Part 7 - Kejadian Pagi Hari

15 3 0
                                    

Kita tak akan pernah tahu, berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mengubah diri kita~

Tok tok tok

"Lea bangun, Nak" ucap Laras. Diam. Lea masih nyenyak dalam tidurnya. "Lea, ini udah jam 6 loh. Tumben banget kamu telat bangun, papah kan udah berangkat duluan" ucap sang mamah. "Iya, Mah" jawab Lea masih setengah sadar.

1

2

3

"Ha, apa, Mah?! Jam 6?!" ucap Lea histeris. Bagaimana bisa ia bangun telat hari ini. Pasti karena tak bisa tidur semalam memikirkan seniornya itu. Siapa lagi kalo bukan Nandan.

Lea segera memasuki kamar mandinya. Sedangkan sang mamah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mah, Lea ga sarapan. Nanti aja di kantin. Dah mamah!" ucap Lea sambil mencium pipi kanan sang mamah. Ia melesat pergi ke depan rumahnya, tergesa-gesa masuk ke dalam mobil.

🍁🍁🍁

Lea menghembuskan nafasnya lega. Untung saja ia tak terlambat hari ini. Lea asyik berjalan menatap sekeliling, hingga ia tak memperdulikan keadaan di depannya.

Brukkk

"Awwsh" erang Lea saat bokongnya menyentuh lantai. Ia baru saja menabrak seseorang. Tapi, pasti orang itu memiliki tubuh yang lebih besar darinya.

"Gila habis nabrak apaan sih gue" batin Lea.

"Kalo jalan matanya dipake!" ucap seseorang yang baru saja Lea tabrak.

Lea memejamkan matanya, menahan rasa marah yang ada dalam dirinya saat ini.

Ia mendongak, kemudian...

Blussh

Pipinya merona, mukanya pasti sudah seperti kepiting rebus sekarang. Untung saja tadi dia tidak marah-marah.

"Maaf, kak. Saya ga sengaja, permisi" ucap Lea cepat. Ia bergegas pergi dari sana. Merutuki kebodohan dirinya.

"Jasmine Kalea S" ucap orang itu lirih.

"Aduh malu banget gue, pasti muka gue tadi jelek banget deh" batin Lea.

"Eh kenapa sih lo, mukanya kok merah gitu" tanya Vira. Lea nyengir. "Gapapa kok, panas banget di luar" balasnya. Ia tak mau ditertawakan oleh mereka semua.

"Bohong lo" ucap Karin penuh selidik.

Sahabatnya yang satu itu memang tak pernah bisa ia bohongi. Lea pun menghembuskan nafasnya, kemudian menceritakan kejadian yang baru saja ia alami.

"What?!" ucap mereka saat Lea baru saja selesai bercerita.

"Gabisa dibiarin ini. Tu orang bener-bener ya!" geram Vira. "Ada orang jatuh bukannya ditolongin malah dikatain, otaknya gaada emang!" sahut Shella.

Karin berdiri. Ia harus memberi pelajaran pada seseorang yang telah berani memarahi sahabat tersayangnya itu.

Lea menahan tangan Karin, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Itu emang salah gue kok. Kan gue yang nabrak. Kalian santai aja, gue gapapa kok" ucap Lea.

Sebenarnya Lea merasakan sedikit nyeri di hatinya. Tapi ia takkan pernah menaruh dendam pada orang itu. Ya, tak akan pernah.

🍁🍁🍁

Nandan berjalan ke arah ruang osis. Sepanjang jalan banyak sekali yang menatapnya. Ia tahu, banyak adik kelas baru yang sedang menatapnya kagum. Tapi ia tak peduli. Nandan terus berjalan, sambil sesekali tersenyum samar.

"Gadis kepo bin aneh" ucap Nanda sambil tertawa pelan.

Tiga orang pemuda yang sedang berada di ruang osis saling menatap aneh. Bagaimana tidak? Seorang Nandan yang cukup dingin ini tiba-tiba tertawa tanpa hal yang jelas.

"Wah gila temen lu" ucap Arga pada kedua orang temannya. "Payah, harus dibawa ke psikiater nih" balas Arka. "Takut gue anjir" sahut Bagas.

Apa yang membuat Nandan tertawa hingga ia bisa sedikit melupakan segala beban yang ada di hatinya?




Hai, gimana part 7 nya?

Jangan lupa vote dan komen ya :)

Selamat Membaca!

JasmineWhere stories live. Discover now