G-323

206 46 15
                                    

Bagian dari Semesta

.
.
.

"Mau dengar sesuatu?"

Bima mengambil tempat disisi Bulan ketika gadis itu hanya duduk berdiam diri sekarang. Acara api unggun sudah dimulai, namun sapuan angin malam masih terasa menusuknya menyentuh kulit.

Dingin ya hati, seperti kamu yang akhir-akhir lebih memilih diam daripada beraksi.

Omong-omong, rasanya rindu sekali melihatmu menggebu-gebu kala melihat Revolusi Bumi.

Sayangnya akhir-akhir ini kamu memilih mengurung diri.

"Kamu kelihatan keren hari ini." ucap Bima dibalas kerjapan singkat Bulan Arotasi. Gadis itu berakhir menatap sepasang mata Bimasakti, mengabaikan penampilan di hadapan mereka dengan dua alis terangkat spontan. "Memangnya kenapa aku kelihatan keren hari ini?"

"Kamu nggak tahu?" Bima membalas. "Pastinya karena kamu membuat Bintang Kejora memecah keheningan hikmat doa apel pagi yang diisi dua angkatan hari ini, Bulan. Memangnya apalagi?" Bima berujar dengan serius, disertai cengiran meledek di wajahnya yang sebagian kecil terkena cahaya oranye dari api unggun.

"Berisik."

Bima membiarkan dirinya hanyut menatap sepasang mata Bulan Arotasi sekarang, tenggelam disana, dan kalau boleh berakhir tak ingin kembali.

"Jadi... Apa kalian sudah berdamai?" Bima menegakkan tubuhnya, memutus kontak mata mereka dan berakhir menatap kobaran api unggun yang makin menjadi di tengah hiruk pikuk yel-yel dari berbagai penjuru.

"Menurut kamu, Bima?" balas Bulan nyaris selirih angin.

"Melihat kalian duduk bersama dari jauh sore tadi tanpa pasang badan dan adu mulut, sepertinya iya."

"Kalau begitu, maka iya."

Bima tersenyum, menoleh lagi. "Benarkah?"

"Ya kamu melihatnya bagaimana?"

Bima mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu selalu bertanya balik, Bulan? Kalau aku tahu, aku sudah jadi cenayang dan membuka tenda ramalan di pinggir jalan."

Bulan melengos. "Karena ingin, Bima."

"Ingin aku membuka tenda ramalan?"

Gadis itu mendelik, mencubit pinggang Bima gemas dan membiarkan lelaki itu meringis sembari mendengarkan penjelasannya. "Ingin berdamai dengan Bintang lah. Mengakhiri permasalahan diantara kami, dan membangun hubungan baru yang lebih baik lagi dibanding ini."

"Aku kelewat lelah dengan beban perasaan yang bergumul di rongga dada tanpa bisa dihilangkan."

"Aku ingin menjauh dari hal-hal remeh yang seharusnya nggak perlu dipikirkan akan tetapi menguras pikiran."

Disini Saja, Ada Aku ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang