Chapter 2 -- Makanan

75 5 7
                                    

Mengendap-endap dari satu sisi ke sis lainnya dan coba untuk turun tangga di gedung SMA, zombie terlihat di ujung sisi dimana akan ke lapangan belakang sekolah, "Gimana ini ada zombie tiga jelas jelas di situ.., kita bisa kelihatan tau gak?" Aku berbisik dan melihat ke arah temanku.

"Ok bentar kita masuk ke aula aja dan cari kain untuk menyamar" Jahra berbisik kembali dan mulai turun dari tangga, tanpa suara lansung lari ke arah aula, meninggal kan aku disini.

'AKU DI TINGGALKAN COBA!?!' aku pun tarik nafas dan pelan-pelan turun dari tangga dan merangkak ke arah aula, "kenapa kau meninggalkanku- mgh!" Aku berbisik sebelum di tutup mulut ku. " Liat di sebelah sana, ada yang bergerak" Temanku Jahra berkata perlahan-lahan sambil menunjuk ke arah tumpukan karpet, dengan tidak ada nya zombie di area ini, kita pun pergi dan melihat apa yang ada di bawahnya.

"Ikhwan? Wisnu- Ipul?- Raffa???, Klian masih hidup" aku berkata tidak percaya dengan apa yang ku lihat, "kalo misalnya kita mati dari tadi Lo juga kena gigit kali" Ikhwan sahut kembali sampai Jahra menepok kami berdua. "Bisik bisik kalo ngomong, jangan keras keras" dia berbisik dan mulai melihat keluar dari atas meja yang ada di situ.

"Kalian gimana caranya sampai kesini?" Aku berbisik menanyakan mereka. "Kita tadi di sini untuk ceramah pada biasanya, tetapi aku melihat orang mati jalan dan lansung kaya, ada zombie- terus aku suruh kita semua mengumpat walupun dari tadi ada yang tidak bisa diam." Ipul berbisik dengan muka sebal melihat ke arah Raffa.

"Uhh.. semuanya kayaknya kita harus kembali deh.." Jahra berbisik dan turun dari meja tadi, "ok, yaudah kita nanti saja ke kantinnya dan pergi ke perlindungan tadi" aku berbisik mengajak yang lelaki untuk bangun, "enggak kalian duluan saja aku akan tetap di belakang, kalau sudah selesai nyusul ya Ocha" Jahra berbisik dan duluan lari kearah keluar membawa kain untuk menutupi nya.

"Lah dia duluan, enggak percaya bisa kembali dengan selamat" Ipul berbisik dan aku menepuk pundak nya. "Jangan bilang begitu, sudah lah ayu keburu banyak zombie di sini." Aku berbisik dan mengambil kain hitam bersama ku. "Kenap bawa kain? Nanti malah ketahuan bukan?" Raffa bertanya aku tidak merspon, dan mereka mengikuti ku.

Mengendap-endap kelur dan ke belakang tangga melihat zombie ada yang lewat di arah barat daya, melihat kondisi aman kita pun menaiki tangga dengan cepat dan suara yang kecil hampir tidak terdengar, lari lari pun ke arah ruang guru tadi mengetuk pintunya perlahan, sampai pintunya itu pun dibuka.

"Dimana makanan nya? Dan mengapa ada orang yang masih hidup, dikirain aku kalian mati?, Dan Jahra Dimana?"   Azizah bertanya menarik kita masuk bersama Anisah. "Dia sedang mengambil makanan dari kantin, aku akan menyusul nya sekarang, doa'in ya." Aku berkata keluar pintu tadi, dan mulai proses away dengan lansung mengarah ke arah kantin. Tak ada zombie yang terlihat dan lansung terbawa ke arah belakang etalase kantin.

"Jah.. Lo disitukan?" Berbisik dan mendengarkan suara yang ada, dengan suara gresak gerusuk pelastik. "Baa!" Di berbisik, aku pun tidak terlalu kaget dengan adanya darah di lantai. "Nih aku udah ada satu karung minuman sama makanan cukup untuk dua minggu." dia berbisik lagi menampilkan sebuah karung yang kelihatan sedikit berat, dengan banyaknya makanan yang ada.

"Dan aku menemukan ini bila perlu, dan juga ketemu beberapa obat dan alat lainnya." Ia berkata lagi, sambil menunjukan sebuah kapak dan beberapa pisau juga golok yang lumayan besar. "Ya sudah ayu kita pergi keburu ada zombie nya" aku berbisik dan mengambil karung yang berisi alat tajam. "Bentar dulu itu kapak aku yang bawa" Jahra berbisik dan mengambil kapaknya.

