Pelaku

2.2K 236 14
                                    

Yang ditakutkan Minghao benar-benar terjadi. Dua wanita yang ditemuinya dengan Junhui beberapa waktu lalu menyebarkan berita kehamilannya ke grup angkatannya. Saat itu, ruang chat yang biasanya sepi mendadak ramai berisi pertanyaan mengenai kebenaran berita juga cemooh untuk Minghao. Membaca semua pesan dari teman-temannya, membuat Minghao menangis semalaman. Junhui kalut. Ia benar-benar tidak tega melihat istrinya sesenggukan semalaman.

Oh ayolah, Minghao sedang hamil. Hal seperti ini bisa membuatnya stress dan menjadikan kesehatan janinnya terganggu. Jadi malam itu, Junhui mati-matian menenangkan Minghao. Hingga akhirnya dia memilih mengeluarkan Minghao dari grup angkatan itu.

Hari ini, mereka berdua akan pergi ke rumah sakit untuk check up. Minghao terus saja mengomel karena kakinya yang membengkak hingga semua sandal dan sepatunya tidak muat dipakai. Junhui memijat pelipisnya pelan. Sungguh, ia tidak tahu apapun mengenai pembengkakan kaki ini. Ini pertama kalinya Minghao mengalami pembengkakan.

"Terus gimana? Kakak nggak tahu apa-apa." Junhui mengeluh. Ia mendudukkan diri di samping sang istri yang masih sibuk memandangi kakinya yang membengkak.

"Hao juga nggak tahu. Kita langsung ke rumah sakit aja deh." Minghao berdiri dengan perlahan. Perutnya yang besar membuat pergerakannya semakin terbatas. "eh tapi, Hao pakai apa? Kan sepatu sama sandalnya nggak nyukup."

"Udah sini, kakak gendong aja." Junhui menawarkan diri. Minghao menatap Junhui dengan tatapan ragu.

"Kakak yakin? Berat badan Hao naik dua kali lipat loh. Hao gendut. Lagian, mau gendong gaya apa, perut Hao besar gini." Junhui kembali berpikir. Dalam hati ia membenarkan perkataan istrinya itu.

"Ya udah. Kamu nggak usah pakai sandal aja dulu. Nanti kita mampir beli sandal yang lebih besar di jalan." Hanya itu ide yang muncul di otak Junhui. Jadi dia langsung menggandeng Minghao dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya membawa tas berisi keperluan Minghao.

*****

Dokter Hong dengan serius mengamati kaki bengkak Minghao. Ia juga menanyakan beberapa hal, seperti apakah Minghao sering merasa pusing akhir-akhir ini, atau merasa nyeri pada kakinya dan lain-lain.

Minghao tidak merasakan gejala lain selain pegal-pegal saat malam hari juga kakinya yang bengkak ini.

"Baiklah. Jadi ibu, ini cuma ada pembengkakan di kaki. Itu normal kok, jadi bukan masalah besar. Pembengkakan kaki ini bisa terjadi karena kenaikan berat badan, sehingga membuat kaki bekerja lebih ekstra untuk menumpu tubuh. Bisa juga karena ada cairan yang tertimbun di kaki, dan juga kurangnya olahraga.

Dan untuk Ibu, ini karena kenaikan berat badan dan kurangnya olahraga. Saya sarankan ibu rutin mengikuti olahraga untuk ibu hamil. Itu bisa membantu ibu untuk melancarkan peredaran darah, lalu perbanyak minum air putih ya Bu." Jelas dokter Hong panjang lebar.

Minghao dan Junhui mengangguk paham. Minghao sendiri merasa ia kurang olahraga, karena mau bagaimana lagi, bergerak sedikit berlebihan saja badannya sudah lemas.

"Nanti kalian bisa cari prenatal yoga di sekitaran sini. Atau saya punya kenalan yang melatih yoga untuk ibu hamil. Kalian tertarik?" dokter Hong kembali berbicara. Junhui mengangguk dengan semangat. Ia sangat suka dengan cara kerja dokter Hong ini.

"Mau dok, saya mau."

Dokter Hong mengulurkan sebuah kartu nama. Berisi sebuah nama dengan nomor telepon, tak lupa dengan alamat di ujung kartu. "Ini. Hubungi saja dan bilang kalau ibu pasien saya."

Junhui mengangguk, menerima kartu nama yang diberikan dokter Hong dan membacanya sekilas.

"Sepertinya ini saja untuk pemeriksaan bulan ini. Kalian benar-benar tidak mau mengecek jenis kelamin janinnya?" Minghao dan Junhui kompak menggeleng. Mereka sudah sepakat untuk menjadikan ini sebuah kejutan. Dokter Hong tersenyum maklum. Ya banyak pasien yang melakukan hal ini.

Hug (JunHao GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang