15

272 25 0
                                    

semua nama tokoh, tempat, organisasi, karakter, kejadian adalah fiksi/karangan penulis.

happy reading🍃

*****

Sudah seminggu Ryujin menghabiskan waktu bersama Taehyung, mengelilingi kota, menikmati kuliner, bermain beberapa wahana di lotte world yang tidak berbahaya untuk Ryujin. Dan, lusa adalah kepulangan Taehyung ke Indonesia.

“Kapan kau akan kembali kesini lagi?” Ryujin memakan potongan apel yang dipotong oleh Taehyung, mereka sedang duduk bersantai di ruang keluarga.

“Entah, tapi ku usahakan akan sering ke sini. Kau tau, bisnisku tidak mudah ditinggalkan. Selama ini saja aku sangat kepikiran.” Taehyung fokus menatap apel yang sedang ia potong, lalu menaruhnya dipiring kecil diatas meja.

“Iya iya tau, yang sudah menjadi CEO. Eh, tapi aku ingin menanyakan satu hal.” Ryujin melipat kakinya menjadi sila, menatap Taehyung dengan serius. Semakin besar perutnya, semakin susah Ryujin mengatur posisi duduk jika dilantai seperti saat ini.

“Apa? Sepertinya semua ibu hamil memang banyak berbicara dan bertanya, seperti wartawan saja.” Taehyung agaknya jengah mendengar pertanyaan dan ocehan Ryujin sedari tadi.

Ryujin jadi mempoutkan bibirnya. “Yasudah kalau tidak niat menjawab, bilang saja lelah meladeniku.” Ryujin menggunakan nada seperti anak kecil yang sedang merajuk karna tidak diberikan permen.

Taehyung menghembuskan nafas, menatap Ryujin. “Bertanyalah, aku tidak keberatan. Apapun pertanyaanmu, akan ku jawab.” Taehyung tersenyum, tapi sepertinya dibuat buat.

“Tapi senyummu palsu dan terlihat berat!” Taehyung menahan gemas mendengar nada Ryujin, jika begini dirinya tidak akan lelah menjawab semua pertanyaan ibu hamil satu ini.

Taehyung menunjukkan senyum kotaknya. “Begini? Sudah?” tanya Taehyung, Ryujin malah tertawa seperti balita yang dihibur. Taehyung melepaskan apel yang tersisa setengah, dan pisau diatas meja. Lalu mengepalkan tangannya.

Tidak boleh gemas!

“Baiklah baiklah, aku hanya ingin bertanya. Jika aku suatu saat melamar kerja ditempatmu, apa aku akan mendapat posisi tinggi?” tanya Ryujin, menggigit apel yang baru diambil.

Taehyung mengambil lagi pisau dan apel, melanjutkan pekerjaannya. “Hmm, tergantung wawancara yang kau ikuti hasilnya bagaimana. Lalu, aku akan rapat dulu dengan beberapa orang. Karna posisi tertinggi saat ini, sudah terisi semua.” Taehyung meletakkan satu potong apel di piring kecil.

“Yahh, ku pikir akan mudah.” bahu Ryujin turun. Lalu menghembuskan nafas kecewa.

“Memangnya kenapa kau bertanya? Kau ingin bekerja ditempatku? Untuk apa?” tanya Taehyung beruntun, Ryujin melirik sekilas lalu mengambil lagi satu potongan terakhir.

“Menurutmu? Aku harus membayar semua ini agar terlepas dari Jungkook, Taehyung.” Ryujin mengingatkan tentang hidupnya, Taehyung yanh baru mengingat pun mengangguk saja.

“Yasudah, aku ingin mandi lalu jalan jalan sebentar ditaman belakang.” Ryujin melirik kanan kiri mencari tumpuan agar ia bisa berdiri, karna tidak ingin merepotkan Taehyung.

Tapi sayang sekali, sofa yang Ryujin senderi tidak bisa ia gunakan sebagai tumpuan. Disampingnya tidak ada benda apapun, dan meja juga tidak bisa karna meja ini jika ditekan kacanya akan membalik menjadi tidak seimbang.

“Mencari apa?” tanya Taehyung, melihat kegelisahan Ryujin seperti mencari benda aau barang yang hilang.

“Tidak ada tumpuan..” gumam Ryujin, kepalanya tertunduk merasa bersalah. Seminggu ini dirinya sangatlah merepotkan semua orang disekitarnya.

Taehyung menepuk jidatnya, lalu meletakkan pisau dimeja dan berdiri. Menghampiri Ryujin, dan mengulurkan tangannya untuk membantu berdiri. Ryujin hanya menatap tangan kekar Taehyung.

