Hug

522 72 12
                                    


Malam ini keluarga gue lagi bercengkrama hangat di ruang tamu.

Dengan sebungkus sale pisang dan klanting, hasil dari oleh-oleh yang diberi oleh tetangga tadi sore. Dan juga masing-masing secangkir teh hangat buatan ibu.

Ayah hari ini pulang kerja lebih awal dari biasanya, maka dari itu selepas menjalankan ibadah Maghrib dan mengaji kita sudah duduk manis berkumpul seperti ini.

"Bang, dengerin deh video ini" Ucap Ayah sambil mengarahkan hpnya ke Bang Byungchan.

"Yera juga mau liat dong" Gue pun mendekat ke samping Bang Byungchan.

Kita pun dikasih liat video dari grup WhatsApp bapak-bapak RT.

"Tuh dengerin suara terompet izrail, Abang sama Adek harus rajin-rajin ibadah. Kiamat sudah dekat"

"Kok serem sih, Yah?" Tanya Ibu sambil masih memutar video tersebut.

"Yah, ayah tau ga kalo itu suara ikan paus?"

"Ayah nih jangan keseringan kemakan video hoax dari grup kaya gitu" Gue pun ikut berkomentar.

"Oke sih kalo ayah ingetin jangan lupa ibadah karena kiamat sudah dekat. Tapi kebenaran dari videonya itu loh, Yah"

"Hahh, ternyata anak ayah sudah pada besar ya. Gabisa lagi dibohongin"

"Kita sudah cukup berpengalaman untuk ayah bohongin lagi" Gue ngomong begitu sambil sok-sok lirik sinis ayah.

"Betul. Udah cukup yang ikan pari itu ya, Yah. Yang katanya kalo anak durhaka bakal dikutuk, padahal sebenarnya itu emang wujud ikan pari tuh kaya gitu"

"Masih ingat aja kalian" Ayah dan ibu tertawa cukup kencang. Bahkan durasinya lumayan lama.

"Aduh, sakit perut ibu. Kebayang kalian dulu langsung pada nurut sama ibu karena takut dikutuk"

"Jadi kangen anak-anak ayah yang dulu masih sering ngompol, yang masih sering pake popok"

"Huhuuuuu kenapa jadi melow gini?" Gue pun mendekat ke ayah sambil memeluknya dari samping.

"Abang gamau peluk ibu?"

"Tapi abis ini Abang minta uang buat beli kuota ya?"

"Mendingan ibu nyuci piring deh di dapur" Ibu pun bangkit dari duduknya dan Bang Byungchan mengikuti sambil memeluk ibu dari belakang.

"Bercanda bercanda, ibu mah cepet baper sekarang. Nih Abang udah peluk nih"












Dilain tempat, Seungyoun sedang bimbang. Haruskah iya bertamu atau pulang saja kerumah.

"Ketuk ga ya? Ketuk aja deh biar ketemu Yera. Terus kalo udah ketemu, mau ngapain? AHH pusing" Ia bermonolog sendiri didepan pagar rumah Yera.

Seungyoun pun balik lagi duduk diatas motornya. Ia masih bergelut dengan pikirannya.

Haruskah ia menceritakan kejadian hari ini pada Yera? Dan juga, Yera marah tidak ya atas perlakuannya tadi siang?

"Oke, gue harus bilang gue harus cerita sama Yera. Masa cuma bilang kaya gitu aja takut, malu Youn sama jakun"

Setelah bermonolog sendiri, ia pun memencet bel dan memanggil Yera.

Tidak berapa lama kemudian, Yera keluar dari rumah dan agak terkejut melihat kehadiran Seungyoun yang tiba-tiba.

"Hm? Kak Seungyoun? Tumben mau kesini ga bilang dulu?"

"Iyaa hehe sekalian lewat sini"

"Masuk dulu sini kak"

Happiness || Cho seungyoun (Selesai)Where stories live. Discover now