CALANTHA -58-

523 24 6
                                    

Caca pikir Alex tidak akan mengejarnya, tapi sepertinya ia salah. Entah kebetulan atau apa yang pasti pria itu berdiri di hadapannya saat ini.

"ngapain pergi?"

Caca tersenyum getir, "ngapain bertahan kalau nggak dihargai?"

Pria itu menghela napasnya kasar dan Caca menyadarinya, "Jangan kaya anak kecil, berhenti berpikir kalau dunia cuma berpusat sama lo, setiap orang punya urusannya masing-masing, Calantha."

Caca menggeram, ia sudah lelah dengan semua sikap Alex yang selalu merasa dewasa. "berhenti nyebut Caca anak kecil kalau kamu bahkan belum cukup dewasa, Alex!"

Gadis itu bersuara lantang, membuat orang yang berada disekitar area parkir menatap sinis ke arahnya.

"Calantha, suara lo ngeganggu orang lain." Alex berucap dengan tenang, mencoba menguasai dirinya agar tidak tersulut emosi.

"Ngeganggu orang lain atau Alex?" sarkas Caca.

Pria itu tidak menanggapi, ia membuka pintu mobilnya dan memaksa Caca untuk masuk.

Gadis itu masuk dan menutup pintu mobil dengan kasar. Alex mulai menatapnya dengan tajam.

"Calantha, gue bilang berhenti bersikap kekanakan. Ngerusak pintu mobil gue nggak akan bikin lo keliatan keren."

"lalu kamu pikir kamu hebat? Kamu bahkan nggak lebih dewasa dari pada Caca. Kamu juga kaya anak kecil yang tiba-tiba marah, ngediemin Caca, nganggep Caca nggak ada terus kamu tiba-tiba bilang Caca kaya anak kecil."

Alex menggeram, gadis itu tidak tahu apa-apa, tidak tentang apa yang harus ia lalui, tidak tentang apa yang sudah ia lalui, dan apa yang akan ia lalui.

"Lo bahkan nggak tahu apa-apa tentang gue."

Calantha Aldenate, untuk pertama kali menatap nyalang ke arah pria itu. "Kamu sok pintar! Kamu bahkan nggak tahu apa-apa tentang Caca. Kamu nggak tahu kalau Caca juga berusaha berubah buat kamu. Kamu nggak tahu kalau Caca sebisa mungkin nggak musatin orang-orang hanya untuk hidup Caca. Kamu.. Kamu sama nggak tahunya sama Caca. Bedanya, kamu adalah Caca versi lebih sombong, lebih egois, lebih sok dewasa!"

"Calantha! Berhenti teriak sama gue."

Caca memejamkan matanya, "kamu, orang sombong. Bahkan kamu teriakin Caca. Kamu nggak lebih baik dari Caca alex."

"Calantha, stop it. Lo nggak tahu--"

"kalau caca memang nggak tahu, seharusnya kamu kasih tahu Caca. Caca juga udah nanya caca salah apa, kamu tiba-tiba marah, kamu marah waktu caca nyebut nama Alatas, tapi kamu ngasih perhatian ke Annette tanpa mikirin perasaan Caca. Siapa yang lebih egois?"

Alex diam, apakah ia seburuk itu? Tapi semua itu kemauan Caca,

"Lo yang bilang gue boleh bantuin Annette waktu dia butuh gue, Lo yang bilang kalau gue harus baikan sama Annette. Lo yang nyuruh gue Calantha!"

Caca kembali menatapnya dengan nyalang. "Kamu nggak akan lompat ke sungai, walaupun Caca suruh. Kamu nggak akan mencuri, walaupun caca suruh. Kamu nggak akan cium caca walaupun Caca nyuruh kamu cium Caca sekarang. Kamu ngelakuin itu bukan karena Caca, kamu ngelakuin itu untuk Annette, kamu memang masih suka sama--"

Mata gadis itu melebar, jantungnya bergemuruh dan tubuhnya kaku tidak dapat dikendalikan.

