Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Bab Tujuh: Teman Wanita

33.9K 772 5
                                    

Ketika kami akhirnya sampai di hotel, kami langsung check in.

Tobias menandatangani surat yang dibutuhkan sementara aku melihat sekeliling. Hotelnya memiliki tema tropis menyenangkan yang dipadu dengan konsep minimalis dan eksotis. Langit-langitnya tinggi dan marbelnya terpoles dan furniturnya sederhana tapi elegan, namun tanaman di sekitar membuatnya seperti hutan yang tumbuh menjadi hotel. Tempat itu sungguh cantik.

Kami dipandu dengan bawaan kami menuju elevator dengan pria yang terlihat sangat muda.

"Tunggu, kenapa kedua kunci untuk ruangan yang sama?" tanya Tobias ketika kami berada dalam elevator.

"Anda hanya memesan satu kamar, Tuan."

Tobias menghela napas. Aku tahu apa yang dia pikirkan: ibunya mencoba membuat kami menempel bersama.

"Bisakah kami menambah pesanan kamar?" tanya Tobias.

"Maaf, Tuan. Kami semua kamar penuh."

"Tolong?" tanyaku, merasa putus asa.

"Maaf, Madam. Saya takut ini di luar kuasa saya."

"Bisakah paling tidak kami meminta sofa bed?"

Pelayan hotel melihat kertas di tangannya. "Saya takut kami mendapat perintah ketat untuk tidak mengirimkan sofa bed atau bahkan sofa ke ruangan Anda. Dikatakan untuk hanya disediakan satu tempat tidur dan kursi tanpa bantalan."

"Oh, Madeline, kamu wanita licik..." Aku menghela napas.

"Tolonglah. Kami akan mengambil kamar apa pun. Talia di sini tidak masalah tidur di mana pun," ujar Tobias.

"Aku punya ruang tambahan di apartemenku." Pelayan hotel itu tersenyum padaku.

"Bagus sekali," ucap Tobias.

Aku memukul lengannya. Dengan keras. "Apa kamu serius?"

"Apa?"

"Apa kamu akan benar-benar membiarkanku pergi menginap dengan orang asing yang mungkin saja pembunuh tanpa kita tahu?"

"Paling tidak kamu bukan urusanku lagi," jawabnya tak peduli.

"Ah, aku di sebelah sini." Pelayan hotel itu mengingatkan kami.

Aku mengabaikannya.

"Kamu sungguh berengsek, kamu tau?" Aku menghentakkan kaki keluar dari elevator ketika pintu terbuka.

Aku mendahului mereka berdua ke dalam kamar, jadi aku dapat masuk dan membanting pintu di muka Tobias.

"Nyonya... Aku membawa barang Anda di luar sini," ujar pelayan hotel.

"TInggalkan di luar. Aku akan mengambilnya dalam beberapa menit." Aku mengunci pintu dan memastikan rantainya terpasang pada tempatnya agar Tobias tidak bisa masuk.

Aku pergi mandi dengan gembira, menikmati waktuku, mengetahui Tobias akan terjebak di luar tanpa kamar mandi, tanpa tempat tidur, tanpa kamar.

Unholy Matrimony (Ikatan Tak Suci)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang