06

497 47 15
                                    

semua nama tokoh, tempat, organisasi, karakter, dan kejadian adalah fiksi/karangan penulis.

happy reading🍃

*****

3 minggu berlalu, Jungkook dan aku benar benar bagaikan majikan dan jalang. Aku hanya menjadi istrinya didepan Daemi dan Joohyun, orangtua Jungkook. Jungkook juga jarang berbicara denganku, semenjak hari itu. Ia menjadi pendiam dan dingin.

Hari ini aku akan mengunjungi ibu, aku sudah izin dengan Jungkook. Choi ahjussi akan mengantarkanku, aku sudah bersiap dan akan pamit pada Daemi. Joohyun berada di kantor bersama Jungkook.

Aku turun, mencari Daemi di halaman belakang tempat biasa kami mengobrol. Ternyata tidak ada, aku berpas pasan dengan Choi ahjumma. Istri dari Choi ahjussi, mereka yang paling lama mengabdi.

“Maaf mengganggu, Choi ahjumma. Aku boleh tahu dimana eomoni sekarang?” tanyaku dengan nada lembut, Choi ahjumma sempat terkejut saat aku menegurnya. Seperti akan ku terkam saja.

“Ny. Jeon sedang berada di perpustakaan sebelah gudang, biasanya sedang membaca novel.” jawab Choi ahjumma.

“Ah, nee. Khamsamnida.” aku berterima kasih sambil menundukkan badan, aku tau Choi ahjumma lebih tua. Dan aku bukan yang membayarnya, jadi aku tetap menghormati perbedaan umur kami.

Aku menuju ruang perpustakaan, benar saja Daemi sedang duduk membaca novel tebal. Sudah tua, gayanya masih seperti remaja. Aku bangga mempunyai mertua seperti Daemi.

“Eomoni.” bisikku, sambil mengetuk pelan pintu perpustakaan. Daemi menoleh, lalu tersenyum dan menutup bacaannya.

“Masuklahh.” jawab Daemi sambil ikut berbisik, aku hanya terkikik geli lalu menghampirinya. Aku duduk didepan Daemi, aku melirik ternyata novel romance.

“Waeyo?” tanya Daemi.

“Aku hanya ingin pamit, aku ingin mengunjungi ibuku di Daegu. Aku juga merindukan adikku, Minah. Bolehkan, eomoni?” tanyaku, aku sebenarnya sudah tau jawabannya. Hanya saja, jika tidak berpamitan dengan pemilik rumah tidak sopan.

“Tentu saja boleh, mengapa aku melarang anak bertemu dengan orang tuanya? Apa aku boleh ikut?” tanya Daemi, terdengar antusias. Tapi aku tidak hanya ke rumah ibu, Juga akan mampir sebentar ke toko kue. Aku menginginkan sesuatu yang manis manis, belakangan ini.

“Aku hanya sebentar eomoni, tidak bermaksud menolak tapi mungkin lain kali aku akan mengajak ibu kesini. Agar bisa berbincang lebih lama, dan santai.” tolakku halus, Daemi mengangguk paham.

“Alasanmu ada saja, kau ingin mampir ke tempat lain bukan? Baiklah, silahkan berangkat. Jangan sampai kemaleman, Jungkook tidak suka menunggu.” goda Daemi, aku hanya menunduk malu.

“Baiklah, aku pamit. Annyeong.” aku membungkukkan badan sekilas, Daemu hanya mengangguk. “Annyeong.” balasnya.

*****

Aku menatap tidak percaya rumah besar ini, ternyata benar benar rumah mewah. Jungkook menepati seluruh janjinya, sepertinya ibu dan Minah bahagia hingga jarang memberiku kabar.

Aku berjalan menuju pintu besar, saat akan mengetuk ternyata pintu ini terbuka. Aku menggelengkan kepala mengingat kecerobohan ibu dan adikku, lalu mengetok sembari masuk ke dalam.

Sunyi sekali, tapi wajar. Hanya anak dan ibu yang tinggal dirumah sebesar ini, aku menutup rapat pintu besar itu. Berjalan masuk denga pelan, aku hanya mendengar suara benturan heels ku dan lantai marmer disini.