Alexander Rehaam menyentuh dagunya lalu menarik tubuhnya dan mencium bibirnya dengan kasar.

Terus menuntut hingga Caca kehabisan seluruh pasukan udaranya. Tubuh Alex ia dorong dengan kasar, dan ia mulai menangis.

Entah kenapa, entah apa, tapi rasanya menyakitkan.

Plak.

Pipi pria itu memerah, bekas telapak tangan Caca tercetak dengan jelas disana.

Alex merasakan rasa panas menjalar di pipinya, ia tidak bisa melakukan apapun karena ia tahu bahwa ia baru saja melakukan kesalahan.

Kepalanya disandarkan ke jok mobil, dan matanya ia pejamkan. Intuisinya sangat gila. Ia tidak tahu cara menghadapi gadis itu sekarang. Alexander Rehaam menyerah.

"hiks.. Kamu berengsek. You're jerk! Kamu jahat Alex!

Terdengar suara pintu mobil yang tertutup keras, Alex tahu gadis itu baru saja turun dari mobilnya. Namun, ia tetap pada posisinya, bukan hanya tubuh Caca yang kaku, tubuhnya juga. Ia baru saja kehilangan akal sehatnya.

Alex tidak suka ketika gadis itu menyebut nama Alatas, tapi Alex lebih tidak suka jika Caca terus menyudutkannya dan mengatakan bahwa ia menyukai Annette.

Masalah Alex tidak semudah itu dan tidak seringan itu. Ada begitu banyak konsekuensi yang harus ia pikirkan.

Masalahnya adalah, Caca tidak tahu, tidak akan pernah mau tahu, bahkan jika ia tahu, Calantha tidak akan mengerti.

##

Caca berkali-kali menghapus air mata yang menetes dipipinya dengan kasar.

Tadi ia menghubungi Lisa dan gadis itu segera menjemputnya di rumah sakit. Jadilah ia menghabiskan waktunya selama beberapa jam untuk menangis di kamar Lisa.

"udah bisa cerita?"

Kepalanya ia anggukan meski ia masih sesunggukan bukan main.

"lo kenapa nangis sih? Ayo dong Ca.. Gue tahu lo tuh nggak lembek kaya gini.. Dulu aja lo nggak nangis waktu di tinggal Kak Iel di rumah hantu, jangan nangis ya."

Ia kembali mengangguk, lalu dengan susah payah mulai bercerita tentang kejadian yang menimpanya tadi sore. "... hiks.. Te-terus.. Alex nyium Caca.."

"terus?"

Air matanya kembali mengalir deras, sangat pedih jika harus mengingat momen itu. "Caca nggak tahu, rasanya ada yang salah, salah kalau Alex nyium Caca karena dia marah, rasanya Alex jahat."

Sebenarnya Lisa bahkan tidak mengerti kenapa gadis itu harus menangis, menurutnya, Alex tidak melakukan suatu kesalahan besar. Lisa pikir pria itu baru saja menegaskan bahwa ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya, ia benar-benar melakukan untuk Caca, bukan Annette.

Tapi entah, biarkan Caca berpikir sesukanya, ia bukan Caca dan tidak akan tahu apa yang gadis itu rasakan.

"Alex... Jahat banget, bahkan dia nggak ngejar Caca dan nggak nyari Caca," gadis itu terus merutuki Alex.

"besok Caca mau pulang ke Rumah. Alex jahat.. Hiks.."
.
.
.

Caca hanya tidak tahu, jika Alex sedang meyakinkan dirinya sendiri bahwa Calantha tidak akan kehujanan karena ia punya mobil, gadis itu tidak akan kelaparan karena ia punya uang, ia tidak akan kedinginan karena ia punya rumah, dan ia juga tidak sedang menangis karena teman-temannya akan menghiburmya.

Caca tidak tahu, bahwa Alex berusaha meyakinkan dirinya, untuk tidak perlu mengkhawatirkan gadis bernama Calantha.

=C=

littlerain, 21 05 20

CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang