•pernyataan cinta•

135 78 86
                                    

Tak disangka. Saat baru saja Ayla memasuki kelas, ia langsung disambut oleh keberadaan Rio yang ingin menagih jawaban akan cinta nya dari Ayla.

Hadehh, pagi-pagi udah ada masalah aja, gumam Ayla dari pintu kelas dengan suara sekecil apapun, namun tetap saja ada yang berhasil mendengar nya.

"Haha, seneng kali kalo ada yang naksir. Gue kira ga ada yang mau sama lo." Ucap Arga santai sambil berlalu melewati Ayla.

Ayla yang mendengar itu tak terima,
"Heh enak aja, gini-gini gue udah ada yang nembak. Lah lo kaga ada." sindir Ayla sambil melewati Arga.

"Lo aja yang gatau seberapa banyak kaum hawa yang naksir gue." bangga Arga sambil kembali berjalan melewati Ayla.

Ayla menarik tangan Arga keluar kelas, karena takut terdengar oleh Rio, tentang apa yang mereka bicarakan.

"Oke! Gue tantang lo soal cinta. Kalo lo berhasil pacaran ama satu cewe sebelum pulang sekolah nanti, gue bakal nerima cintanya Rio!!" Ucap Ayla yakin.

"Hm, ga ada yang lebih susah gitu tantangan nya, ga bermutu banget." Ledek Arga.

"Halah, bilang aja lo takut." ucap Ayla dengan tampang meremehkan.

"Gua terima kata-kata lo. Jangan nyesel nantinya." Ucapan Arga berhasil membuat Ayla ragu, dengan kata-kata yang telah dikeluarkan nya tadi.

Ayla sendiri berpikir, mustahil Arga tidak dapetin cewek dengan ketampanan nya, yang hampir 100% itu.

***
Ketika jam istirahat, Tania tak mengunjungi Ayla.
Ayla pun tak menghiraukan itu. Ia berpikir bahwa Tania kadang sudah memiliki teman baru dikelasnya, padahal Ayla sangat berharap agar sekelas dengan Tania. Tapi ia malah sekelas dengan Arga.

Mendengar guru selanjutnya tak masuk karena rapat, itu merupakan kabar gembira untuk Ayla.

Tidak hanya untuk Ayla, tapi untuk semua murid. Bak iklan,"kabar gembira, untuk kita semua...kelas kosong, kini tak ada gurunya."

Tak lama kemudian, suara Tania terdengar. "Aylaaaaa" panggil Tania dengan suara cempreng nya.

Namun Ayla tak memperdulikan suara Tania, ia malah memiringkan kepalanya bingung. Tatapannya tertuju pada Tania, yang menggandeng seseorang yang tak asing bagi Ayla.

"Ay, gue berhasil." Bisik Arga pelan pada telinga Ayla, ia menunjukkan wajah penuh kemenangan, disertai senyuman miring dari sebelah bibirnya yang terangkat.

Rio yang memerhatikan dari jauh, merasa kesal karena Arga sedekat itu dengan Ayla.

"Tania!!?" Pekik Ayla terkaget, saat menyadari maksud Arga.

"Apaan si ay, biasa aja kalik manggil nya, budeg gue lama-lama" ucap Tania sambil mengelus lembut kupingnya.

"Rioooo! Sini deh." panggil Arga dengan raut wajah, lebih dari kata senang. Ia ingin sekali membuat Ayla menyesal, akan tantangan yang sebelumnya diberikan untuknya.

Rio yang sedari tadi memperhatikan, pura-pura terkejut saat namanya dipanggil. Ia mulai berjalan ke arah Arga, Tania, dan Ayla.

"Apaan??" Tanya Rio dengan tampang polos.

Rio adalah seorang ketua dikelas Ayla, bola mata hitamnya yang bulat, rambut lembut nya berwarna hitam pekat tersisir rapi kearah kanan. Kulitnya yang putih. Tingginya setara dengan Ayla. Belum lagi jam tangan yang dikenakan Rio, berhasil menambah kata 'keren' pada dirinya. Serta suara Rio yang sangat merdu saat bernyanyi, dengan iringan gitar dari Rio sendiri. Berhasil membuat cewe klepek-klepek saat mendengarnya.

Itulah deskripsi singkat namun terlihat panjang bagi kalian, tentang Rio. Tapi itu semua, tak membuat Ayla kagum pada Rio.

"Wihhi ada aroma-aroma jadian nih."
Goda Arga.

🅰🅻🆆🅰🆈🆂 🅻🅸🅺🅴 🅰 🅻🅾🆅🅴Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt