CALANTHA - 29 -

406 23 0
                                    

Lisa tergelak ketika melihat seorang Calantha Aldenate mengerjakan semua pr matematikanya sendiri.

"gimana Caca pinterkan? Pasti Mr. Smith mikir Caca nyontek." ucap gadis itu percaya diri.

"ya emang kebiasaan lo nyontek."

Sahutan itu membuat Caca mencibir Reno yang sedang berdiri disamping mereka. "sini gue pinjem Ca. Yang ngerjain tunangan lo kan?"

Caca memicingkan matanya. "enak aja. Otak dan jerih payah Caca. Di bantuin Alex sih. Tapi tetep aja Caca mikir." elaknya

"oh mikirin apa Ca?" kali ini Gabriella yang menyahut, membuat Caca mengetuk-ngetukan jari di dahinya. "mikirin.. Matematika lah! Mikirin apa lagi."

"oh gue kira mikirin Alex. Bucin parah lo, gila." pernyataan Reno kembali membuat Caca berpikir keras. Memangnya ia separah itu?

Orang-orang mengalihkan pandangan mereka kepada Bryan yang baru saja memasuki kelas dengan sangat-amat heboh. "Bidadari kita mau balik woy! Tadi gue lihat formulir pindah sekolah!"

Keadaan kelas sontak menjadi sangat ricuh. Tapi Caca masih tidak memahaminya. "siapa?"

"Kak Annette. Lo nggak tau?"

Gadis itu menggerakkan kepalanya secara vertikal menjawab pertanyaan Gabriella. ia benar-benar tidak tahu.

"mantannya tunangan lo tuh. Kok nggak tahu?" Bryan berucap sangat santai. Tapi tentu saja Caca menjadi tidak nyaman mendengar ucapannya. Ternyata ia memang tidak sedalam itu mengenal Alex. Bahkan Annette saja ia tidak tahu.

"Wajar lah Bry, Caca bukan smp sini. Mana tahu mantannya kak Alex." ujar Gabriella mencoba memberi penjelasan.

"Oh.. Alex pacaran dari smp? Oh... Dia yang mau balik habis PAS itu ya?" Caca berusaha bicara dengan nada setenang mungkin. Tapi tentu saja Lisa menyadari perubahan nada bicara dan tatapan gadis itu.

"udah cuma mantan,yang penting lo sekarang." Lisa berbisik menenangkan sahabatnya itu.

"udah deh jangan bahas yang dulu dulu. Kalau gue ketemu Annette bakal gue jadiin cewek gue." Bryan kembali bertutur penuh percaya diri, membuat Caca meringis mendengarnya.

Jennice, Rebecca. Sekarang Annette. Seharusnya Caca tetap lebih cantik dari mereka semua.

"Bry.. Cantikan Caca atau kak Annette?"

Bryan helagapan menjawab pertanyaan Caca. Ia tidak ingin menjadi pelampiasan emosi gadis itu. "tanya Reno deh. Dia dulu ngejar Annette sampe mau mampus."

Mendengar itu, tentu saja Reno yang merasa disebut namanya mendecih pelan "Cari aman doang. Laki bukan?"

"Gausah banyak omong deh. Cantikan Caca atau Annette--kak Annette Ren?"

"beda. Lo cantik tapi kaya bocah. Annette udah cantik, pinter dewasa banget. Bikin adem liatnya." Reno tidak sadar jika sekarang wajah Caca sudah merah padam menahan emosimya.

Caca merasa sangat kesal ketika ucapan Alex kembali terngiang di ingatanya. Jangan kaya bocah. Annette, dewasa dan pintar. Sudah cukup untuk membuat percaya diri seorang Calantha Aldenate goyah.

##

"fokus! Kemarin ulangan lo tuntas." Alex memperingatkan gadis yang sejak tadi tampak gelisah dan tidak tenang di tempat duduknya.

Caca bergumam kecil menanggapi ucapan Alex. Bagaimana mungkin ia fokus saat ini.

"ck." Alex berdecak ketika mengoreksi pekerjaan Caca. "Salah semua lo ngitung. Ulangin."

Caca mengabaikan perintah pria itu. Ia menutup bukunya dan malah menatap tepat ke iris mata pria yang duduk di sampingnya. "Kak Annette?"

Hanya dua kata tapi mampu membuat hati Alex bergemuruh. Ternyata gadis itu sudah tahu tentang Annette.

"mantan? Pasti cewek yang ada di foto sama Gio sama Rebecca juga. Yang meluk Alexkan?"

"gue nyuruh lo ngerjain ulang." Alex memutus kontak mata mereka, ia beranjak dari kursi dan berjalan menuju rak-rak bukunya.

Ia menggeram ketika melihat Caca, bukanya mengulangi pekerjaannya malah terus menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan." gagal move on ya Le?"

Pertanyaan Caca membuat Alex menutup bukunya dengan kasar. "lo nggak seharusnya nanyain masalah pribadi ke gue. Inget gue bilang gue cuma jadi guru les mtk. Lo out of topic." Caca tertegun mendengar ucapan Alex. Masalah pribadi. Oke, Caca memang bukan siapapun di hidup Alex.

"Caca bisa bikin kamu move on nggak ya?"

"Calantha!" hardik Alex.

"apa?" Gadis itu bertanya santai seolah tidak melihat gurat kemarahan diwajah Alex.

"ulangin kerjaan lo atau mending pulang aja sekarang!"

Gadis itu mengerutkan keningnya "baru satu jam, belum ada malah. Nggak mungkin lah Caca pulang."

"Ulangin."

Gadis itu menghela napas. Percuma saja memaksa Alex untuk menjawabnya.

"Kemarin Caca tuntas. Kamu tahu dari mana? Harusnya sekarang udah nggak marah dong?" tanyanya sambil memperhatikan Alex yang sudah kembali fokus membaca di sebelahnya.

Alex tidak menjawab. Pria itu benar benar fokus. Dasar kutu buku ganteng.

"Le? Masih marah?" Caca memberanikan diri untuk menyentuh lesung pipit pria itu. Anehnya pria itu tidak marah. Tapi tetap mendiamkan Caca. "Alex... Le.. Kok kamu ngambeknya kaya cewek? Diem terus?"

Pria itu menghela nafas kasar. "gue nggak ngambek."

Sudah lima belas menit tidak ada percakapan diantara mereka. Caca yang sudah mulai bosan diacuhkan memilih untuk mengerjakan ulang soal-soalnya.

Tapi sampai tengah jalan notifikasi ponselnya terus mengganggumya. Awalnya ia hanya berniat membuka room chat group kelas. Tapi tangannya seolah bergerak otomatis menyentuh aplikasi berwarna keunguan.

Sebenarnya ia hanya iseng membuka storygram orang orang, tapi secara lebih kebetulan Gio berada di urutan pertama. Pria itu memposting fotonya bersama Rebecca di sebuah apartemen yang sepertinya mereka carikan untuk Annette.

"Gagal move on?"

Caca spontan mematikan ponselnya. Ia terkejut mengetahui Alex sedang menatap ke arahnya.

"enggak lele, tenang aja I'm yours."

=C=

littlerain, 23 20 04







CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang