Chapter.5 -- Sudut ke 2

32 4 2
                                    

(sebelum kelompok yang mengambil handphone pergi dan seterusnya. Sudut pandang kelompok pengalihan.)

Setelah ketiga orang yang bertugas mengambil handphone telah turun dari lantai atas, yang tersisa bergegas ke atas atap lantai SMA mengambil barang yang bisa mengambil perhatian para zombie. "Ini begimana cara ke atasnya ada yang harus memegang pohon ini?" Yasser bertanya tidak memiliki rasa santai sekalipun. "Sabaran sedikit kenapa? Apakah di dalam ruang guru tidak ada toa?" Algi menegur dan bertanya, masuk kembali ke dalam ruang guru. "Rencananya begimana ini?, Karena Ipul kita tidak bisa mendapat rencana yang spontan" Nisa berkomentar.

"Ah netijen Bae kamu, Kita akan memanjat sampai ke atas atap setelah itu kita akan membunyikan toa yang sedang di cari keluar gerbang sekolah belakang" Ipul berkata, sebagian cowok pada setuju dan memegang pohonnya agar tegak, sebagian dari mereka memanjat dan Algi kembali menemukan toa yang dia ambil. "Sumpah mereka yang cowok tidak mau berkerja sama ya" Naura berkata muka terlihat sebal. "Lakukan semau kamu lah kita akan mengikuti mereka, mungkin aja rencana mereka berhasil" Anisah berkata dan naik ke atas atap SMA yang datar.

Saat mereka tiba di atas tidak Terlalu ramai, membawa hanya sedikit tali tambang untuk turun kembali. "Jadi mereka ada di bawah tangga kan sekarang" Rifai berkata melihat ke gedung SMP beberapa orang berubah menjadi zombie, dan zombie yang terlihat berjalan dengan jumblah yang tidak sedikit. "Yasudah yang perempuan disini dan kasih tau kita, bila zombie nya mulai ke arah sini setelah itu kita akan melempar toa ini sejauh mungkin dan kembali ke atap ini" Ipul berkata dan mulai ke arah musolah belakang, dan mendekati atap yang sedikit datar. Algi menyalakan toa yang iya pegang, dengan ke adaan yang sunyi Suara toa itu bisa sampai ke berbagai arah.

"MEREKA DATANG!" Nisa berteriak, para lelaki mengangguk atas peringatannya. Zombie mulai mengumpul dan berlari ke arah suara, bumi terdengar berguncang dan membuat sebagian dari mereka hampir terjatuh. "SEKARANG LEMPAR!" Sebagian dari mereka berteriak, toa itupun terlempar dan mencapai jarak yang jauh. Para lelaki berlarian kembali ke arah atap SMA, sampai ada yang terjatuh terpeleset beberapa menolong nya sebelum terlambat. "Ayulah Algi terus bertahan! Tarik badan mu!" Yasser berkata mencoba menarik Algi, tetapi usaha nya sia sia Algi di tarik oleh beberapa zombie. Mereka mau menyelamatkan nya, tetapi sudah terlalu lambat dan mereka memutuskan untuk kembali ke atap SMA.

Zombie yang tadinya di sekolah mulai sedikit, dan keluar melewati gerbang pintu belakang. ' beberapa zombie itu tidak keluar, jumblah nya masih banyak dan yang lain baru saja keluar dan lari ke arah gedung SMP. Salah satu teman kita juga ada yang mati lagi, di depan gerbang sekolah juga masih banyak zombie yang berjalan. Semoga aja tim yang lain tidak kenapa-napa 'Nisa berfikir, semua sisa kelompok pengalihan sudah berada di atas atap SMA lagi. Beberapa memulihkan mentalnya sehabis melihat temannya terseret oleh zombie, dan yang lain melihat kondisi sekitar.

"Bagaimana ini? Zombie di luar gerbang dan di la lapangan belakang masih banyak, sedangkan kelompok yang lain masih da dapat masalah dengan beberapa zombie yang tersisa di gedung S SMP." Rifai berkata, suaranya terdengar khawatir dan sedikit terbata-bata. Mereka melihat ke arah group pengambil baju yang mereka kenakan sedikit kotor dan di lumuri darah yang lumayan busuk, sampai nya mereka di lantai kedua masih membunuh beberapa zombie setelah membuka pintu ruang guru tiba tiba berhenti. "Itu mereka ngapain berhenti? Memang ada apa?" Anisah bertanya suaranya menyampai tahap bisik.

"Gimana aku mau tau? Tidak terlihat dari sini" Yasser bertegur kembali mengikuti suara bisik nya Anisah. "Weh- WEH!" Ipul berbisik tetapi lama lama suaranya kembali dan ngomong seperti biasanya, mereka melihat banyak zombie yang dari lantai paling atas di gedung SMP dan juga beberapa dari kelas yang ada pada lantai keduanya berkumpul di depan pintu ruang guru. Sampai pintu nya tertutup rapat mereka mendengar jeritan dari salah satu perempuan di kelompok lain.

Zᴏᴍʙɪᴇ 7.1Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt