CALANTHA -15-

722 56 43
                                    

Caca sedang menikmati bakar-bakaran dengan Tania, Marcell, Theo, Clarissa, Lisa serta beberapa orang yang tidak dikenalinya.

Sedari tadi gadis berkulit putih itu berusaha menemukan Alex. Pria itu tiba-tiba saja menghilang. Caca mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru mansion, tanpa menolehkan kepalanya tanpa sekali. Berharap tidak ada satu orang pun yang menyadari gelagat anehnya.

"Caca, apa kamu melihat Alex?" pertanyaan yang tiba tiba keluar dari bibir mungil Clarissa membuat Caca sedikit tersentak, tante Clarissa cenayang?

"Caca ngga liat tante, Mau Caca cariin?" tanya Caca berbasa-basi, niatnya sih ingin sekalian mencari keberadaan pria itu. Dan tentu saja Clarissa mengangguk mantap menyetujui ucapannya, "kamu mau melakukannya? Terimakasih, seharusnya keluarga kita berkumpul tapi anak nakal itu malah pergi entah kemana,"

Caca terkekeh kecil mendengar ucapan Clarissa, anak nakal? Baiklah, ia melangkahkan kakinya untuk mencari anak nakal kesayangan tante Clarissa. Setelah beberapa menit mencari akhirnya Caca melihat surai cokelat gelap milik pria itu.

Sial, kenapa ia berada sangat jauh, dan lagi, kenapa harus melewati Rebecca untuk memanggil pria itu.

Caca melangkahkan kakinya semakin dekat dengan Alex, tapi sialnya pria itu malah beranjak dari tempatnya semula.

"Alex!!," Caca menyerukan nama pria itu seraya mempercepat langkah kakinya.

Sialnya, ketika ia melewati Rebecca gadis tidak tahu diri itu mendorong Caca hingga membuatnya tercebur ke kolam dengan air yang begitu dingin.

"AAARGHH, Dingin banget, kamu gila?!" Caca berteriak sambil mengulurkan tangannya. Berharap Rebecca, gadis gila itu mau membantunya untuk naik.

Tapi seperti yang Caca katakan, Rebecca adalah gadis gila. Tentu saja ia tidak menghiraukan uluran tangan Caca. Rebecca malah dengan santainya ia melenggang pergi meninggalkan tempat itu. Untung saja Caca bisa berenang, jika tidak mungkin sekarang ia sudah mati tenggelam, tapi tetap saja air ini begitu dingin, jika tidak ada yang membantunya untuk naik ia akan segera mati kedinginan.

Disisi lain, Alex yang mendengar jeritan dari arah kolam renang, segera mengalihkan perhatiannya ke sumber suara tersebut. Sepersekian detik berikutnya ia membelalakan matanya.

"Calantha..?"

Dengan spontan Alex berlari kecil, menghampiri Caca. Belum benar benar sampai di tepi kolam ia sudah melihat Gio menggendong tubuh Caca yang menggigil kedinginan.

Rahang Alex mengeras, tangannya terkepal kuat. Alex kesal. Tidak, ia tidak peduli tentang apapun yang akan dilakukan kedua orang itu jika mereka tidak ada di acara keluarganya. Tapi, saat ini semua mata melihat ke arah mereka. Di hari pertunangannya orang orang melihat tunangan seorang Alexander Reeham berada di gendongan pria lain. Alex tidak suka dengan semua ini, ia tidak suka jika harga dirinya dipermainkan.

Alex menghampiri Gio, mensejajarkan tangannya lalu mulai menyentuh tubuh Caca. "sini gue aja," ucapnya sambil mengambil alih tubuh Caca dari gendongan Gio.

Tentu saja Gio tidak memberikannya semudah itu, membuat Alex hampir frustasi karena semua orang menatap kearah mereka.

