CALANTHA -20-

678 39 4
                                    

"gimana, enak?" tanya Caca dengan antusias setelah Alex menghabiskan makan malamnya.

Pria itu tidak langsung menjawab. Sebenarnya masakan Caca enak. Sangat enak bahkan. Tapi ia tidak ingin membuat gadis itu besar kepala. "lo bisa masak ternyata,"

Bibirnya mengerucut kesal. "enak atau engga lele,"

"enak pecel lele," balasan asal yang keluar dari mulut Alex membuat Caca semakin kesal. "yaudah sih, ngapain dihabisin, makan pecel lele aja,"

Melihat ekspresi kesal gadis itu membuat Alex semakin ingin membuatnya kesal. "tadinya sih gue mau makan pecel lele, terus lo sok mau masak. Kasian gue,"

Oke. Sekarang Caca merajuk. Gadis itu menekuk wajahnya dan mengalihkan pandangannya dari Alex. Membuat pria itu terkekeh geli tanpa sepengetahuan Caca. "gausah sok ngambek makin jelek,"

Tentu saja kekesalan Caca semakin menjadi-jadi. Suasana hatinya sedang sangat buruk. Dan pria gila dihadapannya baru saja mengatainya jelek. Tentu saja tidak ada orang yang boleh mengatainya jelek. Kalau bisa seluruh penjuru dunia harus mengakui kecantikan Calantha Aldenate.

"Lo beneran ngambek sama gue?"

"..." tentu saja tidak akan ada jawaban dari Caca. Dasar cowok aneh. Ya kali Caca bilang 'Caca ngambek'.

"heh, anak manusia, lo ngambek?" kini Alex memandang heran gadis di hadapanya. Selama delapan belas tahun hidup Alex tidak pernah sekalipun menemukan orang yang merajuk padanya. Sungguh, ia tidak melebih-lebihkan. Calantha adalah manusia aneh pertama yang merajuk padanya.

"terserah lo, gue mau nugas," Alex melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan membuat Caca menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Alex! Caca lagi kesel! Ga gitu caranya, ga boleh pergi gitu aja.."

Caca terus menggerutu karena tindakan Alex. Menurutnya pria itu sangat tidak berperi keperempuanan.
Caca sudah berpindah dari ruang makan ke ruang tengah. Saat ini gadis itu tengah berkirim pesan dengan Lisa. Ia menumpahkan segala kekesalannya terhadap Alex.

Drt Drt

Ponsel Caca bergetar menandakan masuknya notifikasi di ponselnya.

Caca menyipitkan matanya ketika membaca pengirim pesan tersebut. "Mr. Smith?"

Dengan segera Caca membuka pesan dari guru matematika kesayangannya.

MR. Smith

Calantha, u're the only student who didn't pass the quiz.
I'll give u remidial test, just submit it tommorow morning before 6.50 A.M.
Sent a picture

Caca membelalakan matanya. Yang benar saja ia menjadi satu-satunya orang yang tidak lulus quiz Mr. Smith tadi pagi? Dan apa-apaan ini besok pagi? Astaga bagaimana Caca akan mengerjakannya. Ia tidak suka hitungan. Lima belas menit saja bersama angka-angka itu otaknya sudah pasti akan meledak.

Ia mulai memutar otaknya. Ia menghubungi Lisa dan meminta temannya itu untuk mengerjakan tugas remidialnya. Sayangnya Lisa sedang tidak berada dirumah. Ditambah lagi kenyataan bahwa Lisa membenci angka membuat Caca semakin frustasi.

Sebenarnya Caca bisa memilih untuk tidak mengumpulkan tugasnya. Tapi ia yakin Mr. Smith akan memberinya semakin banyak tugas. Percayalah. Caca sudah pernah mencobanya. Gadis itu menunda tugasnya selama dua bulan dan Mr. Smith menambah tugasnya setiap hari. Parahnya, jika Caca tidak mengerjakan tugasnya ia tidak akan diizinkan untuk mengikuti ujian kenaikan kelas dalam semua mata pelajaran.

CALANTHA [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang