17# Gayatri Mandanu

326K 50.3K 21.9K
                                    

Aku akan selalu berada di sisimu
Jadi, katakan saja dengan nyaman
Setiap kali kau memanggilku,
Aku akan berlari ke arahmu

- NCT DREAM -

○○○●●●》♤♤♤《●●●○○○


Saya yang bertandatangan dibawah ini, Jovan Akhal Raksi (25) selaku pemimpin kabinet dari Rinso, Molto, Soleh beserta jajarannya, memberikan ultimatum resmi kepada seluruh penghuni rumah agar tidak mengijinkan oknum-oknum berikut ini berada di area hijau atau dengan ini disebut kandang kucing. Adapun rinciannya saya jabarkan sebagai berikut:

Tersangka 1 : Andhika Sastra Gautama (22)
Tindak Kejahatan : Mengantongi Molto dalam kantung plastik dan menggantungnya di atas kalender.
Tingkat Kejahatan : Sedang.

Tersangka 2 : Kin Dhananjaya (16)
Tindak Kejahatan : Membawa Rinso keluar rumah tanpa ijin serta mengantunginya dalam kantung plastik.
Tingkat Kejahatan : Ringan.

Tersangka 3 : Adinata Aileen Caesar (20)
Tindak Kejahatan : Mengurung Soleh dalam panci presto selama hampir 30 menit.
Tingkat Kejahatan : Berat, sebab mengacu pada perencanaan pembunuhan.

Menindak lanjuti kasus-kasus diatas yang mana telah melanggar asas peri kehewanan, maka dengan demikian saya menyatakan bahwa tersangka yang telah tertera sebagaimana diatas diboikot dari area hijau. Jika Rinso, Molto atau Soleh tiba-tiba keluar kandang, maka tersangka-tersangka yang sudah saya sebutkan agar menjaga jarak paling aman 5 meter.

Jika tersangka-tersangka diatas kedapatan berinteraksi dengan Rinso, Molto dan Soleh, maka akan dikenakan denda sebesar 500 ribu dan pengurangan uang jajan dari saudara Adhitama Abelvan dan saudara Eros Bratadikara Nayaka masing-masing sebanyak 30%.

Surat ini diedarkan setelah dicermati serta disetujui oleh pihak-pihak bertanggung jawab agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 3 Mei 2020

Penggugat,
Jovan Akhal Raksi

"Itu kalau melanggar kan? Berarti uang jajanku nggak dipotong kan?"

Detik setelah Jovan menempelkan edaran itu di pintu kulkas, ia menoleh pada Jaya dengan tatapan paling mematikan. Hanya untuk membuat Jaya mundur dua langkah dan bertedeng di balik tubuh Sastra.

"Enak aja! Lo udah melakukan tindak kejahatan, jadi harus tetep dipotong. 30 persen!!"

"Kan yang salah Rinso. Siapa suruh dia ikut aku?"

"Harusnya lo bilang ke dia buat nggak ikut!"

"Rinsonya nggak mau dengar!"

"Ya itu salah lo! Kenapa Rinso sampai nggak mau denger omongan lo padahal dia biasanya nurut. Pokoknya nggak bisa. Uang jajan lo tetep bakalan dipotong 30 persen! Gue, Bang Tama sama Kak Ros udah setuju."

"Tapi Mama belum setuju. Surat itu nggak sah kalau nggak ditandatangani sama Mama! Titik!"

"Mama pasti bakalan setuju. Kenapa? Karena lo udah mengabaikan hak asasi hewan untuk mendapatkan perlindungan! Dan Mama jelas nggak akan mengampuni lo yang udah mendzalimi kucing gue." Jovan menarik napas panjang. Ternyata capek juga bicara ngotot sepanjang lebar itu.

"Nggak bisa gini, Van!" orang-orang yang berkumpul di meja makan saat itu praktis menolehkan kepala pada Sastra yang baru buka suara sejak forum dadakan hari itu digelar.

"Waktu itu kan kita udah damai. Lo juga udah setuju dan kita fine-fine aja. Molto juga nggak mengalami trauma psikis atau apapun itu waktu liat gue. Kenapa uang jajan gue juga harus dipotong?"

Tulisan Sastra✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora