[4] HAL YANG BARU

1.3K 221 21
                                    

"Satria... Main yuk...." Dua insan berdiri di depan rumah Satria. Yap, itu Yusuf dan Jae di sampingnya yang melamun kayak orang bego dan sudah pastinya yang teriak kayak gitu si Yusuf.

"Wah ini teman-teman Satria ya? Satria ada di dalam." Bercanda Dimas yang seolah- olah adalah ibu Satria.

"Hahaha tante Dimas. Eh bukan, bunda Dimas." Bercanda Yusuf dan Jae ikut tertawa. Receh banget ini.

"Sialan." Balas Dimas.

"Hahaha, si Satria kemana?" Tanya Yusuf.

"Ada di dalem. Yaudah yuk masuk."

Gue dan Yusuf ikut Dimas ke dalem. Ternyata Satria beneran sakit. Dia lagi berbaring di kasur kamarnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

"Sat, lu sakit?" Tanya Yusuf sok perhatian tapi emang perhatian.

"Nggak, lagi rebahan aja."

Dari pada gue diem aja, gue inisiatif nge-cek suhu tubuh Satria. Gue menaruh telapak tangan gue di atas jidat Satria.

Wow, panas banget.

"Gue gak apa-apa kok." Satria sempat menepis tangan gue tapi pelan.

"Ini panas banget sumpah."

"Sat, lu jangan egois ke diri lu sendiri. Lu udah minum obat belum?" Tanya Yusuf.

"Belum." Jawabnya.

"LAH TERUS GUNANYA SI DIMAS ADA DI SINI APA?"

"Yaelah bang gue aja belum lama dateng." Jelas Dimas.

"Kok lu bisa tau kalo Satria sakit?"

"Jadi gue lagi keliling jualan tahu. Terus pas gue lewat rumah Satria, gue denger ada suara sesuatu yang jatoh. Pas gue kedalem, gue liat si Satria pingsan. Yaudah gue bawa dia ke kasur."Jelas Dimas.

"Oh ternyata lu berguna juga."

"Ada obatnya gak, Sat?" Tanya Jae.

"Kayaknya gak ada deh."

"Kudu beli dulu ini mah. Yaudah gue ke warung ya." Ucap Yusuf.

"Gak usah. Nanti gue ngerepotin."

"Ngerepotin dari mana sih. Dimas sama Jae di sini aja, gue ke warung."

"Mau ikut." Ucap Jae.

"Hahaha yaudah yuk." Ajak Yusuf.

"Makasih ya."

"Iya, sama-sama."

"Bang, nitip cilok dong." Ucap Dimas.

"Saya merasakan anda sedang meledek saya." Kalo denger kata 'cilok' si Satria merasa kesindir karena dulu dia pernah potong rambut jadi botak terus malah mirip kayak cilok. "Eh tapi gue juga mau cilok deh heheh udah lama."

"Yeu si Saipul."

"Hehe."

-

Akhirnya gue sama Yusuf ke warung. Gue di kota sering denger kata 'warung' tapi gak pernah ke sana. Gak lama gue sampai di warung.

Tempatnya sih biasa aja. Ini kayak minimarket versi lokalnya sih tapi lebih kecil. Jadi superminimarket.

"Punten, meuli obat nyeri sirah."

*permisi,  beli obat nyeri  kepala.

"Merk na naon?"

*merknya apa

"Bodrex."

"Hah budeg?"

Penghuni Kampung Sumedang | DAY6 LOKAL [SELESAI✔️]Where stories live. Discover now