¤Lecturer Around Me¤
Gue nggak ngitung tepatnya berapa menit, pokoknya mobil Pak Doyoung tiba di salah satu mall kecil yang letaknya 7 km dari kampus. Mallnya cuma ada dua lantai, dan menurut gue ya kecil sih, cuma nggak kecil-kecil banget. Di bagian depan khususnya pojok kanan, ada resto cepat saji. Apalagi kalau bukan KVC.
Gue bingung kenapa diajak kemari. Padahal mall depan kampus kan lebih enak. Deket pula. Tapi pikiran kaya gitu langsung tergusur begitu gue sadar dengan siapa gue saat ini. Yap, Pak Doyoung. Tentunya kalau gue berkeliaran sama beliau di dekat kampus, siapa nanti yang nggak berpikiran macam-macam mengenai hubungan gue dengan Pak Doyoung? Padahal, gue sama Pak Doyoung bukan apa-apa. Sebatas dosen dan mahasiswa aja. Terlebih dosen rasa teman kakak sendiri.
Begitu mobil telah terparkir di basement mall serta Pak Doyoung menyelipkan kartu parkir di dashboard, gue kontan mendongak untuk menatapnya yang kali ini sedang melepas seatbelt.
"Tunggu..tunggu..tunggu." Tepat sebelum Pak Doyoung keluar dari mobil, gue lebih dulu mencegahnya.
"Kita.. Kesini ngapain?" Tanya gue sambil menatap Pak Doyoung lekat-lekat.
Ada jeda beberapa detik Pak Doyoung natap gue balik, kemudian dia berucap sambil keluar dari mobilnya, "Nurut aja."
Hhhh tuhkan, makanya gue males banget kalo nanya-nanya sama Pak Doyoung dikala mode berdua gini. Ntar apa-apa disuruh nurut. Ya gue juga sih, mau-mau aja. Padahal gue bisa aja nolak dan memberontak. Jaman sekarang kan udah canggih, kalo ancemannya nggak dianter pulang, gue bisa balik pesen ojol. Jaraknya jauh dari kosan nggak masalah, toh jatah gue perminggu mencukupi buat hara-hiri.
"Ih kak! Tungguin dong." Panggil gue ke Pak Doyoung yang udah jalan duluan. Walaupun dengan langkah yang pelan, tetep aja dia ada di depan gue beberapa meter.
"Kamu lama."
"Ya, aku kan nanya dulu."
"Nanti aja di dalem."
"Iya, iya."
Akhirnya gue sama Pak Doyoung langsung masuk ke dalam resto cepat saji tersebut. Jangan tanya gue kenapa, karena langkah Pak Doyounglah yang membuat gue ikut-ikutan aja kesini. Ya kali Pak Doyoung ke sini, malah gue ke tempat baju? Kan nggak mungkin!
"Cari tempat dulu aja." Ujarnya yang kini kita udah sampe di dalem tempatnya. Padahal sepi banget, cuma ada beberapa orang aja yang lagi makan disini. Tapi kenapa bilangnya cari tempat? Huhu gue mau nangis aja rasanya.
"Kan masih banyak yang kosong, Kak. Ngapain dicari segala? Tinggal milih juga."
"Saya serahin ke kamu. Kamu nyaman duduk dimana?"
Gue mengusap lengan gue pelan sambil terkekeh konyol, "Oh hehe.. Di luar aja, Kak. Adem. Hawanya semilir gitu. Di dalem sumpek banget ntar ada orang-orang lagi."
"Yaudah, terserah kamu aja."
Setelah menemukan tempat duduk pilihan gue, akhirnya kita berdua duduk dan mengeluarkan handphone masing-masing. Gue cuma ngeluarin aja sih, soalnya bingung juga ini kenapa Pak Doyoung nggak pesen makanan? Kan dia yang ngajak!
Dengan segala keberanian yang terkumpul dan siasat yang telah ada, gue pura-pura melihat ruko yang ada di seberang jalan. Hal itu, bisa gue manfaatin buat ngelihat Pak Doyoung lagi ngapain dengan ponselnya.
"Mau lihat, lihat aja. Nggak usah kemana-mana itu pandangannya." Celetuk Pak Doyoung begitu gue kepergok ngelirik dia.
"Dih, apaan sih!" Gue berdecak sebal karena ternyata dia juga lagi merhatiin gue yang sedaritadi curi-curi pandang ke arahnya.
DU LIEST GERADE
LECTURER AROUND ME
Fanfiction[ㅡSELESAI] "Nurut sama saya, Reya." "Bisa nggak sih itu kata ajaibnya diganti? Bosen aku denger kakak bilang itu mulu dari kemarin. Bahkan nih ya, sehari udah denger lima kali." "Tiga, Reya." "Iya maksudnya tiga." "Lima sama tiga jauh." "Deketin don...