Selepas Pak Doyoung bilang ke gue kalo mau sholat jumat dulu, yang artinya gue ditinggal sendirian disini. Nggak. Bukan di ruangannya, tapi di depan ruangannya.
Di depan ruangan Pak Doyoung memang ada kursi yang udah disediakan dari pihak jurusan. Jadi gue nunggunya disini.
Gila aja Pak Doyoung nyampe mau nitipin ruangan dia ke gue? Kenal aja baru, itupun gue udah bikin masalah sama dia. Lagian bisa dikunci ngapain pake nitip-nitip segala.
Gue masih nunggu beliau hingga detik ini. Udah terhitung 30 menitan gue nunggu, tapi tiba-tiba pundak gue ditepuk pelan sama seseorang.
Begitu gue berbalik, ternyata Chenle yang barusan nepuk pundak gue. "Leleee? Kangeeeeennnnn."
Chenle itu orangnya sibuk banget. Dia juga temen gue dan temen-temennya temen gue juga. Intinya secirlce. Bedanya dia jurusan ekonomi, kalo gue sama yang lainnya di fisika. Cuma lele doang yang beda.
"Ngapain lo kemari? Bukan mau nyamperin gue kan?" Tanya gue ketika Chenle ngambil duduk di sebelah gue.
"Yee geer banget lo. Gue kesini ada perlu sama Kak Doyoung. Ada nggak?"
"Eh.. Kak?"
"Iya, Kak Doyoung. Dosen lo kan?"
"Iya bener. Tapi kok lo manggil dia kak?"
"Kakak gue."
"HAH?? SERIUS LO LE???" Refleks Lele ngebungkam mulut gue karena sangking kerasnya suara gue.
"Berisik banget suara lo. Iya dia kakak gue. Kakak jauh tapi, bukan kandung."
"Astaghfirullah.. Kirain kandung, Le. Tapi ya sama aja sih."
"Yaudah, ini dianya sekarang dimana?"
"Masih sholat."
"Hah? Dia pamit ke lo?"
"Bentar deh.. Lo barusan nanya ke gue dianya sekarang dimana, terus gue sebagai orang yang tau dimana dia sekarang masa gue diem aja?"
"Intinya dia pamit ke lo kan?"
"Yaiya, orang yang sama dia terakhir kali ya gue."
"Perasaan udah bubar daritadi deh. Buktinya gue udah disini."
"Lah iya, kok gue baru sadar??"
Gue ngecek ponsel gue lagi untuk melihat jam berapa sekarang.
Wah kampret, hampir jam 1 man! Tapi Pak Doyoung nggak balik-balik ke ruangannya.
Namun beberapa menit kemudian Pak Doyoung datang kemudian tatapannya beralih dari gue ke Chenle.
Tanpa ngomong apapun, Pak Doyoung langsung masuk ke ruangan beserta Chenle yang mengikuti di belakangnya.
Wah nggak waras! Udah jelas-jelas gue duluan yang ngantri nunggu dia lebih dari sejam-an tapi yang didahulukan Chenle? Mana pintunya di tutup rapat lagi.
Nggak tau berapa lama Chenle di dalem, dan berapa lama juga gue udah nungguin, akhirnya gue beranjak berdiri dan berniat nyamperin Pak Doyoung esok hari.
Posisi gue daritadi membelakangi ruangan Pak Doyoung, jadinya tanpa melirik lagi gue paksakan langkah kaki gue untuk mengakhiri penantian sia-sia ini.
Baru saja berjalan dua langkah, tas gue udah digeret mundur sama seseorang yang ada di belakang gue.
"Mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LECTURER AROUND ME
Fanfiction[ㅡSELESAI] "Nurut sama saya, Reya." "Bisa nggak sih itu kata ajaibnya diganti? Bosen aku denger kakak bilang itu mulu dari kemarin. Bahkan nih ya, sehari udah denger lima kali." "Tiga, Reya." "Iya maksudnya tiga." "Lima sama tiga jauh." "Deketin don...
