39. Hubungan Baru

1.6K 46 16
                                    

Selamat membaca:)
Semoga suka dengan ceritanya:)
Maaf jika ada typo, dan jangan lupa like and comment;)

Rasa sakit yang amat mendalam itu, saat kamu menyuruhku manjauhi mu.

~Erlan~

***

Nana melihat jam di atas meja belajarnya, menunjukan pukul 9.45 itu tandanya 15 menit lagi Rehan akan datang menjemputnya. Dia sudah janjian pergi ke taman kota bersama Rehan.

Setelah berpikir semalaman, akhirnya Nana mengikuti saran-saran dari sahabatnya untuk menjelaskan semuanya ke Rehan. Dia sadar bahwa selama ini dia terlalu egois, dulu dia yang selalu mengejar Rehan, tapi dekarang disaat Rehan sudah disampingnya, dia malah ragu.

Erlan tetaplah Erlan, orang yang sangat berarti untuk Nana. Tapi, bukan berarti Nana bisa kembali seperti dulu dengan Erlan.

Situasinya sudah berbeda, dia sudah memiliki Rehan, dan dia harus menjaga perasaan Rehan.

Nana menarik nafasnya kasar, "oke fix Rehan yang bakalan gue pertahanin, karena cuma dia yang gue sayang" ucapnya sambil meneruskan merias wajahnya.

Nana melihat pantulan dirinya dalam cermin, memoleskan sedikit liptint di bibirnya, dan melihat jamnya kembali "sepuluh menit lagi" ucapnya.

Nana mengambil slingbagnya dan berjalan keluar kamar. Tapi saat membuka pintu kamarnya tiba-tiba Vian datang, "astaga Abang ngagetin aja".

"Aduh sorry-sorry Na gue telat nih mau ke kampus". Jawab Vian sambil terus melihat jam dipergelangan tangannya.

"Kalo buru-buru ngapain masuk ke kamar gue? Pintu keluar masih di bawah belum pindah kesini".

"Iya gue tau, gue kesini mau minta tolong lo jagain Erlan dulu".

"Hah? Jagain Bang Erlan?"

Vian melihat jam dipergelangan tangannya lagi, "iya dek gue minta tolong lo jagain dia dulu, soalnya Mama nya belum tau kalo dia digebukkin orang, terus sekarang nggak ada yang jagain dia".

"Udah pokonya lo jagain dia dulu, kasian dia kan masih belum bisa gerak kaya biasanya. Nanti abis pulang kuliah gue sama anak-anak kerumah Erlan". Lanjut vian

"Aisshh tapi gue Bang.."

Vian memotong ucapan Nana, "udahlah dek bentar doang ini, Erlan juga nggak bakalan berani ngapa-ngapain lo".

"Aih bukan itu maksudnya Bang"

"Udah ah pokoknya lo jagain dia dulu, udah lo nggak usah inget masalah yang dulu lagi, sekarang jagain dia aja dulu kasian. Udah gue berangkat dulu" ucap vian dan langsung pergi meninggalkan Nana tanpa mendengarkan penjelasan Nana dulu.

Nana menarik nafasnya gusar, "duhh astaga, terus gimana ini?" Ucapnya sambil mengusap wajahnya kasar.

"Yaudah lah gue telpon Rehannya dulu, semoga aja dia belum berangkat", ucapnya sambil mengambil handphone di dalam slingbagnya.

Tapi, Nana terlalu gugup untuk berbicara dengan Rehan di telpon, apa yang akan dikatakannya nanti.

Dan dengan terpaksa akhirnya Nana hanya mengirimi Rehan pesan "maaf Han, kayanya kita nggak jadi pergi, tiba-tiba aku ada urusan mendadak. Kita pergi nya bisa nanti kan"

My Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang