01.

1.3K 85 18
                                    

tokoh, organisasi, tempat, karakter, dan kejadian hanya fiksi/karangan penulis.

happy reading🍃

*****

"EOMMA!" aku membentak ibuku, ini pertama kali kulakukan padanya. Detik berikutnya aku merutuki perbuatanku, aku menyesal membentak orang yang telah melahirkan dan membesarkanku.

Ibu meneteskan air matanya, menatapku tak percaya. "Maafkan eomma, eomma tak punya pilihan, Ryujin-ie." ibu menunduk, menangis kencang karna merasa bersalah. Aku sangat tidak tega, tapi aku benar benar kecewa akan perlakuan ibu kepadaku.

Aku mendekati eomma, memegang kedua pundak ibu. "Eomma," panggilku. Suaraku bergetar menahan tangis, ibu menoleh menatapku dengan mata yang memerah sambik memproduksi air mata.

"Aku tau kita sedang mengalami krisis ekonomi, tapi benarkah jika eomma menjualku?" tanyaku dengan nada selembut mungkin, berusaha tidak menyakiti perempuan yang sangat aku sayangi ini. Meski ia telah membuatku kecewa.

"Maafkan eomma, sayang. Eomma benar benar frustasi saat itu, hingga saat tawaran itu datang, eomma tidak berfikir panjang. Maaf, putriku." ibu menunduk lagi, melanjutkan tangis menyedihkannya. Hatiku teriris mendengar tangisan yang tak kunjung mereda itu, malah semakin keras saja.

"Arraseo, eomma tidak mungkin se-tega itu kan? Lalu sekarang bagaimana dengan karier ku? Aku sudah hampir 5 tahun menjadi trainee, eomma. Haruskah aku mengakhirinya?" aku menatap dapur dengan tatapan kosong, tanganku yang berada dipundak ibu pun sudah terlepas.

Ibu mendongak menatapku, ibu tahu beberapa bulan lagi aku dijadwalkan debut. Tapi jika keadaannya seperti ini, aku pasti akan langsung dikeluarkan oleh Pd-nim. Larangan keras bagi para trainee memiliki kekasih, atau tunangan. Apalagi suami.

"Eomma juga tidak bisa membatalkan itu begitu saja." kupikir ibu akan terkejut, lalu bertanya mengapa. Tapi sepertinya ibu sudah tahu terlebih dahulu, aku hanya menghela nafas.

"Baiklah, aku ingin melihat surat kontraknya. Ada dimana? Eomma diam disini saja." aku bertanya, sambil berdiri. Lagi dan lagi, aku mengorbankan diriku demi kebahagiaan ibu. Tapi tak apa, ini tak sebanding dengan kasih sayangnya saat mengasuhku.

"Di atas meja dikamar eomma." ibu juga berdiri, tapi sepertinya ibu akan ke kamar mandi untuk membasuh muka. Aku berjalan menuju kamar ibu, saat masuk saja sudah terlihat kertas map itu.

Aku menghampiri meja, dan mengambil map yang membungkus kertas kontrak nikahku. Membukanya perlahan sambil memejamkan mata, dan mulai membaca satu persatu.

Aku tidak membaca dari atas, aku membaca apa saja yang akan keluargaku dapatkan. Jika tidak sebanding dengan keluargaku, aku akan memutuskan ini dan reka membayar uang pemutusan kontrak sepihak.

keluarga dari Shin Minju yaitu, Shin Ryujin sebagai anak pertama dan Shin Minah sebagai anak kedua akan mendapatkan :

1. fasilitas untuk berpergian, seperti mobil, motor, dan sepeda. Masing masing akan diberikan sesuai pilihan mereka.
2. fasilitas sekolah untuk Minah, akan sangat lengkap dan tercukupi. Apapun biaya dan perlangkapan, akan dibayari.
3. keperluan perlengkapan remaja, seperti kosmetik, pakaian, sepatu, yang akan tersedia di rumah baru kalian.
4. Shin Minju, akan diberikan rumah mewah nan megah, lengkap dengan interiornya. Seluruh hutang Minju dan mendiang suami, akan dibayari.
5. Setiap anggota keluarga mendapat pesangon sebesar 10 juta won perbulan, ini bisa diganti jika saudari Shin Ryujin bersedia menyerahkan dirinya.

Sincerity.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang