1. Deals

11K 702 27
                                    

D I S C L A I M E R :

Semua plot dari book ini murni berasal dari pemikiranku sendiri. Kalo ada kesamaan dengan book, mungkin aja itu cuma kebetulan.

Book ini cuma sekedar fanfiction, ga ada kaitannya dengan real life tokoh yang diceritakan. Kalo karakter tokohnya cenderung kurang baik, itu bukan berarti aku berniat menjelek-jelekkan tokoh tersebut.

Book ini udah aku beri tanda sebagai mature content, risiko ditanggung pembaca.

Semua support berupa vote, kritik dan saran dari kalian (kecuali protes tentang side pair) sangat berguna buat menyempurnakan book ini.

● Aku saranin pake mode baca scrolling supaya penataan tulisannya kelihatan lebih rapi.

Last, happy reading~!

ーDe✗a シ

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seokjin berjalan tergesa melewati kerumunan tamu undangan pada acara resepsi pernikahan itu. Ia ingin sesegera mungkin naik ke panggung untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai. Bahkan saking tergesanya, ia tak sengaja menabrak seseorang dan berakibat pakaiannya terkena tumpahan champagne.

"Maaf-"

"Tidak apa-apa." Ujarnya tanpa menatap orang itu dan kembali melanjutkan perjalanannya. Akhirnya ia pun sampai di tempat tujuan. "Yoongi hyung!" Pekiknya yang segera mengundang perhatian tamu undangan di sektiarnya.

Min Yoongi, sang mempelai pria, terlihat menahan malunya. Jika pria bernama Kim Seokjin itu sudah berada di tempat ini, sesuatu pasti akan terjadi.

Seokjin segera naik ke atas panggung untuk memberikan ucapan selamat kepada sang mempelai wanita. Kemudian tanpa membuang waktu lagi segera memeluk sang mempelai pria hingga yang bersangkutan sesak nafas.

"Hey! Berhenti mempermalukanku!" Pinta Yoongi dengan wajah semerah tomat.

"Hm? Baiklah."

Cup.

Gelak tawa para tamu undangan segera terdengar memenuhi ruangan. Sementara sang mempelai pria rasanya seolah ingin musnah saja dari tempat itu.

"Ada apa dengan bajumu?" Tanya Yoongi.

"Ah, tadi aku tidak sengaja menyenggol seseorang." Jawab Seokjin. "Aku tidak mengira bahwa kau akan menikah secepat ini." Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis.

"Memangnya apa salahnya? Aku sudah 32 tahun. Kau pun juga seharusnya segera menyusul."

"Huh? Aku masih betah mencintai diriku sendiri. Lagipula, masih banyak goals yang belum kucapai. Menikah itu nanti-nanti saja."

Partner | NamjinWhere stories live. Discover now