27. Perasaan Raja dan Perasaan Rey

128 9 2
                                    

Malam ini rembulan bersinar cerah. Secerah wajah Raja sekarang. Ditemani hamparan bintang yang bernaung di atas langit sana.

Raja menengadahkan kepalanya ke langit, ditemani genggaman tangan Alana di sampingnya. Mereka berdiri di tengah lalu lalang orang di taman, memandang ke atas sana.

"Setiap aku melihat ke atas, yang aku jumpai selalu langit. Dan setiap aku mencari cinta sejati, yang aku temukan selalu kamu."

Lagi, Raja mengulanginya. Entah ke berapa kali ia terus mengutarakan kalimat itu. Baik secara ucapan maupun tulisan. Sepertinya itu quotes favorit Raja. Ia sendiri yang membuatnya.

"Kamu gak ada kata - kata lain apa? Itu terus," komentar Alana di sebelahnya.

Raja menoleh dan terseyum lebar pada gadis itu.

"Kamu akan selalu denger itu dari aku dan aku selalu ngucapin itu buat kamu," ucap Raja.

Alana mendengus, berpindah tempat. Beralih duduk di kursi panjang dekat tanaman.

"Maksud aku, kamu gak ada quotes selain itu? Banyak loh yang bisa kamu tiru di google," saran Alana.

Raja duduk di sebelah gadis itu. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya seraya kembali menatap langit.

"Aku gak bisa romantis, Al. Nyiptain quotes segitu aja aku udah bangga. Tapi itu bukan sekedar quotes. Aku bikinnya tulus dari hati yang terdalam," ucap Raja, sungguh - sungguh.

Alana hanya menanggapinya dengan anggukan dan senyum tipis. Kemudian gadis itu merenung. Membayangkan dirinya dulu dan Raja.

"Kamu kemana aja, Al?" tanya Raja, membuat gadis itu mengerjap dan langsung menoleh.

"Aku sibuk les gitar. Aku kan udah bilang sama kamu, kamu gimana sih," jawab Alana, nadanya masih santai. Sampai pada akhirnya Raja menanyakan suatu hal yang sanggup membuat hatinya berderu.

"Maksud aku hati kamu. Hati kamu kemana aja?"

Alana mengerjapkan kedua matanya, seraya mengatur debaran jantungnya yang mulai memburu.

Pertanyaan tak terduga ini sungguh membuat Alana kehabisan Alasan. Alhasil ia hanya bisa menyangkal.

"Kamu ngomong apa sih?" tanya Alana, mulai kesal.

"Aku kaya ngerasa hati kamu bukan buat aku. Kenapa aku jadi mikir bakal kehilangan kamu?" tanya Raja.

Mereka saling bertatapan. Masih hangat. Namun dari tatapannya, Raja meminta penjelasan dan Alana enggan untuk itu.

"Kamu ngomong apa sih, Raja? Kehilangan apa sih? Jangan bikin aku bingung deh!" protes Alana.

"Kamu bosen sama aku, Al? Apa aku ada salah sama kamu?" tanya Raja, semakin gencar.

"Bosen - bosen apa sih? Aku gak ngerasa bosen sama kamu. Kamu jangan sok tau deh!" sanggah Alana.

"Tapi kamu ngejauh, Al!"

"KALAU AKU NGEJAUH AKU GAK AKAN ADA DI SINI SAMA KAMU!" bantah Alana dengan nada terdengar gusar lalu memalingkan muka. Wajah gadis itu berubah muram seketika.

Inilah yang berusaha Raja hindari. Kemarahan Alana. Raja paling lemah kalau sudah dihadapkan dengan ini. Apalagi tadi Alana menyebut nama depannya dengan lengkap. Yang bisa ia panggil Ja mendadak gusar dan berganti menjadi Raja, seperti aslinya.

Raja menghela nafas sedangkan Alana menyibukkan dirinya untuk melihat orang - orang yang sedang berjalan. Enggan menoleh ke samping dan beradu tatap lagi dengan Raja.

Raja sepertinya salah di sini. Ia terlalu menekan Alana. Padahal gadis itu dari awal sudah membantah, tapi Raja selalu tidak puas dengan penjelasan gadis itu.

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang