14

260 24 14
                                    

semua nama tokoh, tempat, organisasi, karakter, dan kejadian adalah fiksi/karangan penulis.

happy reading🍃

*****

“Ryujin tidur sama Taehyung, boleh kaan?” aku sungguh rindu tidur bersama Taehyung, mumpung ada kesempatan mengapa tidak? Jungkook juga tidak akan tau.

“Kau yang benar saja, Ryujin-ie. Saat ini kau sudah memiliki suami, berbeda jika kau belum memiliki suami.” larang ibu, aku memajukan bibir tanpa sadar.

“Suami? Dia hanyalah majikanku, aku pembantunya. Dia hanya meminjam rahimku untuk melahirkan penerusnya, hanya itu.” bujukku, Taehyung diam saja. Apa hanya aku yang berkeinginan tidur bersamanya?

“Walaupun begitu, kau tetap harus menjaga perasaannya Ryujin. Eomma bisa merasakan tulusnya Jungkook kepadamu.” ibu tetap bersikeras melarangku, namun bukan aku jika tidak bisa mendapatkan apa yang ku mau.

“Taehyung-ah, apa kau tidak rindu tidur bersamaku hm? Bantu aku membujuk eomma.” aku meminta bantuan Taehyung dengan cara ber-aegyo. Aku tau, Taehyung juga sama inginnya. Hanya saja menjaga image didepan ibu.

“Eomma, Taehyung janji tidak akan melewati batas. Taehyung mengerti Ryujin sudah milik orang lain.” ucap Taehyung akhirnya, aku tersenyum lebar. Ibu akan sulit menolak ini.

“Taehyung-ah,” ibu seperti kehabisan kata, aku diam diam tersenyum senang. Ibu akhirnya menghembuskan nafas, “Terserah kalian saja sudah.” pasrah ibu.

Ibu berjalan menuju kamarnya, aku tersenyum sangat girang. Aku sudah mengabari Daemi mertuaku, jika akan menginap disini. Aku menatap Taehyung, lalu menyahut tangannya untuk ku gandeng dan berjalan menuju kamar tamu.

Taehyung terasa sangat kaku dan tegang, aku menahan tawaku. Jahat? Tidak peduli. Aku melakukan apa yang membuatku bahagia, selagi tidak merugikan diriku sendiri. Entahlah, ini sepertinya kemauan anak Jeon.

“Puas hm, kau membuatku tidak enak hati dengan eomma.” Taehyung mendudukkan dirinya di kasur besar ini, menyangga tubuhnya menggunakan dua tangan yang ada dibelakang badannya.

“Sangat puas, tapi sungguh. Aku benar benar ingin tidur bersama mu seperti dulu lagi, saling berpelukan menghangatkan satu sama lain.” aku mengingat saat dulu, membuatku tersenyum mengingatnya.

“Kau dan aku saat itu belum mengerti apa apa.” sahut Taehyung lagi, kini berdiri menuju tasnya. Didalam tas itu ada bajuku, dan juga bajunya. Ada beberapa perawatan wajah milik kami juga.

“Memangnya saat ini kita sudah mengetahui apa?” tanyaku jahil, aku menaruh kedua tangan dipinggang. Dagu aku angkat sedikit, bermaksud menantang Taehyung.

Taehyung menoleh ke arahku, lalu menggeleng kencang. Aku terbahak, “Baiklah baiklah. Aku hanya iseng, jangan terlalu kaku denganku. Lakukan seperti saat kita belum paham dengan apapun dulu.” suruhku, aku mendudukkan pelan bokongku di pinggiran kasur.

“Kau tau, bagi laki laki adalah paling susah saat menahan seperti itu.” Taehyung masih tidak ingin kalah rupanya, tapi apa yang dikatakannya benar juga. Aku mengangguk menyetujuinya.

“Yasudah iya, cepat mandi sana. Tolong ambilkan perawatan wajahku, kau tau aku susah berjongkok atau menunduk.” pintaku, yang lebih terdengar seperti menyuruh.

“Nee, nyonya Jeon.” jawab Taehyung, lagi lagi aku terkekeh. Ntahlah, mood bahagiaku selalu ada ada Taehyung. Alien dengan seribu satu tingkah dan jalan pikir yang konyol, dulu.

Aku menerima satu pouch perawatan wajahku, lalu berjalan menuju meja rias yang ada dikamar ini. Ini sebenarnya untuk kamarku, hanya saja dijadikan kamar tamu jika aku tidak ada.

Sincerity.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang