2

361 33 0
                                    

----

Baru saja mereka turun dari pesawat sudah di sambut oleh mutan yang luar biasa banyaknya.

"Sh*t! Bagaimana mutan-mutan ini berada di sini?" tanya Hefaistos dengan menembaki kepala mereka.

Sialnya mutan itu justru kembali hidup dengan mulut yang mengeluarkan semacam sulur yang berbentuk bunga.

"Hoek! Itu menjijikkan." keluh Hera sambil menatap bangkai mutan itu, setelah menusuk mulut mutan itu dan merobeknya keatas.

"Aku heran, ada berapa banyak mutan yang dia buat untuk melakukan hal bodoh ini?" gumam Afrodite.

"Tidak usah bingung. Hanya seorang psiko saja yang melakukan hal bodoh ini." sahut Hemera.

Mereka berlari dengan menembaki beberapa mutan yang menghalangi jalan mereka. Sampai sebuah ledakan yang membunuh para mutan itu hingga menimbulkan asap dan tanah yang berhamburan.

"Butuh bantuan?" tanya seseorang itu. Senyuman merekah di bibir agent-x melihat siapa yang menolong mereka.

"Sagittarius!" seru Afrodite senang melihat sepupunya berada di sana.

"Hi, Afrodite. Long time no see. I miss you." ucap Sagittarius dengan memeluk sepupunya itu.

"Ehm. Bukannya mengganggu waktu reuni keluarga kalian. Tapi kita harus segera pergi dari bandara ke tempat GreKeZuYuJi. Remember?" ucap Dike memecahkan suasana.

"Perusak suasana." sungut Afrodite sambil menatap Dike sengit.

"Sudahlah. Yang dibilang oleh Dike benar. Kita harus segera pergi. Mutan ini berbeda dengan yang dulu. Ayo." Athena menengahi pertengkaran yang mungkin saja pecah antara Afrodite dan Dike.

"Ya. Athena benar. Mari kita pergi." sahut Apollo.

Mereka segera berlari mengikuti Sagittarius yang ternyata tidak datang sendiri. Ada Pontus, Kratos, Uranus serta Mercury.

----

"Hei! Tolong aku. Izinkan aku ikut dengan kalian." mohon seorang anak kecil mungkin umur sekitar 12 tahun dengan teman atau saudaranya yang berumur sekitar 17 tahun.

"Kalian siapa?" tanya Urea curiga. Melihat penampilan kedua nya yang acak-acakan dan terdapat beberapa bercak darah di baju mereka, membuat Urea menatap keduanya curiga.

"Kami anak-anak manusia. Bukan mutan seperti mereka. Kami diculik tapi kali berhasil membunuh nya." jawab anak yang berumur 17 tahun itu.

'Izinkan saja. Aku yakin dia jebakan.' ucap Afrodite. 'Kau yakin?' sahut Zeus. 'Disini terdapat kamera pengawas. Lebih baik kita ikuti alurnya.' jawab Artemis dengan menatap ke beberapa sudut.

"Yasudah. Ayo." ajak Ares.

Kedua anak itu berjalan di tengah-tengah mereka. Sambil mata mengawasi sekitar dan senjata yang sudah tersiapkan tinggal penggunaannya saja, kedua anak itu tiba-tiba berubah menjadi mutan yang hendak menyerang Hebe dan Iris.

Keduanya nyaris menjadi korban jika Aether dan Fanes tidak dengan segera menebas kepala mereka dan mencincangnya.

Percikan darah dari kegiatan keduanya menempel di baju Hebe, Iris serta baju keduanya.

"Ewh. Menjijikkan. Lain kali jika mau mencincang mereka. Jangan dekat dengan ku. Cara kalian mencincang mereka membuat ku tidak ingin memakan daging dalam waktu dekat." gidik Iris.

"Berisik. Masih untung kau masih hidup." sahut Aether.

"Stt.." instruksi dari Kratos membuat mereka diam dan menaikkan kewaspadaan.

"Di depan sana ada sekumpulan mutan. Kau mau menghabisinya atau mencari jalan lain?" tanya Pontus.

"Kira-kira berapa banyak mutan nya? Jika masih mungkin untuk kita sikat habis kenapa harus mencari jalan lain yang memungkinkan kita untuk terbunuh?" sahut Eileithyia.

Pontus melirik nya sebelum menjawab, "Jumlahnya sekitar 10-15. Tapi mungkin akan menghabiskan waktu karena mereka bisa hidup lagi seperti kedua bocah tadi. Mungkin juga bisa lebih beda lagi tingkatannya."

Ada jeda sejenak yang di berikan oleh Pontus sebelum dia melanjutkan. "Jika kau ingin menghabisi mereka. Maka kami akan membantu."

"Memang jika memilih jalan lain, jaraknya sama atau lebih jauh?" tanya Dionisos.

"Jaraknya beda. Lebih jauh, dan mungkin lebih banyak jebakan." sahut Uranus.

"Kalau gitu, kenapa kita membahayakan nyawa kita kepada sesuatu yang belum pasti? Bukankah lebih baik kita lewat sini?" tanya Eris.

"Ya. Tapi tunggu dulu. Ada yang ingin ku periksa." jawab Artemis sambil menarik anak panahnya.

Entah apa yang di panah olehnya karena tiba-tiba kabut asap mengganggu pengelihatan mereka semua termasuk Artemis.

"Cih! Hati-hati. Musuh berada di sekitar kita." Hermes mengingatkan seluruh rekannya akan kehadiran musuh.

Ketika melihat sekeliling tiba-tiba saja mereka di kejutkan oleh mutan yang tiba-tiba menyerang dalam jarak yang cukup dekat.

Dengan rasa terkejut mereka, refleks mereka mencincang para mutan itu. Sekitar 15 menit mereka beradu kekuatan dengan para mutan, kabut yang mengelilingi mereka lenyap.

Dan mereka menatap sekitar, tapi mereka tidak mendapati seekor mutan pun di sekeliling mereka kecuali bangkai mutan yang tadi mereka bunuh.

----

Halo hai. Ingin membuka bab selanjutnya? Votement kalian aku tunggu.

AGENT-X [SEASON 2]Where stories live. Discover now