11# Buntut Perbuatan Sastra

362K 53.8K 24.4K
                                    

When he opens his arms
And holds you close tonight
It just won't feel right
Cause I can love you more than this
When he lays you down, I might just die inside
It just don't feel right
Cause I can love you more than this

Can love you more than this...

- ONE DIRECTION -

○○○●●●》  ♤♤♤  《●●●○○○

Sore itu, Sastra benar-benar menarik napas panjang saat Cetta berdiri di depan pintu tanpa berkedip menatapnya. Sastra baru saja meletakkan telunjuknya di depan mulut dengan tampang melas saat Cetta berlari tunggang langgang ke dalam rumah.

"MAMAAAA!!"

Sastra sudah pasrah dengan nasibnya setelah ini. Dia bahkan sudah tidak peduli saat Jovan mencengkeram bagian belakang kerah bajunya dan menyeretnya seperti anak kambing yang lepas dari kandang.

Dan benar saja, Mama langsung tergopoh-gopoh menghampirinya bersama Cetta yang- entah kenapa begitu heboh menunjuk-nunjuk wajahnya. Seolah-olah bocah iti berteriak, "INI DIA MA, PELAKUNYA!"

Sastra merasa, dirinya akan berubah menjadi terdawak sebentar lagi. Berkat Jovan. Berkat Cetta.

Oh, terima kasih banyak! Gue terharu!

"Abang! Ini kenapa mukanya kayak gini, Ya Allah!"

Jujur, Sastra benci melihat raut cemas di wajah Mama. Itu hanya akan membuatnya gagal menjadi seorang anak. Sudah cukup hanya Jovan yang hobi membuat onar di rumah ini, Sastra tidak ingin membuat Mama khawatir dengan dirinya.

"INI SEMUA GARA-GARA MAS JOVAN, MA!" Jelas Sastra langsung melotot pada Jovan di sebelahnya.

"Kok gue?"

"Kalau lo nggak datang kayak banteng matador ke falkutas gue, gue nggak bakal kejedot jendela!"

"Heh! Gue nggak bakal ke fakultas lo kalau Tara nggak bilang lo berantem sama--mmmmmm!" Sastra panik. Dan dia tidak perlu berpikir panjang untuk membekap mulut Jovan dan membuat laki-laki itu kelimpungan.

"Abang berantem?!"

Sastra menggeleng, "Nggak, Ma! Enggak, Abang nggak berantem."

"Bohong, Ma! Dia berantem sama mantannya Sahara sampe anaknya babak belur!"

Mama shock. Tapi lebih shock lagi Sastra yang mendengar mulut mercon Jovan nyerocos bukan main. Kalau Cetta hanya menatap Abang dan Masnya dengan jenaka, Mama tidak berpikir dua kali untuk menggebuki bokong dan bahu Sastra. Membuat laki-laki itu semakin meringis.

"Ampun, Ma! Ampuun! Abang nggak gini lagi, sumpah! Janji deh janji. Aduh, aduh ampun, Ma!"

"Berapa kali Mama bilang? Jangan berantem! Jangan cari masalah! Kemarin Cetta udah gebukin anak orang, sekarang kamu!" Mama akhirnya marah-marah. Sementara Cetta hanya menatapnya dengan pandangan, "Kok jadi bawa-bawa Cetta sih, Ma?"

"Kalian tuh seneng ya lihat Mama nggak bisa tidur mikirin kalian? Kalian mau Mama cepet mati gara-gara kelakuan kalian?"

Hening. Ketiga-tiganya hanya duduk tanpa suara. Nyaris tidak ada yang berani menjawab kalau Mama sudah marah-marah sampai bawa-bawa mati begini.

"Mas juga! Berapa kali Mama bilang sama kamu? Jangan ajarin adek-adeknya berantem! Mas tuh udah gede kan? harusnya Mas bisa jadi contoh yang baik. Kalau Abang sampe masuk penjara gara-gara gebukin anak orang, Mas seneng?"

Tulisan Sastra✔Where stories live. Discover now