Chapter.3 -- Malam

64 5 3
                                    

Malam telah tiba dan semuanya terlihat semakin biasa akan dengan adanya zombie di luar, lampu menyala hanya sebentar sampai di matikan kembali. "Eh- ngapain nyalain lampu, nanti zombie nya kesini loh." Algi berkata mematikan lampu nya sebelum duduk di bangku kembali.

"Kali begini terus kapan kita akan bisa keluar, memanggil bantuan juga susah karena semua sarana komunikasi kita ada di kantor SMP." Naura tegur dengan suara cemas di nadanya. "Yasudah ini sudah jam sembilan yang mau tidur tidur duluan, aku dan Ocha akan jaga untuk malam ini." Jahra berkata dan duduk di samping Ocha.

"Ngapain kalian yang jaga? Bukanya perempuan tidak bisa di andalkan jika ada zombie tiba tiba masuk." Yasser berkata sebelum terkena pukulan yang keras dari Nisa. "Kalo ngomong jangan sembarangan dong, dari kita semua mereka berdua udah membunuh zombie, jadi jangan asal ngomong ya." Nisa tegur sebelum duduk kembali di meja yang iya tempati.

"Yasudah deh aku tidur duluan, kalian diamlah." Raffa berkata dan tiduran di atas meja yang lumayan panjang. "Kok tidurnya gitu sih?" Naura berseru sambil tiduran di atas barisan bangku yang ia buat. "Gak ada tempat tidur Nyai, Ngerti sedikit lah." Anisah berkata mulai ketiduran sendiri di atas bangku yang ia duduki.

"Sudah sudah tidur aja sana, Kita yang jaga buat malam ini." Ocha berkata dan mengambil golok yang ada di helai helai pelastik, semuanya tidak lama kemudian tidur dan tinggal dua orang yang bangun dan menjaga.

"Eh Ocha kata kamu ada handphone gak di sini? Kan ini kan ruang guru" Jahra berseru dan memutari meja meja guru. "Oh iya ya, kenapa gak kepikiran dari tadi sih?" Ocha berkata dan mulai melihat ke dalam laci meja guru. "Ya maaf baru kepikiran sekarang hehe." Jahra merespon kembali dan melakukan hal yang sama seperti Ocha.

|I{•------» -- «------•}I|

Melihat di dalam laci guru dan menemukan sesuatu yang tidak aku bayang, 'wah ada aipad nih, sumpah kayaknya ini diantara guru yang bawa apa barang sitaan deh". Aku berfikir dan mengeluarkan iPad itu dari laci, "Eh liat deh." Jahra berjalan ke sebelah ku dan duduk di bangku yang ada, "kok bisa ada iPad begitu di ruang guru? Dan itu dipasang password tidak?."

Aku menggelengkan kepalaku dan coba menyalakan iPad tersebut, 'tidak terkunci' aku berfikir dan mulai melihat game dan banyaknya aplikasi lain, "ini sih namanya bukan iPad orang tua dah kata ku" Aku berseru dan mulai menyetel suatu vidio dari YouTube menggunakan WiFi SMA yang masih dalam keadaan menyala.

Waktu terus berjalan dan hari mulai berubah pagi, dan iPad itu masih menyala tertidur untuk sebentar setelah menyatakan kalau malam ini akan aman dan tidur pada jam tiga pagi, sampai di bangunkan pada jam tujuh sama Anisah, "eh Ocha Baru bangun, tenangkok baru aku sama Jahra doank yang sudah bangun tidur." Anisah berkata dan aku pun bangun.

Mata ku terasa berat dan coba melihat yang lain tertidur lelap, "kok pada masih tidur sih?." Aku bertanya dan duduk di sebelah mereka yang bangun, "Oh itu mungkin mereka tidak pernah bangun sendiri dan di bangunkan orang tuanya kali." Jahra berseru sambil memainkan cacing di iPad itu.

"Masih di mainin?." Aku bertanya lagi kepada mereka, dan mengangguk kepalanya ke arah kanan dan kiri, "Tidak tadi aku tidur bersama mu, dan saat aku bangun Anisah juga bangun dan iPad nya mati jadi.. Kita mainin." Anisah mejelaskan dan mengembalikan pandangan kepada permainan yang ada di iPad tersebut.

Waktu berlalu dengan lambat, sampai semuanya bangun dan makan sedikit makanan untuk sarapan. "Hei! Apakah kita hari ini jadi mengambil handphone di ruang guru?," Ipul berkata sambil memakan pop-mie yang ia 'masak'. "Ya jadi lah... Tapi zombie nya kan ada di situ semua... Ada yang mau nekat mati tidak?" Ikhwan bersenandung dan tanya, semuanya menggelengkan kepalanya tidak.

"Gimana kalau sebagian dari kalian mengiring zombie zombie itu kelapangan belakang?, ya itu sih kalau kalian bisa" Jahra berkata dan kelihatan semangat untuk bergegas. "Yaudah tapi kalian bertiga saja ya.. kita sisanya akan mengiring zombie ke belakang sekolah, jadi cepatlah." Nisa berkata dan mengambil beberapa barang kecil.

"Ya terserah kalian, ini sudah jam 9 dan aku mau tau handphone ku selamat atau tidak!" Jahra berkata membuka pintunya perlahan dan membawa kapaknya, yang sepertinya tidak lepas dari nya sama seperti ku juga sih yang membawa banyak peralatan dengan sabuk ku.

"Yasudah kalian turun dulu kita akan mengurus zombie nya dari atap" Yasser berkata dan keluar dari ruangan. "Lah gimana caranya mau naik ke atap?" Ikhwan bertanya dan mengambil sebuah pisau dapur biasa. "Majat emang Napa?" Ipul membalas dan mulai menaiki sebuah tiang yang nyambung dengan tembok atap.

"Yasudah gak usah di pikirkan, ayu kita jalan keburu zombie nya udah sampai sini semua, dan lihat sudah tidak terlalu banyak lagi di bawah jadi gampang sudah." Aku berkata dan mulai berjalan menuju tangga, di ikuti oleh Jahra dan Ikhwan. Menunggu di bawah tangga saat sampai ke bawah mengumpat di kain hitam yang kita bawa. "Sampai kapan kita akan menunggu apakah mereka belum sampai di atas atap? Tau mereka emang lupa."

"Aku juga tidak tahu, dan kamu ngapain membawa kapak itu sih?" Ikhwan berseru menunjuk ke arah kapak yang di pegang Jahra. "Ini adalah senjata yang paling baik, kita mana tau tiba tiba ada zombie yang mau- HAH!?" Sebelum menyelesaikan perkataannya, suara langkah kaki dan bau yang tak sedap serta suara suara yang keluar dari mulut zombie.

Menutup mulut kita dan menunggu sampai tidak ada suara sama sekali, mengintip dari bawah kain tidak melihat satu pun jejak zombie atau nyawa yang ada disitu. "Sepertinya aman, yuk kita bergegas sebelum ada zombie lagi yang masuk atau terlihat" Ikhwan berkata melepaskan kain yang ia pakai.

Ini sepertinya akan menjadi misi yang lumayan berat, tetapi semoga aja yang lain dapat mengiring zombie ke arah yang berbalik.

--------------------------------------

SELESAI!!!

Ok ini lama update nya karena aku ada ujian Minggu ini ya.

Okeh semoga semuanya pada suka dengan chapter ini.

Kata : 962

Zᴏᴍʙɪᴇ 7.1Where stories live. Discover now