35. Genggaman Raja

119 10 1
                                    

"Udah nih begini aja? Gak ada party - party gitu?" tanya Justin pada teman - temannya.

"Party party muka lo! Raja mau sekolah," semprot Steffan.

"Tumben bener," kata Ajun.

"Asu! Gue selalu salah bukan berarti gak bisa bener," balas Steffan, berbangga diri.

"Emmh, gaya lo," cibir Alex.

Mereka sedang berada di pinggir jalan depan gerbang bangunan Flight Academy. Sebelum kembali ke hotel mereka di Jakarta dan esoknya pulang ke Palembang, orang - orang itu meminta untuk mengantar Raja ke sekolahnya.

"Kalian langsung berangkat besok?" tanya Raja pada orang - orang itu.

"Yoi lah. Meluncur. Pake kapal," ujar Jordan.

"Emm, temen - temenku yang baik dan pada ganteng - ganteng, boleh gak kalau Steffan yang malang ini naek pesawat aja? Bisa mabok laut gue kalau naek kapal." Steffan merayu dengan mengedip - ngedipkan matanya. Para lelaki itu hanya membalasnya dengan tatapan datar. Sampai akhirnya Alex membantah.

"Gak!" ucap lelaki itu. "Itu namanya gak adil. Semua orang di kapal, lo enak - enakan di pesawat," ucap Alex.

"Justru gak adil buat gue lo mikir gak sih? Gimana kalau misalnya gue mabok parah? Gue mati, kalian mau tanggung jawab emang? Hah?" Steffan menyerang dengan menakut - nakuti mereka.

Jordan di samping sana kemudian terkekeh tanpa sebab. " Ya kalau lo mati kita lemparin ke laut aja. Pakan Hiu," ucap lelaki itu disahuti gelegar tawa teman - temannya.

"Bangsat!" desis Steffan, tak terima.

"Lo kenapa sih, Step? Sama air aja takut? Kucing aja gak pernah sampe mabok," kata Bagas dari belakang.

"Apa kata lo nama gue tadi hah? Lo pikir gue penginjekan motor? Stap step stap step," ujar Steffan, kesal. Kemudian lelaki itu menunjuk Veer.

"Gara - gara lo sih ini. Dasar Piraun!" ejeknya, membuat Veer melotot.

"Lo kira gue Kafir zaman Nabi?!" sahut Veer tak terima.

"Ya lo kira gue apaan? Ema sama bapak gue bagus - bagus kasih nama pake numpeng segala lo ubah - ubah seenak jidat," kata Steffan. Semua temannya hanya terkekeh.

"Kesel gue sama lo," semprot lelaki itu pada Veer.

"Alah kesel kesel, tadi pagi apa? Lo berdua curhat - curhatan di balkon kamar apa maksud?" ujar Jordan, langsung dipelototi Veer dan Steffan karena telah membocorkan rahasia.

"Semalem juga pada gak tidur maen Ular Tangga," imbuh Marcel yang sekamar dengan mereka.

"Di motor juga tadi boncengan," tambah Sergio.

"Gue curiga gay nih," ucap Ajun.

"Bangsat! Gue gak segoblok itu!" Steffan menepak bahu Ajun saking kesalnya.

"Apa?! Lo kau ikutan? Ikutan aja ikutan! Gue ikhlas. Ridho gue buat temen - temen gue." Steffan melotot pada Raja. Pasalnya lelaki itu hanya memandanginya tanpa ikut - ikut bicara. Raja juga terkekeh hanya sesekali.

"Mulai berani nih sama Bos," adu Justin.

Steffan tersentak mendengarnya dan bergidik.

"M- maksud gue bukan gitu-"

"Pede amat lo. Gue cape, mau istirahat," balas Raja santai. Membuat Steffan bisa bernafas lega. Raja sedang baik hati.

"Ya udah Ja, lo masuk aja. Istirahat. Kita - kita juga cape. Mau persiapin diri buat besok nyebrang pulau," kata Alex.

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang