

Ini si penulis, gila gak seh ngeri ngetiknya doank.

Semoga menikmati chapter ini ya!

Walaupun agak pendek si...

Kata : 1086

Zᴏᴍʙɪᴇ 7.1Where stories live. Discover now