“Eomma? Na wasseo.” teriakku, memberi tahu jika aku sudah datang. Tidak ada sahutan, aku mengerutkan kening. Kemana perginya mereka berdua? Tidak mungkin pergi jika pintu masih terbuka seperti tadi.

Aku terus berjalan, saat mendekati meja dapur. Aku melihat kaki, seperti seseorang sedang tergeletak jatuh dibalik meja besar ini. Bulu kudukku merinding, aku mewaspadai diriku.

Aku berjalan dengan hati hati, hingga tepat saat aku berhasil melihat tubuh yang tergeletak adalah ibuku. Terdapat banyak darah disekitar kepalanya, aku berteriak kencang. Sangat kencang.

“SHIN MINAAAHH!” teriakku memanggil adikku, tapi adikku tak kunjung datang. Aku menaruh tas asal, lalu mengelilingi rumah ini. Saat di perkebunan belakang, aku melihat Minah juga tergeletak di rerumputan. Tidak ada darah, hanya saja tubuhnya dipenuhi lebam.

Aku kembali ke tasku, menelfon polisi dan ambulance. Aku menangis, aku menelfon Jungkook tapi tak kunjung diangkat. Aku takut, dengan darah, tapi kini ibuku dipenuhi darah. Aku semakin takut, aku berharap mereka selamat.

Aku menangis sambil menunggu polisi datang, dan tak lama mobil ambulance beserta suata sirine itu terdengar mendekat. Aku berlari menuju pintu depan, dan tak kulihat ada sedikit tanjakan saat menuju pintu depan.

Aku yang menggunakan heels pun terpleset dan jatuh, aku berusaha bangun, tapi perutku rasanya sakit sekali. Seperti kram, aku merasakan sesuatu mengalir melalu paha dan betisku. Saat aku menyibak sedikit rok payungku, terlihat cairan pekat berwarna merah.

Aku semakin menangis, polisi sudah masuk ke dalam rumah ini. “Tolong ibuku, ada dibelakang meja makan dan adikku ada dibelakang halaman sana. Selamatkan mereka, dan tuntut siapapun yang dengan tega melakukan ini.” ucapku sambil menangis hebat.

Kram di perutku semakin terasa, beberapa perawat masuk dan hendak menggotongku. Aku menggeleng kencang, “Bukan aku, ibuku dan adikku. Ada disana, selamatkan mereka terlebih dahulu. Aku tidak apa apa.” suruhku sambil memegangi perut dan menunjuk ke arah polisi berkerumun.

“Nyonya, tapi anda sepertinya pendarahan.” ucap salah satu perawat, aku bersikeras menggeleng. “Selamatkan mereka, bawa mereka dengan ambulance kalian. Aku akan memasuki mobilku.” ucapku, beberapa perawat menurut.

Dua perawat membopongku menuju ke mobil, Choi ahjussi tampak panik melihatku kesakitan sekaligus melihat darah yang mengalir. Buru buru membuka pintu, lalu berjalan menuju rumah sakit. Aku digandeng dengan dua perawat, mereka memintaku untuk tetap ditemani.

Sesampainya dirumah sakit, aku langsung dibawa ke dalam UGD. Tapi, rasanya aku sudah tidak kuat menahan semuanya. Perutku sangat sakit, darah rasanya tidak berhenti keluar.

Harapanku, jika benar aku hamil. Ku harap bayiku tidak apa apa, aku mohon. Biarkan aku memiliki anak, walau hanya satu saja. Aku ingin membalas semua perbuatan Jungkook kepada ibuku, dengan memberinya keturunan.

Ku mohon, tuhan.

Dan, hanya gelap yang bisa aku lihat.

*****

apasi anjr aku ngetik apa huhu. drama banget kayanya ya, efek lagi bucin drakor nih :(
map y agk telat, lg candu rp krn bru blik :(

btw cover sm judulny ak ganti, krn baru nemu yg pas gtu. kmrn aku asal aja, bikos keburu lupa alur dn awalan yg mau aku buat :>

gummy bear,
040420

Sincerity.Where stories live. Discover now