PROLOG

7.9K 528 17
                                    

Minghao adalah anak yang baik. Semua orang tahu itu. Yang Minghao lakukan hanya belajar dan belajar. Ia sangat peduli dengan masa depannya.

Tak seperti remaja lainnya yang sibuk mencari pacar, Minghao justru sibuk belajar untuk olimpiade sains nya. Ia belajar semalaman demi membawa pulang sebuah piala. Membanggakan orang tuanya juga sekolahnya. Ia anak yang berprestasi.

Minghao tak pernah peduli dengan yang namanya laki-laki. Ia tak pernah berpacaran. Jika kebanyakan temannya sudah memiliki pacar saat sekolah menengah atas, Minghao tak punya satupun. Ia bahkan tak memiliki teman laki-laki. Yang suka padanya? Entah Minghao tak pernah memperhatikan itu.

Bagi Minghao, pendidikan adalah hal yang paling penting. Itu sebabnya ia hanya fokus dengan pelajarannya. Mengikuti banyak perlombaan agar memudahkannya masuk ke universitas.

"Selamat Siang Bu, Ibu memanggil saya?"

Siang ini adalah jam makan siang. Namun Minghao harus rela melewatkan makan siangnya untuk menemui guru matematikanya yang tiba-tiba saja memanggil.

"Minghao, kemari." Minghao berdiri di depan meja sang guru. Saat jam istirahat seperti ini, ruang guru sangat ramai. Banyak guru-guru yang juga tengah makan siang.

"Begini, saya masih bingung mencari penggantimu untuk olimpiade matematika tahun ini. Tidak bisa kamu aja yang ikut Hao?" Ah olimpiade lagi. Jujur saja, jika ini bukan tahun terakhir Minghao di sekolah ini, Minghao pasti tanpa ragu akan menerimanya. Tapi ia tidak bisa, ia harus mulai mempersiapkan diri untuk ujian sekolahnya.

"Ah tapi bu, saya sudah kelas 3. Saya harus persiapan untuk ujian sekolah." tolaknya dengan halus. Wajahnya menyiratkan rasa tak enak.

"Benar juga. Tapi bagaimana ini? Adik kelasmu tak ada yang bisa dipercaya untuk menggantikanmu."

"Kenapa ibu berbicara seperti itu? Mereka pasti bisa kok, hanya harus dilatih lebih rajin lagi." Menyebalkan saat melihat guru yang meremehkan murid-muridnya. Minghao yakin, tak ada orang bodoh di dunia ini. Mereka hanya harus belajar lebih giat lagi.

"Baiklah, ibu akan seleksi lagi adik-adik kelasmu itu. Terima kasih Hao. Silakan lanjutkan istirahatmu." Minghao mengangguk, lalu berpamitan sebelum meninggalkan ruang guru.

Sepertinya Minghao harus cepat ke kantin. Waktu istirahat tinggal 10 menit lagi. Minghao agak ragu sih, apa dia bisa makan siang dengan waktu 10 menit? Sepertinya tidak. Karena itu, Minghao memilih untuk membeli roti dan air mineral. Setidaknya itu bisa mengganjal perutnya yang lapar.

"Hao!"

Minghao menoleh, menatap Seungkwan yang berlari menemuinya. Seungkwan ini adalah teman sekelas Minghao. Ia sangat dekat dengan Minghao. Bisa dibilang, dia adalah sahabat Minghao.

"Urusanmu udah selesai?" tanyanya sesudah duduk di sebelah Minghao. Tangannya menenteng kantong plastik, yang Minghao tebak berisi camilan.

Minghao hanya mengangguk, mulutnya masih sibuk untuk mengunyah sepotong roti.

"Udah makan siang?" tanya Seungkwan lagi.
"Roti dan air mineral." Minghao menunjukkan rotinya yang tersisa setengah dan air mineralnya.

"Hanya itu?" Minghao mengangguk.

Seungkwan membuka kantong plastiknya, mengambil sebuah gorengan. "Ini, buat kamu. Aku baikkan?"

Minghao tersenyum tipis. Tangan kanannya terulur untuk mengambil gorengan yang diberi Seungkwan.

"Kenapa beli gorengan sebanyak itu Kwan?"

"Banyak apanya? Aku cuma beli enam biji. Itu tidak banyak." Minghao tersenyum pahit. Ia harusnya ingat jika temannya yang satu ini suka sekali makan.

"Maksudku, bukannya kamu nggak boleh makan gorengan ya? Kamu bilang harus jaga kualitas suara."

"Ah soal itu. Udahlah, nggak usah dipikirin. Aku lagi pingin gorengan ini." Seungkwan menunjukkan cengirannya.

Seungkwan ini anggota utama tim paduan suara di sekolah. Suaranya bagus, sangat bagus. Sampai saat ini, tak ada yang bisa mengalahkan merdunya suara Seungkwan.

"Sebentar lagi pelajaran dimulai. Ayo kembali ke kelas." Minghao bangkit dari duduknya, tangannya menarik Seungkwan yang sedang asik dengan makanannya untuk ikut berdiri.

"Agak telat aja masuknya, makananku belum habis. Lagian ini pelajarannya bu kimia, bosenin." Minghao menggeleng. Ia tidak suka terlambat masuk ke kelas.

"Ayo cepetan!" Minghao mendorong Seungkwan untuk jalan. Terpaksa, Seungkwan mengikuti perintah Minghao untuk kembali ke kelas.

Tbc.....

Pendek? Emang sengaja 😂

Hug (JunHao GS) ✔Where stories live. Discover now