“Ayo?” Taehyung menggoyangkan tangannya, karna Ryujin hanya melihat saja.

Ryujin menggapai tangan Taehyung, lalu bertumpu dengan tangan itu. Taehyung juga menarik Ryujin, tapi saat Ryujin berdiri dirinya sedikit oleng. Taehyung langsung cepat tanggap menangkap badan Ryujin, memeluk Ryujin yang hampir oleng ke belakang.

Ryujin yang masih agak kaget pun menundukkan kepala, wajahnya tenggelam di dada Taehyung. Jantungnya berdegup kencang karna tidak seimbang tubuhnya, lalu perlahan mendongakkan kepala.

Taehyung juga menundukkan kepala. “Gwenchana?” tanya Taehyung dengan suara lirih, Ryujin terpana melihat wajah Taehyung se dekat ini.

“Ciptaan tuhan memang luar biasa.” gumam Ryujin, bukannya menjawab pertanyaan Taehyung tadi.

“Hm?” Taehyung berdeham, Ryujin segera melepaska dirinya dan membenarkan dress nya. Ryujin jarang menggunakan celana, karna Ryujin jadi sering pipis.

Biar cepat saat sudah tidak tahan.

“M-mian.” Ryujin berucap gugup, tidak enak juga.

“Gwenchana.” ucap Taehyung santai, lalu membawa piring kecil dan pisau ke dapur. Sementara Ryujin segera menuju kamar, untuk mandi dan meneruskan tujuannya.

*****

Jungkook membuka matanya perlahan, yang dirasakannya pertama kali adalah seluruh badannya sakit semua. Tulangnya berasa remuk, juga persendiannya sangat ngilu.

Jungkook melirik ke kiri dan kanan, tidak menemukan siapapun di kamar bernuansa merah ini. Jungkook ingin sekali bersuara, memanggil seseorang. Tapi tenggorokannya terasa kering.

Ingin duduk, tapi badannya sangat lemas. Dan entah keberuntungannya, pintu kamar tiba tiba terbuka. Jungkook hanya melirik, tidak sanggup menolehkan kepalanya.

Seorang wanita paruh baya masuk, Jungkook menyipitkan matanya guna mengenali wanita itu. Sang wanita pun terkejut, melihat anaknya yang sudah bangun lebih cepat dari perkiraan.

Daemi masuk ke kamar ini, ingin mengganti lilin aroma terapi. Karna semalam, saat ia mengecek Jungkook lilin itu tinggal sedikit. Tapi ternyata ia melihat Jungkook telah siuman.

“Jungkook? Kau mendengarku?” tanya Daemi, menghampiri Jungkook lalu duduk dipinggir kasur.

Jungkook meringis saat Daemi duduk tergesa di pinggir kasur, membuat kasur itu bergoyang dan badannya pun ikut bergoyang sedikit. Tapi sungguh, rasanya sangat ngilu dan pegal.

Bibir Jungkook bergerak mengucapkan kata minum, Daemi yang paham pun segera mengangguk dan pergi mengambil minum. Jungkook memejamkan matanya lagi, menunggu Daemi.

Tak lama Daemi kembali, lalu menyodorkan sedotan ke arah bibir kering Jungkook. Jungkook meminum segelas penuh, dan sepertinya dirinya lemas karna sudah lama tidak makan. Perutnys berbunyi menandakan lapar.

“Eomma?” tanya Jungkook, Daemi pun mengangguk. Syukurlah, Jungkook tidak melupakan dirinya. Walau setelah ini, ia akan berhalusinasi sementara. Juga, melupakan beberapa kejadian.

“Kenapa sayang?” tanya Daemi, mengusap kepala Jungkook.

“Ryujin?” tanya Jungkook lagi, menanyakan keberadaan istrinya.

“Ryujin sedang menginap dirumah ibunya, akan ku telfon setelah ini. Mungkin nanti malam akan kembali.” jawab Daemi, tapi Jungkook malah menggelemg membuat Daemi bingung.

“Siapa?” tanya Jungkook lagi, Daemi semakin bingung.

“Ryujin, siapa?” tanya Jungkook, Daemi terkejut. Jungkook mengetahui namanya, tapi lupa wujud dan statusnya?

Untuny Daemi memaklumi, jadi Daemi menyuruh Jungkook untuk makan dulu dan menjelaskan tentang siapa Jungkook dan apa status nya juga jabatannya dengan rinci.

*****

eh, ak telat y? maap, gada kuota kemarin :)

gummy bear,
160420

Sincerity.Where stories live. Discover now