I. Spring | Eight

7.9K 581 181
                                    

Holla...


Happy Reading~

🌸🌸🌸🌸🌸

Theme Song:
🎶The Middle by Zedd, Maren Morris, Grey (Boyce Avenue ft Andie Case )🎶

 Why don't you just meet me in the middle?
I'm losing my mind just a little.

"No way!" pekik Andres tiba-tiba sambil berdiri, "Bukannya ini wanita yang berada di laptop Vander?" tanyanya dengan logat latinnya yang kental

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"No way!" pekik Andres tiba-tiba sambil berdiri, "Bukannya ini wanita yang berada di laptop Vander?" tanyanya dengan logat latinnya yang kental.

Vander yang tadinya mengalihkan wajah ke samping lainnya, seketika berbalik menghadap sang tamu yang sedang berdiri sambil tersenyum kepada semua orang.

Tidak! Sang mantan tidak seharusnya berada disini. Ini bukan tempat pembuangan! Sosok itu harus segera disingkirkan, kalau tidak akan mengundang penyakit.

Lantas Vander berdiri dan seketika suara kursi berderit terdengar di lantai kayu. Membuat samua mata tertuju pada pria berbaju kuning itu yang hendak melangkah ke arah sang tamu asing.

"Ikut aku!" desis Vander mengamit tangan wanita yang dibencinya tersebut. Membawanya menjauh dari yang lainnya menuju pintu keluar.

Sempat terdengar suara ibunya yang memanggil agar segera berkumpul untuk makan bersama. Namun Vander mengacuhkannya dan memilih untuk mengurusi tamu tak diundang itu.

"Vander, kita akan kemana? Ibumu memanggil." tanya suara manja itu panik saat Vander menarik kasar pergelangan tangannya.

Vander bukannya menjawab, ia hanya menggeram. Melihat wajah cantik itu dengan penuh benci, lalu menyentak tangan ringkih itu lagi saat pintu terbuka dan membawanya ke laman teras.

"Pergi!"

Vander melepas tangannya kasar dan mengusir wanita itu dengan telunjuknya.

"Sudah kukatakan padamu. Jangan pernah dekatiku lagi atau—"

"Atau apa? Ingin menyakitiku?" Gadis itu memajukan dirinya ke hadapan Vander dengan berani, "Coba saja!" tantangnya dengan seringai di wajahnya.

"Kau!" Tunjuk Vander dihadapan wajah cantik itu, "apa yang kau inginkan lagi? Apa tidak cukup dengan satu pria?" desisnya dengan memojokkan tubuh gadis itu hingga mundur dan tersudut ke sebuah dinding batu.

"Kau!" Tunjuk Vander dihadapan wajah cantik itu, "apa yang kau inginkan lagi? Apa tidak cukup dengan satu pria?" desisnya dengan memojokkan tubuh gadis itu hingga mundur dan tersudut ke sebuah dinding batu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BEHIND THE BEAST [End]Where stories live. Discover now