Perkenalan

42.9K 2.7K 226
                                    

Hai, salam kenal. Nama gue Reka, seorang mahasiswi baru yang sedang dalam masa orientasi. Kebetulan masuk dijurusan yang mayoritasnya laki-laki, jadi gue sedikit kebingungan.

Sekarang gue berserta para mahasiswa baru lainnya sedang duduk dilapangan kampus sambil mendengarkan arahan dan penjelasan dari para senior yang bertugas.

Kami sepertinya sengaja di jemur bak ikan, mereka nggak tahu apa ya kalau skincare mahal?! Kesel banget gue.

"Ini indonesia yang panas, atau gue yang jauh dari amalan baik ya?" tanya seorang lelaki yang duduk disamping gue, dia seperti berbicara ke gue tapi wajahnya ke arah depan. Sementara tangan kanannya sibuk kipas-kipas dengan lembaran kertas.

"Nggak tahu, dua-duanya mungkin," jawab gue asal nyeplos lalu tertawa dengan sinis.

"Lah? Cewek toh?" lelaki tersebut heran karena baru sadar kalau gue cewek, dia kira tadinya gue apa? Cewok?

"Emang kenapa?" gue sinis.

"Kasihan banget dijemur, skincare kan mahal!"
katanya dengan wajah yang perhatian dan tulus. Kemudian dia melindungi wajah gue dari sinar matahari dengan lembaran kertas yang dipegang ditangannya.

Wah, kacau. Belum juga kenal udah romantis begini. Ciri-ciri fakboi kayanya nih.

"Nggak usah, gue nggak papa," dengan risih gue menyingkirkan tangannya dari hadapan gue.

"Ngomong-ngomong nama lo siapa?" lelaki berkulit putih itu mengulurkan tangan.

"Panggil aja gue Reka." Gue menyambut uluran tangannya, kini kami bersalaman.

"Ohh Reka, kenalin, gue Zaki," kata dia dengan senyum yang lebar. Alisnya tebal dan rapi, hidung mancung dan mata yang penuh aura keramahan. Kalo dilihat-lihat ini cowok manis juga.

Namun, gue belum bisa membedakan sih dia fakboi atau memang ramah beneran.

"Daritadi gue kenalan sama laki-laki mulu, jadi gue nggak tau kalau ada anak perempuan di jurusan kita." Zaki cengengesan.

"Eh, lo perempuan kan?" tiba-tiba Zaki bertanya hal yang meragukan. Mungkin dia kebanyakan nonton perempuan jejadian atau banci thailand? Gue kurang tahu juga.

"Iyalah perempuan!" jawab gue dengan kesal.

"Oalah syukurlah, hahaha." ia tertawa, padahal menurut gue itu nggak lucu banget.

Gue cuma geleng-geleng aja. 5 menit kemudian Zaki mulai open bacotan lagi.

"Ohiya Reka!, kenalin ini pelihara-, eh, maksud gue ini temen gue," ucap Zaki sambil menyenggol teman lelaki yang ada di sebelahnya. Gue baru sadar ternyata ada orang disebelah Zaki, habisnya hening banget.

Ketika temannya Zaki itu menampakan wajahnya, gue terpukau. Secara nggak sadar gue menatap dia tanpa kedip dalam beberapa detik.

GANTENG BANGET YA ALLAH.

Nikmat mana lagi yang kau dustakan? Sumpah, wajahnya itu ganteng tercampur manis. Alis tebal dan hidung mancung, bibirnya pink sehat seperti pakai lipbalm. Disertai dengan tatapan mata yang tajam dan bulu mata yang lentik. Kulitnya nggak putih tapi nggak hitam, cerah, pas, perfecto.

Kapan gue bisa berjodoh dengan orang setampan ini?

"Kenalin, gue Reka," ujar gue kemudian tanpa sadar mengulurkan tangan duluan.

Ya ampun Reka, seumur hidup nih sebanyak apapun cowok ganteng, belum pernah gue mengulurkan tangan duluan ketika diajak kenalan, kenapa kali ini berbeda?

"Yoga," katanya datar kaya penggaris.

Dan yang lebih malunya, TANGAN GUE NGGAK DI SAMBUT BALIK. Sumpah malu banget gue disitu.

Zaki cuma bengong ngelihatin tangan gue berada dihadapannya.

Bahkan Yoga hanya melihat wajah gue beberapa detik ketika menyebut namanya, setelah itu dia kembali menatap ke depan.

Gue auto nunduk nahan malu. Nggak ada kamera atau rekaman kan? Gue nggak tahu harus apa kalau kejadian tadi terekam dan terabadikan, pasti malunya seumur hidup.

Dari sebelah gue, gue mendengar Zaki dengan samar-samar ngomelin Yoga, tapi gue nggak tahu dia ngomong apa.

"Maaf ya, Reka. Yoga emang kaya batu, dia bego banget dalam bersosialisasi. Maaf Reka," dia minta maaf ke gue dengan sangat tulus.Mungkin Zaki merasa nggak enak.

"Heh anak dak'jal! Lo bego banget, di kenalin sama temen baru malah kaya gitu, gue yang malu padahal gue bukan bapak lo."
Zaki mengomeli Yoga, hebatnya Yoga hanya diam doang kaya batu. Sepertinya dia fokus mendengarkan arahan dari kakak senior.

Gue memperhatikan mereka berdua dan merasa lucu. Mereka seperti berbanding terbalik dalam hal sifat dan sikap. Yang satunya ramah.. entah ramah atau sok asik? Yang jelas menurut gue Zaki nggak malu-malu dalam memulai pembicaraan. Sementara yang satunya lagi nggak banyak ngomong dan dingin kaya es batu.

Hal yang sama dari mereka berdua adalah, mereka sama sama enak dipandang, hehe.

Tapi gue seneng sih, setidaknya hari ini gue udah dapat 2 teman baru yang satu jurusan.

Dan siapa sangka, hari itu adalah awal mula perkenalan dari kisah kehidupan kami yang tak akan pernah bisa dilupakan.

*****

Bersambung..... maybe? 😂
Hehehe

[COPAS/ PLAGIAT = MEDZALIMI AUTHOR !]
[ORANG YANG DI DZALIMI DOANYA TERKABUL]
[MAKA HATI-HATI PARA PENGCOPAS/PLAGIAT KARENA KALIAN TIDAK TAHU APA YANG SAYA DOAKAN UNTUK KALIAN]

Follow dulu yaa gaes wattpad aku. Jangan lupa vote juga kalau kalian suka cerita ini🌹

4 Serangkai ( SUDAH TERBIT )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora