Painful Sacrifice (22) 🔥

11.5K 1.2K 108
                                    

Jangan lupa vote!!
🙏🙏🙏

[ HAPPY READING ]

~*~

Taehyung menghembuskan nafas lelah. Hari ini benar-benar begitu melelahkan untuknya, ia terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini dan membuatnya mengabaikan pekerjaan. Karena hal itu pekerjaannya jadi menumpuk dan sekarang ia harus lembur mengerjakan berkas-berkas yang sempat terabaikan.

Tapi Taehyung tak pernah mengeluh, bukankah ia pernah bilang kalau ia begitu menyukai pekerjaannya yang begitu memusingkan. Tapi dari tadi helaan nafas kasar terus saja keluar dari mulutnya.

Taehyung pusing, bukan karena pekerjaan, tapi pusing karena memikirkan Jungkook. Yaa akhir-akhir ini Taehyung lebih sering memikirkan Jungkook, merenung dan membayangkan namja manis itu. Sudah beberapa hari Taehyung tak pernah melihat namja manis itu lagi.

Sekarang sudah memijukkan pukul 05 sore, hampir malam dan kantor mungkin sudah sepi, karena jadwal pulang sudah dari jam 04 sore tadi. Mungkin hanya beberapa pekerja yang lembur dan penjaga gedung perusahaan dan tentunya sahabat Taehyung, Miller Morgan yang selalu setia menemaninya.

Rencananya hari ini Taehyung akan lembur sampai jam 12 malam, agar semua pekerjaannya benar-benar selesai dan ia bisa bebas merenung kembali. Yaa merenungkan Jungkook dan semua perasaan yang ia rasakan selama ini.

Taehyung menghela nafas lelah, lagi-lagi ia melamun tanpa sadar. Taehyung hendak kembali memeriksa berkas-berkas di tangannya tapi suara dering ponsel membuat namja hazle itu mengurungkan niatnya.

Taehyung menatap poselnya yang bergetar dan terus saja berdering tanda ada panggilan masuk. Taehyung mendengus pelan, siapa yang menghubunginya sore-sore begini. Dengan perasaan kesal Taehyung meraih benda pipih itu dan melihat siapa yang menghubunginya.

Taehyung kembali menghembuskan nafas lelah, nama sang tunangan tertera di sana Jeon Yoongi. Ada apa Yoongi menghubunginya sore-sore begini.? Tak biasanya. Dengan malas Taehyung menggeser icon hijau dan menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Tumben sekali menghubungi ku sore-sore begini.? Ada apa.?" tanya Taehyung to the poin. Ia sedang tak ingin berbasa-basi, lagi pula ia sedang banyak pekerjaan.

"Kau lama sekali mengangkat telpon ku.?" suara Yoongi terdengar kesal di sebrang sana.

Taehyung menghembuskan nafas lelah "Aku sedang banyak pekerjaan, maafkan aku.." seru Taehyung dengan nada tak rela.

"Ini sudah waktunya jam pulang kantor. Tapi kenapa kau masih bekerja.? Dan jangan bilang kalau kau akan lembur.?"

Taehyung merotasi matanya malas, sejak kapan Yoongi jadi cerewet seperti ini "Aku banyak pekerjaan, jadi mungkin aku akan lembur, jadi sekarang cepat katakan, ada apa kau menghubungi ku.?"

Suara dengusan Yoongi terdengar "Kau tak bisa lembur hari ini, kau harus menemani ku menghadiri pesta pernikahan Jimin, jadi pulang sekarang dan bersiap dalam waktu dua jam.."

Taehyung menggeram kesal "Sudah bilang aku banyak pekerjaan, jadi aku tak bisa ikut dengan mu.." Taehyung kesal, tentu saja, bagaimana bisa Yoongi mengajaknya ikut menghadiri pernikahan mantannya bernama Park Jimin itu.

"Kau harus pergi bersama ku, Jungkook membawa pasangan lalu bagaimana dengan ku, aku akan sendirian di sana. Aku tak mau tahu, aku menunggu kau menjemput ku di Mansion dua jam lagi, dan tak ada penolakan tuan Kim.."

Panggil berakhir, Yoongi memutuskan panggilan sepihak dan Taehyung hanya diam sambil menurunkan ponsel dari telinganya. Yoongi baru saja menyebut nama Jungkook. Jadi Jungkook juga akan ikut keacara sialan itu, dan apa ia tak salah dengar.? Jungkook membawa pasangan.

Painful Sacrifice [kth-jjk] √Where stories live. Discover now