Baby Ae (Revisi)

11.9K 403 113
                                    

.
.
.

“Ae! apa ini?” tanya Saint menunjukkan sebuah kertas ke depan wajah Ae.

Ae diam tak bersuara, berpura-pura tidak mendengar ucapan Saint, Papanya, yang berdiri tepat di sebelahnya. “AE! Jangan pura-pura tidak dengar! Papa tau kamu dengar! Sini kamu! Dasar anak nakal!” ujar Saint sembari menjewer telinga kiri Ae lalu membawanya ke dalam kamar.

“Kamu ini nakal sekali. Siapa yang mengajarimu seperti ini?!” bentak Saint yang ditanggapi santai oleh Ae.

Ae berdiri di depan Saint tanpa rasa takut sedikitpun. Remaja 15 tahun itu terkesan meremehkan ucapan Papanya yang selama ini memanjakannya.

“Apa alasan kamu kali ini?” tanya Saint menatap emosi anak lelakinya yang mulai memasuki usia remaja tersebut.

Ae mendekat lalu memeluknya. “Ae tidak suka dia Pah! Ae tidak mau Mama baru. Ae tidak suka!” ucapnya lirih tanpa melepas pelukannya dari tubuh sang Papa.

“Ae tidak mau membagi Papa dengan orang lain.” imbuhnya semakin lirih membuat Saint cukup terkejut mendengarnya.

“Ae tidak mau berbagi kasih sayang Papa dengan orang lain. Ae mau Papa hanya milik Ae, dan sayang Papa hanya untuk Ae. Hikksss …” sambungnya terisak.

“O-ok! ~ Papa masih ada pekerjaan. Sebaiknya kamu pergi tidur.” Saint melepaskan pelukan Ae dari tubuhnya kemudian pergi. Amarahnya tiba-tiba sirna setelah mendengar pengakuan Ae.

Saint mengerti maksud Ae. Sepertinya Ae sadar tentang kedekatannya dengan seorang teman perempuannya yang mungkin membuat Ae cemburu dan takut tergantikan posisinya.

Ae menatap sayu kepergian Saint. Ia merasa Papanya sudah tidak peduli lagi dengannya. Remaja berambut kecokelatan itu duduk di ranjangnya dengan pikiran tidak tenang. Ia takut Papanya marah dan benar-benar pergi meninggalkannya.

“Papa tidak sayang Ae.” lirihnya berusaha menyembunyikan wajah sedihnya dibalik telapak tangan mungilnya.


*****



Saint yang semestinya bekerja di kantor, hari ini terpaksa harus mengambil cuti akibat ulah anaknya. Sekitar pukul 10 pagi Saint pergi ke sekolah Ae untuk memenuhi panggilan dari guru BK sekolah anaknya.

Di dalam ruang guru Saint tidak sendiri, ada juga seorang wali murid lain yang duduk berhadapan dengannya, yaitu seorang wanita yang diperkirakan adalah wali murid korban kenakalan anaknya.

Kedua wali murid itu berbicara dengan seorang guru BK, berdiskusi mengenai masalah anak mereka sampai harus memanggil keduanya.

Sementara di dalam ruang kelas X-1 yang mana itu adalah ruang kelas Ae, sedang terjadi kegaduhan dikarenakan tidak ada guru yang mengajar di jam pelajaran saat itu.

“Hey, Pete! awas kau mengadu pada ayahmu! ~srreekkk~” ancam Ae sembari memperagakan gerakan menyayat leher menggunakan telunjuknya dan tak lupa menirukan suara seperti sayatan pisau.

Pete adalah seorang anak pendiam yang sering diganggu Ae. Lebih tepatnya sebagai tempat pelampiasan Ae. Surat panggilan yang diterimanya kemarin merupakan ulahnya mengganggu Pete. Bukan hanya berkata kasar, Ae juga bermain fisik dengan Pete. Ae sempat mendorong dan memukul wajah Pete sampai bibirnya berdarah. Semua itu Ae lakukan hampir tanpa alasan. Salah tidaknya Pete tetap sama di mata Ae. Dan pada kejadian saat itu, salah seorang guru berhasil memergoki keduanya.

Pete tidak pernah mengadu pada siapapun tentang Ae yang selalu mengganggunya di sekolah atau di luar sekolah sekalipun. Bukan hanya pendiam, dia juga penakut dan sering menjauhkan diri dari teman sekelasnya. Pete lebih sering menyendiri daripada bergaul dengan teman sebayanya. Karena sikapnya itulah dia sering menjadi bulan-bulanan siswa lain, termasuk Ae yang memang sedang memiliki masalah dengan Papanya, dan menjadikan Pete sebagai samsak empuk untuknya.

My Baby Boy [SonPin x MPREG] √ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang