#17 : Pergi

315 31 7
                                    

Pagi ini, semua sahabat dan juga teman2nya mengantar Jaemin, Jungkook dan juga dirinya ke bandara. Hari ini adalah hari keberangkatan Jaemin dan Jungkook ke London, namun Jennie ikut pergi bersama mereka. Tadi malam, dengan segala kekeras kepalaannya, dan juga rasa kecewanya Jennie memutuskan untuk ikut bersama Jaemin dan Jungkook, Gongzou dan Jae Hwa sudah melarangnya, tetapi Jennie tetap pada keputusannya

Bahkan pagi ini, Irene menangis sesenggukan saat melakukan video call dengannya. Lagi2 Irene memohon agar dirinya tinggal, dan lagi2 itu pula Jennie pergi. Bahkan Suho sampai mengejarnya hingga ke bandara, menangis dan memohon agar putrinya tidak pergi. Tapi lagi2 kekeras kepalaan Jennie mengalahkan segalanya, dengan deraian air mata dia tetap pergi meninggalkan Suho yang mematung dan hanya bisa menatapnya dengan tatapan penuh luka

"Maafin Jeje, Pa.." Itulah kata terakhirnya sebelum Jennie benar2 pergi meninggalkan Suho sendirian, dan tidak lama kemudian Seokjin datang untuk menghampiri sang Ayah yang sudah terduduk lemas di lantai bandara

"Pa.." Panggil Seokjin saat melihat Suho yang menangis sesenggukan, sembari terus menggumamkan nama Jennie

Hati Seokjin berdenyut nyeri, adiknya pergi. Papa dan Mamanya akan berpisah, Seokjin tidak pernah meyangka kalau hal seperti ini akan menimpa keluarganya, keluarganya yang bahagia.

Namjoon mendekati Suho, dan memeluk adiknya itu dengan sangat erat. Namjoon berusaha untuk memberikan kekuatan untuk adiknya, sejak kejadian Jennie pergi dari rumah, dia sangat tahu betapa terpukulnya Suho dan Irene. Namjoon menangis, dia tidak tega melihat adiknya seperti ini. Suho sudah seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya, tubuhnya memang ada tetapi raganya kosong, bahkan tampilannya pun tidak seperti biasnya.

"Kakak.. Putri ku" Lirih Suho, sembari menunjuk ke pintu keberangkatan yang di lewati Jennie tadi

Namjoon mengangguk, dia faham bagaimana hancur dan sedihnya Suho saat ini. Bahkan Namjoon pun tidak bisa melakukan apa2, Gongzou dan Jae Hwa juga tidak bisa melarang Jennie agar tetap tinggal. Jaemin dan Jungkook juga sudah melarangnya, namun sekali lagi kekeras kepalaan Jennie mengalahkan segalanya.

"Dia akan baik2 saja, Ho.. Dia akan baik2 saja" Ucapnya menenangkan

Suho menggeleng, kemudian melepaskan pelukannya dari sang kakak "Dia akan menangis kalau tidak mendapati ku dan Irene di rumah, dia akan menangis kalau sedang ketakutan. Lalu siapa yang akan memenangkannya? Siapa yang ak-"

"Tenang Ho, tenang.. Jangan terlalu mengkhawatirkan Jennie, dia pasti akan baik2 saja.. Di sana Ada Jungkook, Jaemin, dan Soomi. Mereka pasti akan menjaga Jennie dengan baik" Gongzou menepuk pundak Suho, dia sangat tahu bagaimana perasaan Suho saat ini

"Jennie!!"

Suara pekikan seseorang mengalihkan pandangan mereka, Irene tengah berlari dengan deraian air mata dan di susul oleh Jaehyun dan Suzy di belakangnya. Saat sampai, Irene langsung menghampiri Seokjin dan menatapnya dengan mata yang merah.

"Mana adek kamu?" Tanya Irene kepada Seokjin yang kini sedang menghapus air matanya

Seokjin tidak menjawab, dan membuat Irene geram karna putra sulungnya tak kunjung membuka suara "Mana adek kamu Kim Seokjin?" Tanya Irene sekali lagi sembari menekankan nama Seokjin

Seokjin menggeleng, dia membawa Mamanya ke dalam pelukannya. Lagi2 tangis Irene pecah, dia memukul baku lebar Seokjin untuk menumpahkan segala kesedihannya. Dadanya sesak, persetan dengan orang2 yang melihatnya, dia tidak peduli soal itu. Yang di fikirkan hanyalah putrinya, putrinya Kim Jennie yang pergi dengan segala kesedihan yang di bawanya

"Kenapa kamu ga ngelarang adek kamu, Jin-ah hiksss.. Kenapa kamu biarin dia pergi hikss, kenapa?" Ucap Irene dengan isakan

Seokjin mengecup pucuk kepala Mamanya "Maaf Ma, aku terlambat dan ga bisa nahan Jeje untuk tetap tinggal" Sesalnya

Family Absurd (Tamat) Where stories live. Discover now