Menggelengkan kepalaku karena tingkahnya, sebelum kita berjalan perlahan zombie bisa terlihat tetapi kita masih berjalan maju, saat kita sampai di depan tangga ada sebuah zombie melihat kita, 'Aduh pake ada zombie lagi disini' aku berfikir, sebelum terkena cipratan darah yang amat dahsyat nya.

"Udah ayu buruan keburu keliatan lagi" Jahra berbisik dangan kapaknya yang sudah terlumuri darah dari sebagain dari bajunya, baju ku juga kurang lebih begitu. Menaiki tangga dan mengendap-endap ke atas dan menuju keruang guru SMA. "Eh buka donk udah kembali kita ini" aku berkata mengetuk pintu dengan perlahan sampai dibuka.

"Ka- kalian di gigit zombie ya bisa berdarah gitu?" Nisa berseru tetapi dengan suara yang tidak nyaring, tertawa sedikit oleh pertanyaan nya. "Nih liat kita bertemu dengan zombie dan dia hampir memakan kita, tetapi kita tebas kepalanya sebelum itu, makanya banyak darah" Jahra berkata dan mengangkut karung yang berisi makanan.

"Huah! Aku pada kalian-" sebelum Anisah menyelesaikan perkataannya aku menarik dia kebelakang. "Makanya boleh cuma ambil satu perhari jadi irit irit sebelum kita beneran mati" aku seru kepada dia dan semuanya pun ambil satu jenis makanan.

"Kata kalian ada yang selamat lagi gak?" Naura bertanya dan menatap kita semua. "Hmn.. enggak tau juga sebenarnya masih ada yang hidup apa tidak tetapi, mau situasi sekarang seperti ini.. aku ingin handphone ku kembali, karena aku bakal no-lep kalau tidak ada handphone ku" Ikhwan berkata akting seakan-akan itu akan membunuh dirinya.

"Kenapa memikirkan Handphone di saat saat seperti ini? Iya juga sih bisa berguna tapi apakah ada yang bisa di hubungi?" Aku bertanya-tanya sambil mengintip dari jendela dan pandangan ku ke arah ruang guru SMP. "Lagi tadi siapa sih yang menyuruh mengumpulkan Handphone." Ipul berseru dengan kaki dan tangan bersilang.

"Yasudah lah nanti saja kalau bisa, tetapi kalian harus menuntun zombie nya kelapangan belakang kalau gitu, karena lihat semua zombie nya mengumpul di dasar gerbang sekolah, kelas dan juga parkiran di lantai dasar." Aku berseru melihat kondisi diluar yang berada di bawah.

Sebelum ada yang bisa merespon untuk perkataan ku tadi, ada seseorang menggedor-gedor pintu, membukanya dengan cepat agar tidak ada zombie yang datang ke arah sini terlihat lah tiga orang di dapan pintu. "Yasser, Rifai, dan Algi juga masih hidup, aduh warbarsyah banget deh kalau satu kelas 7.1 hidup dan selamat." Anisah berkata dan menutup pintunya saat mereka masuk.

"Tadi mengapa kau tinggalkan kami di sana! Bisa saja kita mati tau!" Yasser tiba tiba berseru dan menonjok bahunya Ikhwan. "Ya kan bukan salah ku kalian tiba tiba menghilang begitu saja." Ikhwan berbalas perkataanya dan menonjok nya kembali.

"Yasudah jangan main tonjok - tonjokan, dan fokus kepada misi berikutnya untuk mengambil alat komunikasi, dan berdiskusi untuk pos bergantian, nih sudah ketemu pulpen dan kertasnya." Jahra berseru dan mulai menulis di atas kertas akan jadwal untuk bergantian berjaga saat malam hari. "Nah saat kamu lakukan itu nih silakan makan dulu, pasti kalian lelah kan?." Nisa bertanya dan menawarkan karung makanan tadi, kepada teman kita yang baru datang.

Situasi ini pastinya akan susah tapi semoga kita bisa keluar dari sini lebih cepat .

--------------------------

Hello penulis ada di sini, chapter 2 selesai. Ternyata beberapa dari kawan kawan mereka masih ada yang hidup tuh.

Mau tau kelanjutannya gimana?

Liat di Chapter 3, dan semoga menyukai Chapter ini ya!

Dahhhh

Kata : 1129

Zᴏᴍʙɪᴇ 7.1Where stories live. Discover now