Untungnya Akal sehat Caca masih bekerja, gadis itu segera merentangkan tangannya kearah Alex, ia bertingkah seperti bayi kecil yang meminta gendong pada ayahnya. Setelah tubuhnya berada di gendongan Alex, Caca segera menyembunyikan kepalanya di ceruk leher pria itu, "it's cold," ucap Caca sambil mengeratkan pelukannya.

"I know, no one swims at fourteen degrees," Alex berujar dengan sedikit ketus. Tapi entah kenapa Caca malah tertawa kecil mendengar ucapan pria itu. Bodoh, mana mungkin Caca berenang pake baju kaya gini.

##

Iris cantik gadis itu perlahan meneliti ruangan yang sedang ditempatinya. Ruangan bernuansa biru ini tentu saja bukan kamarnya. Ia berusaha mendudukan dirinya. Sekelibat bayangan tentang kejadian yang menimpanya kembali berputar dikepalanya. Anehnya gadis itu malah terkekeh kecil. "Caca cantik banget apa ya? Sampe direbutin dua cowok," sedetik kemudian senyumnya memudar. "Caca ngapain sama dua cowok? Kenapa jadi beneran murahan sih?! Ck. Caca jangan cantik cantik dong!" omelnya pada dirinya sendiri. Sedikit gila memang.

Caca melangkahkan kakinya berniat keluar dari kamar itu. Lagi pula ini sudah siang, setidaknya ia tidak boleh dicap pemalas oleh calon mertuanya. Eh?

Langkahnya terhenti ketika ia melihat bingkai-bingkai foto yang berjajar rapi. Itu foto kecil Alex bersama ketiga temannya. Tangan Caca terulur untuk mengambil foto itu. Matanya terus mengamati ketiga teman Alex, perlahan ia mulai merasa.... familiar?

Tunggu? Ini adalah foto kecil Alex, Gio, Rebecca dan seorang gadis kecil bersurai hitam dengan mata hazel yang tentu saja tidak Caca kenali. Tapi sepertinya gadis itu sangat dekat dengan Alex. Terbukti dengan pose mereka yang berpelukan seperti teletubbies.

Ceklek

Suara bukan pintu itu membuat Caca segera meletakkan kembali foto yang ia pegang. "hai," sapa Caca sambil tersenyum kikuk.

"Lo ngapain?" Tanya Alex ketika merasakan kejanggalan dari gerak gerik Caca.

Caca gelagapan bukan main. Ia yakin pria itu akan marah jika tahu barang barang pribadinya Caca sentuh. "Gapapa,tadi ada.. ada cicak lari kesini mau Caca tangkep"

Oke ini gila. Caca seharusnya tidak mengatakan hal konyol itu. Sekarang Alex malah berjalan mendekatinya dengan tatapan yang begitu tajam.
"ngapain?"

"emm.." Sial. Caca begitu panik. Ia mulai menusuk-nusuk telapak tangannya dengan kuku-kuku jarinya yang panjang. Ini memang kebiasaan Caca. Ketika panik ia akan menekankan kuku-kuku panjangnya ke telapak tangan.

"Jangan lancang!" Alex memperingatinya dengan tajam. Tapi setelah itu Caca merasakan seseorang mengusap kepalan tangannya.

Astaga. Alex mengusap tangan Caca dengan lembut. Membuat jari jari gadis itu berhenti menusuk telapak tangannya sendiri.

"ntar tangan lo korengan waktu nyalamin tamu. Bikin malu," mendengar itu Caca mencebikan bibirnya kesal. Baru saja ia dibuat terbang sekarang ia dijatuhkan ke dasar jurang. Dasar Alex.

"Alex!"

Pria itu hanya berhenti tanpa menolehkan kepalanya.

"Jangan nakal!" tapi setelah mendengar ini Alex segera menatap Caca kebingungan.

"hah?"

"Alex anak nakal. Tante Clarissa yang bilang," setelah itu Caca melenggang pergi tanpa menghiraukan raut kebingungan yang tercetak jelas di wajah Alex.

=C=

Hi, if u guys like this chapter don't forget to vote and Comment,

BTW, Alex anak nakal?

littlerain, 17 03 20

CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang